Rasulullah dan Sedekah Satu Butir Gandum

Sebutir gandum jadi ukuran sedekah yang diusulkan Ali kepada Nabi SAW.

Republika.co.id
ILUSTRASI Rasulullah SAW
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Abi Hatim meriwayatkan suatu kisah dari Ibnu Abi Thalhah dan Ibnu Abbas. Diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pada suatu kali merasa kesulitan. Sebab, belakangan ini begitu banyak sahabat beliau yang terlalu sering bertanya kepada beliau. Tak sedikit pula yang meminta waktu khusus Rasulullah SAW karena ada pertanyaan dari mereka yang bersifat rahasia.

Baca Juga


Untuk meringankan beban itu, maka Allah Ta'ala menurunkan wahyu-Nya, yakni Alqurna surah al-Mujadalah [22] ayat 12.

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا نَاجَيۡتُمُ الرَّسُوۡلَ فَقَدِّمُوۡا بَيۡنَ يَدَىۡ نَجۡوٰٮكُمۡ صَدَقَةً  ‌ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ لَّكُمۡ وَاَطۡهَرُ ‌ؕ فَاِنۡ لَّمۡ تَجِدُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Tetapi jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Ayat ini memerintahkan kepada orang-orang yang beriman apabila mereka ingin berbicara secara rahasia dengan Rasulullah SAW tentang sesuatu hal yang penting, hendaklah bersedekah sebelum melakukan pembicaraan itu. Perintah itu untuk membuktikan kebesaran Nabi SAW dengan mengagungkannya, dan mendatangkan manfaat kepada fakir-miskin.

Sejak saat itu, sebagian Muslimin yang terlalu sering bertanya ini mesti terlebih dahulu mengeluarkan sedekah kepada orang miskin sebelum berkesempatan menemui Nabi SAW dan mengajukan pertanyaannya.

Bagaimanapun, Nabi SAW tak ingin memberatkan umatnya. Maka, beliau meminta pendapat Ali bin Abi Thalib tentang berapakah besaran sedekah untuk orang miskin itu, yang kiranya tidak membebani mereka.

"Bagaimana pendapatmu bila sedekah itu sebanyak 1 dinar?"

Ali menjawab, "Mereka (para sahabat Nabi) tidak akan sanggup memenuhinya."

"Bagaimana jika setengah dinar?" tanya Nabi SAW lagi.

"Mereka juga tak akan sanggup," jawab keponakan beliau itu.

"Kalau begitu, berapa seharusnya?"

"Satu butir gandum," kata Ali.

"Engkau sungguh seorang yang tak punya apa-apa," ujar Nabi.

Maka turunlah ayat berikutnya, yakni surah al-Mujadalah [22] ayat 13.

ءَاَشۡفَقۡتُمۡ اَنۡ تُقَدِّمُوۡا بَيۡنَ يَدَىۡ نَجۡوٰٮكُمۡ صَدَقٰتٍ‌ ؕ فَاِذۡ لَمۡ تَفۡعَلُوۡا وَتَابَ اللّٰهُ عَلَيۡكُمۡ فَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَ اٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيۡعُوا اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ‌ ؕ وَاللّٰهُ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ

Artinya, "Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan) pembicaraan dengan Rasul? Tetapi jika kamu tidak melakukannya dan Allah telah memberi ampun kepadamu, maka laksanakanlah shalat, dan tunaikanlah zakat, serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya! Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler