Profesor Kolombia Bongkar Jati Diri Yahudi Israel Kini dan Rencana Kuno Zionisme
Yahudi Israel bukanlah penduduk asli Palestina
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Profesor Sejarah Universitas Kolombia Joseph Massad mengatakan zionis menciptakan mitos 'Israel kuno' dan klaim palsu 'Hitlerian' bahwa orang Yahudi eropa adalah keturunan genetik orang Ibrani kuno.
“Arkeologi adalah 'usaha penjajah. Klaim bahwa orang palestina berasal dari pemukim Arab selama penaklukan Islam adalah propaganda Israel,” kata dia dalam podcast Ejaz Haider, Senior Resident Fellow di Center for Security, Strategy, and Policy Research (CSSPR) di Universitas Lahore, dikutip dari MEMRI, Kamis (2/1/2025).
Massad yang mengajar mata kuliah berjudul "Sejarah Pencerahan Yahudi (Haskala) di Eropa abad ke-19 dan perkembangan Zionisme ini mengatakan gagasan bahwa orang Yahudi Eropa entah bagaimana merupakan keturunan langsung dari orang Ibrani Kuno, tentu saja, merupakan klaim palsu.
Dia menambahkan bahwa meskipun beberapa orang Yahudi mungkin memiliki hubungan religius atau spiritual dengan orang Ibrani Kuno, orang-orang Kristen Eropa mulai menyatakan pada abad ke-17 dan ke-18 bahwa orang Yahudi berasal dari Asia untuk mengasingkan mereka dari Eropa.
Lebih lanjut dia mengklaim hampir seperti proyek Hitler untuk berbicara tentang orang Yahudi secara genetic dan bahwa pembicaraan tentang hubungan genetik antara orang Yahudi dan Ibrani Kuno atau Israel Kuno "menjadi populer" hanya pada abad ke-19 dengan munculnya ilmu biologi.
Dia juga menyatakan bahwa "propaganda Israel" mengklaim bahwa orang Palestina adalah keturunan penjajah Arab, tetapi menegaskan bahwa hal ini tidak benar, karena penaklukan Arab-Islam di Levant dan Afrika Utara bukanlah proyek kolonialis pemukim.
"Penaklukan Arab atau Islam atas Suriah Raya, termasuk Palestina atau bahkan Afrika Utara, bukanlah sebuah proyek kolonial pemukim. "Tentu saja, mitologi mereka juga mencakup aspek-aspek penemuan Israel Kuno,” ujar dia.
"Ini semua adalah permainan arkeologi, dan kita tahu arkeologi, tentu saja, adalah bagian dari kolonialisme. Ini adalah ilmu yang dimulai pada abad ke-18 dan awal abad ke-19, sebagai bagian dari usaha colonial,” kata dia menambahkan.
Massad menolak catatan arkeologi sebagai "usaha kolonial." Dia menambahkan bahwa orang Palestina adalah satu-satunya kelompok di wilayah tersebut yang tidak diizinkan untuk mengklaim bangsa Ibrani Kuno sebagai nenek moyang mereka karena "beberapa kelompok Eropa yang aneh" mengklaim mereka untuk diri mereka sendiri.
BACA JUGA: Mengejutkan, Al-Julani Sebut Hayat Tahrir Al-Sham Suriah tak akan Perang Lawan Israel
Dia menyebut, apa yang istimewa di sini tentang Zionisme bukan hanya penemuan Israel Kuno dan penemuan orang Yahudi sebagai keturunan Ibrani Kuno - hampir seperti proyek Hitler untuk berbicara tentang orang Yahudi secara genetik dengan cara ini.
“Tentu saja, hal ini baru menjadi mode pada abad ke-19, dengan munculnya ilmu pengetahuan rasial dan ilmu biologi,” tutur dia.
"Sungguh aneh bahwa satu-satunya orang di wilayah itu - orang Palestina adalah satu-satunya orang yang tidak dapat mengklaim orang Ibrani Kuno sebagai nenek moyang mereka, karena ada kelompok Eropa yang aneh yang mengklaim mereka sebagai nenek moyang mereka."
Sejumlah penelitian dan tes DNA telah berhasil mengungkapkan siapa sebenarnya Yahudi yang kini tinggal di Israel dan telah merebut tanah Palestina.
Sebuah penelitian menyebutkan, hampir semua pendiri negara Israel ini adalah orang-orang Yahudi yang bermigrasi dari Eropa, khususnya Rusia, Eropa Timur, Eropa Tengah, dan sebagian Eropa Barat seperti Jerman.
Mulai dari Chaim Weizmann (presiden pertama Israel) dan David Ben-Gurion (perdana menteri pertama Israel) yang secara resmi menyatakan pendirian negara Israel pada 1948 ternyata juga termasuk Yahudi Ashekenazi.
Yahudi Ashkenazi yang jumlahnya paling besar di Israel adalah Yahudi first class. Sementara itu, penduduk Yahudi lainnya diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.
Di samping itu, orang-orang Arab, baik Muslim, Kristen, Druze, maupun yang lain-lain, yang enggan pergi dari rumahnya sejak kawasan itu dianeksasi Israel juga mendapat diskriminasi, bahkan lebih buruk.
Aljazeera dalam artikel bertajuk "Israel's Great Divide" pada 13 Juli 2016, misalnya, mengungkapkan perlakukan diskriminatif terhadap Yahudi Mizrahi dan Yahudi Sephar di sana. Diskriminasi itu juga ditulis Times of Israel dengan judul "Study Finds Huge Wage Gap Betwween Ashkenazim, Mizrahim”
Yahudi Mizrahi adalah Yahudi dari kawasan Timur Tengah. Sementara itu, Yahudi Sephardi adalah Yahudi Spanyol, yang dahulu merupakan bekas penduduk Andalusia, yang sebagiannya kemudian pindah ke Afrika, terutama Maroko, atau Anatolia yang saat itu dikuasai Khilafah Ottoman, agar tidak dipersekusi dan diinkuisisi saat wilayah itu direbut dari tangan Muslim.
Yang paling telak mengungkap penyamaran Yahudi Ashkenazi tersebut adalah pembuktian genetika. Tes DNA itu dilakukan Eran Elhaik, seorang ahli genetika dari Universitas Johns Hopkins School of Public Health, Amerika Serikat.
BACA JUGA: Mengapa Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?
Penelitiannya menyebutkan Yahudi Ashkenazi didominasi komponen Khazaria dengan angka fantastis, yaitu 30-38 persen. Sementara itu, komponen Timur Tengahnya, menurut wawancara khusus Haaretz dengan Elhaik, ternyata sangat kecil sehingga sulit untuk mengatakan mereka berasal dari Kanaan (Palestina).
Hasil penelitiannya itu dipublikasikan di Jurnal Genome Biology and Evolution edisi 17 Januari 2013. Di jurnal terbitan Oxford University Press itu, hasil penelitian tersebut ditulis dengan judul The Missing Link of Jewish European Ancestry: Contrasting the Rhineland and the Khazarian Hypothese.
Hal ini terbukti pula pejabat-pejabat tinggi yang berada di pemerintah Israel saat ini, ternyata bukanlah keturunan asli Yahudi Palestina, atau dengan kata lain bukanlah orang-orang Yahudi yang disebut dalam kitab Suci Taurat.
Pejabat-pejabat Israel saat ini dan para pendahulunya, ternyata merupakan keturunan Yahudi azkhenazi atau Yahudi yang berasal dari negeri Eropa.
Di Israel, kelompok Yahudi Ashkenazi dianggap sebagai Yahudi Frist Class, sedangkan Yahudi lainnya dianggap sebagai warga negara kelas dua. Siapa saja pejabat-pejabat Israel yang ternyata bukanlah keturunan asli Yahudi Palestina?
Pertama, Isaac Herzog
Isaac Herzog merupakan Presiden Israel keturunan Ireland and Eastern Europe. Kakeknya, Isaac Halevi Herzog adalah kepala rabi pertama Irlandia. Ayahnya Chaim Herzog adalah kepala militer Israel pertama (1948–50) dan ibunya, Aura Ambache lahir dari keluarga Eropa Timur yang bermigrasi ke Jaffa.
Dua, Benjamin Netanyahu
Netanyahu merupakan Presiden Israel keturunan Polandia, ibunya, Tzila Segal adalah seorang Yahudi kelahiran Israel dan ayahnya Benzion Mileikowsky yang mengubah namanya menjadi Benzion Netanyahu adalah seorang Yahudi sekuler dari Polandia.
Tiga, Yoav Gallant
Gallant adalah Menteri Pertahanan Israel yang lahir di Jaffa pada tahun 1958. Ia putra seorang Yahudi Polandia yang selamat dari Holocaust Nazi. Ibunya, Fruma, berada di kapal SS Exodus, sebuah kapal yang mengangkut pengungsi Yahudi Eropa ke Palestina. Gallant diperkirakan akan menjadi Perdana Menteri masa depan menggantikan Netanyahu.
Empat, Bezazel Smotrich
Smotrich merupakan Menteri Keuangan Israel. Nama belakangnya diambil dari kota Smotrych di Ukraina, tempat nenek moyangnya tinggal. Kakeknya Yaakov berimigrasi ke Palestina sebelum perang dunia II. Jadi Smotrich merupakan Yahudi Israel keturunan Ukraina.
Lima, Itamar Ben Gvir.
Ben Gvir merupakan Menteri Keamanan Sayap Kanan Israel. Itamar Ben Gvir merupakan keturunan imigran Yahudi asal Irak, sedangkan ibunya adalah seorang imigran Yahudi Kurdi.
Enam, Menteri Perekonomian dan Industri Israel, Eli Cohen. Ia lahir di Holon dari keluarga Yahudi imigran dari Maroko.
Tujuh, pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid merupakan seorang Yahudi asal Serbia, sedangkan kakeknya merupakan Yahudi Hongaria.
Delapan, mantan menteri pertahanan dan kabinet perang, Benny Gantz, merupakan Yahudi keturunan Hungary (ibu) and Romania (ayah).
Sembilan, Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan datang dari keluarga dari Yahudi Rumania dan Yahudi Hungaria
Sepuluh, Diplomat dan penasihat pemerintah Israel, Mark Revege merupakan Yahudi keturunan Australia dan German
Sebelas, Duta besar untuk Inggris, Tzipi Hotovely merupakan Yahudi keturunan Georgia.