Hamas Minta WHO dan Palang Merah Kerahkan Pemantau Internasional ke RS di Gaza

Israel dinilai telah berlaku sadis dan teror terhadap penduduk Palestina.

AP Photo/Nasser Nasser
Seorang gadis Palestina mengenakan ikat kepala bertuliskan Brigade al-Qassam dalam protes pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh, di Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 31 Juli 2024 .
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menilai rezim Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas keselamatan dr Hussam Abu Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, dan para petugas kesehatan yang ditahan.

Baca Juga


Gerakan tersebut mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Palang Merah Internasional untuk segera mengambil tindakan, melawan tekanan Israel. Hamas meminta organisasi tersebut mengerahkan pemantau internasional ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza untuk memastikan perlindungan mereka.

Pernyataan tersebut juga menuntut tekanan pada pendudukan Israel untuk mengizinkan inspeksi penjara dan pusat penahanan, tempat para tahanan Palestina menghadapi penyiksaan berat, ujar Hamas dalam sebuah pernyataan pada Jumat (3/1/2025) seperti dikutip dari Al Mayadeen.

Hamas menuding penjajah Israel melanjutkan kampanye genosida, pembersihan etnis, dan pemindahan paksa terhadap warga Palestina di Jalur Gaza selama 455 hari berturut-turut.

Anggota Biro Politik Hamas Basem Naim mengatakan militer Israel telah menggunakan kejahatan sadis, terorisme brutal, pengeboman tanpa pandang bulu, dan taktik balas dendam fasis terhadap penduduk Palestina, dengan dukungan penuh dari AS, Inggris, dan negara-negara Barat tertentu.

Ia menggambarkan, perilaku Israel ini sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, piagam PBB, dan nilai-nilai dasar kemanusiaan. Naim menyoroti penghancuran infrastruktur perawatan kesehatan Gaza, khususnya di utara, sebagai salah satu kejahatan paling keji yang dilakukan oleh Israel"selama perang 15 bulan di jalur yang diblokade itu.

Pejabat senior Hamas menggarisbawahi bahwa pasukan pendudukan Israel mencegah pengiriman obat-obatan penting, bahan bakar, dan pasokan medis ke warga sipil dan rumah sakit, sambil menghalangi pekerjaan tim medis dan ambulans.

Naim mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir saja, pendudukan Israel mengintensifkan serangannya, melancarkan lebih dari 34 serangan udara di Gaza, menewaskan lebih dari 105 warga Palestina.

Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

 

 

Tata kelola Gaza

Terkait tata kelola Gaza, Hamas menyatakan dukungannya terhadap inisiatif yang didukung Mesir untuk membentuk komite dukungan masyarakat sementara guna mengelola urusan Gaza. Kelompok tersebut mendesak Fatah dan Otoritas Palestina untuk bekerja sama dalam upaya ini guna menciptakan kerangka politik yang terpadu.

Hamas mengakhiri pernyataannya dengan seruan baru untuk akuntabilitas internasional, intervensi kemanusiaan, dan perlindungan warga Palestina yang menghadapi agresi Israel yang sedang berlangsung.

Mengenang para pemimpin

Memperingati tahun pertama pembunuhan Sheikh Saleh al-Arouri, Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap Perlawanan, dengan menyatakan, "Gerakan ini terus mempersembahkan para pemimpin dan pendirinya sebagai martir."

Pernyataan itu juga mencatat upaya berkelanjutan oleh Hamas untuk terlibat dengan pemerintah dan organisasi internasional untuk meringankan penderitaan warga Palestina dan mencabut blokade di Gaza.

Sementara itu, Hamas mengonfirmasi dimulainya kembali perundingan tidak langsung dengan pendudukan Israel di Doha, menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai gencatan senjata dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Gerakan tersebut menggambarkan pendekatannya sebagai hal yang serius, positif, dan bertujuan untuk mencapai kesepakatan.

Pendukung Houthi mengangkat poster pemimpin Hamas Yahya Sinwar saat unjuk rasa anti-Israel di Sanaa, Yaman, Jumat, 18 Oktober 2024. - (AP Photo/Osamah Abdulrahman)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler