Cerita Yayasan Kemanusian Disulap Jadi Dapur Makan Bergizi Gratis Terbesar di Depok

Salah satu dapur MBG terbesar di Depok terletak di kawasan Tapos.

Republika/Prayogi
Para pekerja menyiapkan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Dapur Makan Bergizi Gratis Kebayunan, Tapos, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1/2025). Sebanyak 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur mulai beroperasi hari ini, untuk memasok menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dapur Kebayunan yang menjadi salah satu mitra mandiri Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut memiliki 5 dapur dalam satu lokasi dan mampu memproduksi 16.203 Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap hari. Jumlah 16.203 MBG tersebut di distribusikan ke 39 sekolah dari PAUD hingga SLTA, juga ibu hamil dan menyusui di kecamatan Tapos dan Harjamukti, kota Depok. Pemerintah Republik Indonesia secara resmi memulai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (6/1/2025) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui akses gizi yang lebih baik.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Noor Alfian Choir

Program andalan Presiden Prabowo Subianto, yakni makan bergizi gratis (MBG) dimulai per Senin (6/1/2025) hari ini. Salah satu daerah yang telah melaksanakan program tersebut yakni di sejumlah sekolahan yang ada di Depok.

Di Depok sendiri sudah banyak dapur MBG yang disiapkan pemerintah untuk mendukung program tersebut. Salah satu dan terbesarnya yakni dapur MBG Kebayunan yang terletak di Tapos, Depok, Jawa Barat. Di mana dapur itu terdiri dari 5 dapur dan kebagian jatah untuk menyediakan sekitar 15 ribu porsi/hari bagi 39 sekolah yang ada di Depok yakni PAUD 2, TK/RA 3, SD/MI 20, SMP/MTS 8, dan SMA/SMK/MA 6.

Dapur MBG Kebayunan bermula dari kumpulan dapur yayasan yang bergerak di bidang kemanusiaan. Namun, setelah itu dapur yayasan tersebut ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menjadi mitra dalam menyiapkan makanan program andalan Prabowo-Gibran itu.

Pantauan Republika, hilir mudik pekerja sudah mulai tampak sejak pukul 06.38 WIB. Di mana pekerja sudah rampung melakukan pengemasan dan makanan sudah siap didistribusikan ke setiap sekolah hingga PAUD di rentang area 3,5 kilometer dari dapur tersebut.

Kepala Dapur MBG Kebayunan, Novia Ayu mengungkapkan setiap harinya dapur tersebut mengerjakan belasan ribu pesanan. Di mana pengerjaannya sudah dibagi per dapur dan jamnya untuk efisiensi dalam pengerjaannya.

“Kalau koki dan helper bekerja di jam 12.00 malam sampai jam 04.00 pagi. Jam 04.00 pagi mulai beralih kepada packer. Jam 06.00 beralih untuk proses distribusi,” kata Novia ketika ditemui awak media, Senin (6/1/2025).

Novia menceritakan jika setiap dapur MBG yang ada terdiri dari 50 orang. Di mana 4 orang berasal dari BGN dan sisanya adalah pekerja.

Ia pun mengklaim bahwa hampir 95 pekerja adalah masyarakat sekitar. Namun, setiap pekerja telah menjalani pelatihan atau memasak menu yang terstandar untuk MBG.

“95 persen kami dari masyarakat sekitar. Dapur Kebayuna sudah melakukan uji coba lebih dari tiga kali. Kalau bersama BGN berarti empat kali. Jadi kami mencoba melatih sendiri para SDM-SDM ini, warga-warga sekitar, untuk kita ditraining mengenal alat dapur, bagaimana melakukan pemorsian, bagaimana melakukan pendistribusian,” katanya.

Pihaknya juga mengklaim tak hanya melibatkan masyarakat sekitar namun juga UMKM, petani, serta sejumlah pedagang kecil di pasar sebagai pemasok. Ia mengatakan jika salah satu menu MBG hari ini bahannya berasal dari hasil tani masyarakat sekitar.

“Kami melibatkan UMKM. Bahkan kami melibatkan petaninya. Salah satu yang melibatkan petani adalah bahan baku kami mengambil langsung dari petani. Seperti hari ini di dapur 4 adalah menunya ada bayam yang ditentukan oleh ahli gizi BGN,” katanya.

“Kami menghimpun para pedagang-pedagang itu, untuk kami minta menyiapkan bahan baku. Karena memang khusus dapur Kebayunan bahan baku yang harus disiapkan lumayan besar dalam sehari,” katanya menambahkan.

Meskipun ada bahan dari petani sekitar, pihaknya memastikan jika bahan tersebut telah lolos uji standar yang ditetapkan oleh BGN.

“Jadi dari pengolahan bahan baku, sampai SDM-nya, sampai distribusi itu semua dapur kami memenuhi ketentuan dari BGN.

Baca Juga


Karena memang ada klasifikasi di setiap item tadi. Dari pengolahan baku punya cukni sendiri, dari SDM punya sendiri, dari distribusi pun punya sendiri,” katanya.

 

 

Soal penjagaan mutu agar makanan tidak basi, Novia juga mengungkapkan pihak dapur sudah menyediakan pegawai teknis dan manajemen. Di mana nantinya akan ditunjuk kepala dapur yang telah bersertifikat untuk mengontrol bahan makanan apa yang dimana terlebih dahulu agar tidak basi.

“Penanggung jawab dapur ini sudah tersertifikasi. Nah, beliau-beliau ini yang memanajemen waktu. Kapan bahan diolah, kapan bahan masuk di tempat pendinginan, kapan bahan sudah dibolehkan untuk masuk,” katanya.

Soal rasa, pihaknya mengaku tantangan menyediakan MBG adalah untuk Balita. Meskipun, ia mengaku di hari pertama ini ketika tinjauan memang tidak ditemukan permasalahan.

“Yang pasti paling sulit memang balita. Karena kan balita memang ada yang harus banyak diperhitungkan. Kalau SMP, SMA mungkin migramasinya yang berbeda. Karena kan sudah otomatis sudah anak-anak remaja, bukan lagi anak-anak. Tapi kalau standarisasi gurihnya, saya rasa agak kesulitan di balita atau paut. Tapi sejauh ini, berjalan hari ini, alhamdulillah sudah cukup baik,” katanya.

Novia menjelaskan pemberian MBG akan dilakukan dari hari Senin-Jumat. Di mana menu yang diberikan berbeda setiap harinya. Selain menu, pihaknya bersama Sarjana Penggerak Pembangun Indonesia (SPPI) juga memitigasi alergi pada siswa dari 39 sekolah yang didistribusikan MBG.

“SPPI dan kami bekerja sama sudah memitigasi resiko terkait alergi. Jadi kami mendata setiap siswa itu untuk data alergennya,” katanya.

Sementara itu, salah seorang warga kampung Kebayunan Diana (30) mengaku ia kebagian menjadi packer atau mengemas makanan di dapur tersebut. Ia mengatakan jika ada pelatihan yang dilakukan kepada masyarakat selama sebulan sebelum program ini resmi dimulai. Ia pun mengaku senang bisa ikut andil di program yang diinisiasi pemerintah era Prabowo.

“Seneng si bisa nyiapin buat anak anak, sudah di atur dari atasan si, gak ada masalah si lancar semua karena udah dijadwal semua si,” katanya.

Komik Republika Si Calus Generasi Emas - (Daan Yahya/Republika)

Sementara itu, warga lainnya atas nama Jumiyati (50) mengatakan bangunan yang digunakan dapur MBG itu adalah bekas ruko yang berjualan makanan. Namun, lantaran pandemi Covid-19 ruko tersebut pun tutup.

“Setahu saya itu dulu jualan makanan, ruko-ruko gitu, tapi karena covid tutup,” katanya.

Jumiyati juga mengatakan jika memang kebanyakan pekerja di dapur tersebut adalah masyarakat sekitar. Ia mengatakan jika banyak warga yang mendaftar begitu mengetahui ruko tersebut dirubah menjadi dapur MBG untuk program Prabowo.

“Iya banyak warga sekitar yang melamar kesitu begitu tahu mau digunakan dapur sama pak Prabowo, pasar datang melamar,” katanya.

Meski tak mengetahui secara pasti gaji dari para pekerja di dapur MBG kebayun, ia mengatakan jika program tersebut sedikit banyak membantu perekonomian masyarakat sekitar. “Iyalah membantu, katanya yang cuci piring gajinya 70 ribu/hari dan yang masak 250 ribu per hari,” katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh salah seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya. Ia mengatakan jika menurut perjanjian gaji yang akan diterimanya di bawah UMR Depok.

“(Gaji) nggak nyampai UMR Depok sih, setahu saya kalau chef. Kalau cuci piring lebih jauh lagi, mungkin setengahnya tapi lumayan kalau buat ibu rumah tangga,” katanya.

Kendati demikian, pihaknya mengatakan adanya program tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat sekitar karena membuka lowongan pekerjaan. “Pasti kalau itu, khususnya untuk warga sekitar sini,” katanya mengakhiri.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler