Perbudakan di Pabrik BYD, Satu Toilet untuk 31 Pekerja

Para pekerja di pabrik BYD direkrut di China oleh Jinjiang Construction Brazil.

REUTERS
Pengunjung berjalan melewati logo BYD di Pameran Otomotif Internasional Beijing 2024.
Rep: Antara/Anadolu Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, SALVADOR -- Pemerintah Brasil menyelamatkan 163 warga negara China dari kondisi "seperti perbudakan" di sebuah lokasi konstruksi di timur laut Brasil, Salvador. Perusahaan mobil listrik asal China, BYD saat ini sedang membangun pabrik di lokasi tersebut, menurut laporan ABC News.


Kantor Kejaksaan Tenaga Kerja Brasil merilis rekaman yang menunjukkan asrama dengan tempat tidur yang tidak dilengkapi kasur dan kamar tanpa tempat penyimpanan barang pribadi, seperti dilaporkan Anadolu pada Rabu (25/12/2024). Lokasi asrama terletak di Camacari, kawasan metropolitan Salvador.

Kondisi tak layak membuat pekerja terpapar sanitasi yang kritis, termasuk satu toilet untuk setiap 31 orang, kata kantor kejaksaan. Pekerja bangun pukul 04.00 pagi untuk antre menggunakan fasilitas sebelum memulai shift kerja mereka pada pukul 05.30 pagi, tambah laporan tersebut.

Para jaksa mengatakan, pekerja-pekerja tersebut direkrut di China oleh Jinjiang Construction Brazil, sebuah perusahaan kontraktor di lokasi bangunan tersebut. Perusahaan tersebut diduga menyita paspor para pekerja, menahan 60 persen dari upah mereka, dan mengharuskan mereka yang berhenti untuk membayar tiket pesawat pulang serta biaya terkait lainnya.

Upaya untuk menghubungi Jinjiang Construction di Brasil tidak berhasil, karena tidak ada nomor telepon atau alamat surat elektronik yang tersedia. BYD, salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, mengatakan, mereka akan segera mengakhiri kontrak dengan Jinjiang dan sedang menjajaki langkah-langkah yang lebih tepat.

Perusahaan tersebut memastikan bahwa pekerja yang diselamatkan akan ditempatkan sementara di hotel-hotel terdekat dan tidak akan mengalami penderitaan lebih lanjut. BYD menambahkan bahwa mereka baru-baru ini telah meminta "penyesuaian" terhadap kondisi kerja dari para kontraktornya.

Sementara itu, pihak berwenang Brasil telah menghentikan pembangunan pabrik untuk raksasa kendaraan listrik (EV) China, BYD. Hal itu lantaran alasan para pekerjanya hidup dalam kondisi yang sebanding dengan 'perbudakan'. 

Lebih dari 160 pekerja telah diselamatkan di negara bagian Bahia di timur laut Brasil, menurut pernyataan dari Kantor Kejaksaan Tenaga Kerja Umum (MPT). Mereka diduga ditempatkan di lingkungan yang 'merendahkan', dan paspor serta gaji mereka ditahan oleh sebuah perusahaan bangunan. 

BYD mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah memutuskan hubungan dengan perusahaan yang terlibat dan tetap berkomitmen untuk mematuhi sepenuhnya undang-undang (UU) Brasil. Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi pada Maret 2025, dan ditetapkan menjadi pabrik kendaraan listrik pertama BYD di luar Asia. 

Para pekerja yang dipekerjakan oleh Jinjiang Construction Brasil tinggal di empat fasilitas di kota Camacari. Di salah satu fasilitas tersebutu, para pekerja dipaksa tidur di tempat tidur tanpa kasur, menurut Jaksa. 

Setiap kamar mandi juga digunakan bersama oleh sebanyak 31 pekerja, sehingga mereka harus bangun pagi-pagi sekali agar siap bekerja. "Kondisi yang ditemukan di tempat tinggal tersebut mengungkap gambaran yang mengkhawatirkan tentang ketidakamanan dan degradasi," kata MPT dikutip dari BBC.com, Kamis. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler