Di Balik Doa Rasulullah SAW Saat Perang Khaibar dan Kekalahan Yahudi yang Menyakitkan
Pasukan Rasulullah SAW kalahkan Yahudi saat Perang Khaibar
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Doa adalah salah satu doa yang sangat penting bagi kehidupan seorang Muslim, karena doa memiliki pengaruh yang besar di dunia dengan menghilangkan kesusahan dan mengangkat musibah, dan di akhirat berupa pahala dan ganjaran yang besar.
Nash-nash Alquran telah memerintahkan dan menganjurkannya, bahkan sampai pada ancaman untuk meninggalkan dan berpaling darinya, Allah Ta'ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Ghafir: 60).
Di antara contoh kehebatan doa tersebut, adalah doa yang dibaca Rasulullah SAW ketika Perang Khaibar. Kemenangan Islam di Khaibar begitu kuat dan besar sehingga mengakhiri kehadiran militer Yahudi di tanah Arab, bukan hanya satu atau dua dekade, atau satu atau dua abad, melainkan mengakhirinya selama lima belas abad.
Setelahnya orang-orang Yahudi tidak bangkit, tidak mengibarkan bendera untuk mereka, dan tidak mengibarkan bendera untuk mereka. Dalam perang tersebut Rasulullah SAW berdoa:
اللَّهمّ رَبَّ السَّمَوَاتِ وَمَا أَظْلَلْنَ وَرَبَّ الْأَرَضِينَ وَمَا أَقَلَلْنَ، وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضَلَلْنَ، وَرَبَّ الرِّيَاحِ وَمَا أَذْرَيْنَ فَإِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذِهِ الْقَرْيَةِ وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا
"Wahai Tuhan langit dan segala yang ada di bawahnya, Tuhan tujuh lapis bumi dan segala yang ada di atasnya, Tuhan setan-setan dan segala yang menyesatkan, serta Tuhan angin dan segala yang diterbangkannya. Sesungguhnya, kami mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini serta kebaikan penduduk dan segala yang ada di dalamnya. Kami berlindung kepada-Mu dan kejahatannya, kejahatan penduduk, dan kejahatan yang ada di dalamnya.”
Allah pun mengabulkan doa Rasul SAW.
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا وَمَغَانِمَ كَثِيرَةً يَأْخُذُونَهَا ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا وَعَدَكُمُ اللَّهُ مَغَانِمَ كَثِيرَةً تَأْخُذُونَهَا فَعَجَّلَ لَكُمْ هَٰذِهِ وَكَفَّ أَيْدِيَ النَّاسِ عَنْكُمْ وَلِتَكُونَ آيَةً لِلْمُؤْمِنِينَ وَيَهْدِيَكُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya). Serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
BACA JUGA: Hadits Nabi SAW Ungkap Tentara Yaman Terbaik dan 12 Alasan Dukung Palestina
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.
Itulah janji Allah. Dalam peperangan ini, umat Islam berhasil meraih kemenangan yang gemilang. Peristiwa ini terjadi pada Muharram 7 Hijriyah, sebagaimana pendapat ath-Thabari dalam Tarikh-nya. Namun, pendapat lain menyatakan pada bulan Safar, sebagaimana diungkapkan Al-Waqidi dalam Al-Maghazi. Ibnu Saud dalam Ath-Thabaqat menyatakan pada bulan Jumadil Awal.
Lantas seperti apa jalannya Perang Khaibar?
Kisah pertempuran antara kaum Muslim dan Yahudi di Khaibar ini terjadi di pengujung bulan Muharram tahun 7 H. Pertempuran ini menjadi salah satu pertempuran kaum Muslim yang paling sengit karena kondisi pasukan Yahudi saat itu sangat kuat.
Pertempuran ini dipicu oleh ulah orang-orang Yahudi Khaibar yang sering kali melakukan tindakan licik mengadu domba kaum Muslim. Bahkan, kaum Yahudi Khaibar yang memiliki pasukan sebanyak 10 ribu orang dengan senjata lengkap dan benteng sangat kuat bersikap seolah menantang kaum Muslim.
Menghadapi kondisi tersebut, Rasulullah SAW memutuskan untuk mempersiapkan pasukan dan berangkat ke Khaibar. Pasukan Muslim yang disiapkan hanya berkekuatan 1.600 orang dengan 200 orang yang mengendarai kuda.
Ketika akan tiba di Khaibar, Rasulullah memerintahkan pasukan berhentinya. Di tempat ini, beliau berdoa kepada Allah SWT. “Wahai, Tuhan langit dan segala yang ada di bawahnya, Tuhan tujuh lapis bumi dan segala yang ada di atasnya, Tuhan setan-setan dan segala yang menyesatkan, serta Tuhan angin dan segala yang diterbangkannya, sesungguhnya kami mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini serta kebaikan penduduk dan segala yang ada di dalamnya. Kami berlindung kepada-Mu dan kejahatannya, kejahatan penduduk, dan kejahatan yang ada di dalamnya.”
Ketika menghadapi serbuan kaum Muslim, kaum Yahudi sudah mempersiapkan diri. Pasukan Romawi yang lebih kuat pun belum tentu mampu menaklukkan benteng Khaibar yang memiliki sistem pertahanan berlapis-lapis.
Dalam pertempuran ini, kaum Muslim bertempur dengan keteguhan hati yang sangat tinggi. Saat itu, pasukan Rasulullah langsung menyerbu jantung pertahanan musuh. Pasukan Yahudi saat itu dipimpin Sallam bin Misykam. Perempuan, anak-anak, dan harta benda mereka ditempatkan di benteng Watih dan Sulaim. Sedangkan, persediaan makanan dikumpulkan di benteng Na’im.
BACA JUGA: Pemimpin Houthi: Amerika Serikat Gagal Total Taklukkan Yaman
Saat pertempuran, Sallam sebenarnya berhasil dibunuh pasukan Muslim. Namun, kematian komandan pasukan Yahudi ini tidak menyebabkan pertahanan Khaibar mudah ditembus. Rasulullah bahkan sampai menugaskan Abu Bakar dan Umar untuk menembus pertahanan Khaibar, tetapi tak berhasil. Setelah komando pasukan diserahkan kepada Ali bin Abu Thalib, pertahanan pasukan Yahudi berhasil dipatahkan.
BACA JUGA: Jubir Al-Qassam Abu Ubaidah: Yahya Sinwar Resmi Dibaiat, Bukti Hamas Kuat Semakin Solid
Di Khaibar inilah nama Ali menjulang. Keberhasilannya merenggut pintu benteng untuk kemudian menjadi perisai selalu dikisahkan dari abad ke abad. Harith bin Abu Zainab yang ditunjuk sebagai komandan pasukan kaum Yahudi setelah Sallam tewas juga berhasil dibunuh.
Satu demi satu benteng Yahudi di Khaibar dapat dikuasai pasukan Muslim. Namun, di dua benteng terakhir, tentara-tentara Yahudi bertahan dengan sangat gigih sehingga banyak korban yang jatuh, baik di pihak Islam maupun mereka.
Namun...
Namun, lambat laun, pihak Yahudi menyerah dan menyatakan bersedia keluar dari Khaibar bersama-sama dengan keluarganya masing-masing. Seluruh benteng kemudian diserahkan kepada pasukan umat Islam.
Di dalam benteng-benteng tersebut, kaum Muslim memperoleh banyak senjata dan menemukan ribuan kitab Taurat. Kaum Yahudi kemudian meminta kitab-kitab tersebut dikembalikan. Tuntutan ini dikabulkan oleh Rasulullah SAW.
Bahkan, Rasulullah juga memerintahkan pasukannya untuk tetap melindungi warga Yahudi dan seluruh kekayaannya selama dalam perjalanan ke luar Khaibar. Kecuali, seorang Yahudi bernama Kinana bin Rabi yang terbukti berbohong saat dimintai keterangan Rasulullah.
Perlindungan itu sengaja diberikan Rasulullah untuk menunjukkan perbedaan perlakuan umat Islam dan Kristen terhadap pihak yang dikalahkan. Pasukan Kristen dari Kekaisaran Romawi biasanya akan akan menghancurkan kelompok Yahudi yang dikalahkannya. Sekarang, kaum Yahudi Khaibar diberi kemerdekaan untuk mengatur dirinya sendiri sepanjang mengikuti garis kepemimpinan Rasulullah.
Perang Khaibar ini diceritakan menelan korban 93 orang dari pihak Yahudi dan 15 orang dari pihak pasukan Muslim. Rasulullah pun sempat tinggal beberapa lama di Khaibar. Namun, di tempat ini, Rasulullah nyaris meninggal karena diracun Zainab binti Harith yang ternyata istri Sallam, komandan pasukan Yahudi yang tewas dalam pertempuran.
Saat itu, Zainab mengirim sepotong daging domba untuk pasukan Rasulullah. Rasulullah SAW pun sempat menggigit sedikit daging tersebut, tetapi segera memuntahkannya setelah merasa ada hal yang ganjil. Namun, tidak demikian halnya dengan sahabat Rasul, Bisyri bin Bara. Dia meninggal lantaran memakan daging tersebut.
BACA JUGA: Bani Israel Diperintahkan Nabi Musa untuk Menyembelih Sapi, Mengapa?
Setelah Khaibar ditaklukkan, rombongan pasukan Rasulullah pun kembali ke Madinah melalui Wadil Qura, wilayah yang dikuasai kelompok Yahudi lainnya. Sempat juga terjadi pertempuran di tempat ini. Namun, sebagaimana di Khaibar, mereka kemudian berhasil ditaklukkan juga. Sementara itu, kaum Yahudi di Taima mengulurkan tawaran damai tanpa melalui peperangan.