IHSG Lesu Sepekan Terakhir, Kapitalisasi Pasar Tercatat Rp 12.403 Triliun

Transaksi rata-rata harian bursa menurun 10,45 persen.

Republika/Thoudy Badai
Pekerja mengamati layar yang menampilkan data pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025). Pada pembukaan perdagangan saham 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau dengan menguat 30,21 poin atau 0,43 persen ke level 7110.114.
Rep: Eva Rianti Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan data perdagangan saham pada sepekan terakhir, 6—10 Januari 2025. Data menunjukkan terjadinya kinerja yang variatif, namun mayoritas mengalami pelemahan. 

“Perubahan terjadi pada kapitalisasi pasar Bursa, yaitu sebesar 0,34 persen menjadi Rp 12.403 dari Rp 12.445 triliun pada sepekan sebelumnya. IHSG pekan ini turut mengalami perubahan sebesar 1,05 persen menjadi berada pada level 7.088,866 dari 7.164,429 pada pekan lalu,” tulis BEI dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (11/1/2025). 

Kinerja penurunan juga tercatat pada angka rata-rata nilai transaksi harian bursa, yakni turun 10,45 persen menjadi Rp 8,72 triliun dari Rp 9,74 triliun pada pekan sebelumnya. Rata- rata volume transaksi harian bursa juga mengalami penurunan sebesar 17,37 persen menjadi lembar 17,66 miliar lembar saham dari 21,38 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. 

Adapun, investor asing hari ini mencatatkan nilai jual bersih Rp 201,56 miliar, dan investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp 2,94 triliun sepanjang tahun 2025. 

Sementara itu, angka rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami kenaikan. Tercatat, rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 0,89 persen menjadi 1,04 juta kali transaksi dari 1,03 juta kali transaksi pada pekan lalu. 

BEI diketahui melakukan sejumlah kegiatan pada pekan 6—10 Januari 2025. Selama pekan tersebut, terdapat lima saham, tiga obligasi, dua sukuk, dan satu waran yang tercatat di BEI. 

 

Pada Rabu (8/1/2025), perdagangan BEI dibuka oleh PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). YOII yang tercatat di papan pengembangan bergerak di sektor keuangan dengan sub industri asuransi umum. 

YOII menjadi perusahaan pertama yang tercatat di BEI pada 2025 dengan nilai fund-raised sebesar Rp 41,21 miliar. Kemudian, KSIX yang tercatat di papan utama bergerak di sektor properti & real estat dengan sub industri pengembang & operator real estat. 

KSIX menjadi perusahaan ke-2 yang tercatat di BEI pada 2025 dengan nilai fund- raised sebesar Rp 144,95 miliar. Sementara, RATU yang tercatat di papan pengembangan bergerak di sektor energi dengan sub industri produksi & penyulingan minyak & gas dan menjadi perusahaan ke- 3 yang tercatat di BEI pada 2025 dengan nilai fund-raised sebesar Rp 624,46 miliar. 

Pada hari yang sama, Rabu (8/1/2025), terdapat dua Obligasi dan satu sukuk yang tercatat di BEI. Yakni obligasi berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, sukuk mudharabah berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 oleh PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, dan obligasi berkelanjutan V Medco Energi Internasional Tahap III Tahun 2025 oleh PT Medco Energi Internasional Tbk.

Obligasi berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024dicatatkan dengan nilai pokok Rp 1.750.000.000.000 dan sukuk mudharabah berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 dicatatkan dengan nilai pokok Rp 1.196.050.000.000. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Kredit Rating Indonesia untuk obligasi berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 adalah idA+ (Single A Plus) dan irAA- (Double A Minus), dan untuk sukuk mudharabah berkelanjutan I Pindo Deli Pulp and Paper Mills Tahap I Tahun 2024 adalah idA+(sy) (Single A Plus Syariah) dan irAA- (Double A Minus) dengan wali amanat PT Bank KB Bukopin Tbk. 

Kemudian, obligasi berkelanjutan V Medco Energi Internasional Tahap III Tahun 2025 mulai dicatatkan di BEI dengan nilai pokok Rp 2.500.000.000.000. Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk obligasi berkelanjutan V Medco Energi Internasional Tahap III Tahun 2025 adalah idAA- (Double A Minus) dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat. 

Kemudian, pada Kamis (9/1/2025), pembukaan perdagangan BEI dilakukan oleh Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) dan PT Hero Global Investment Tbk (HGII) dalam rangka pencatatan perdana saham. BRRC yang tercatat di papan pengembangan bergerak pada sektor barang konsumen primer dengan sub industri makanan olahan. 

BRRC merupakan perusahaan tercatat ke-4 yang tercatat di BEI pada 2025 dengan total fund-raised senilai Rp 61,21 miliar. Selain saham, BRRC juga mencatatkan Warrant I dengan kode BRRC-W dengan exercise price senilai Rp 210,00. HGII yang tercatat di Papan P engembangan bergerak pada sektor Infrastruktur dengan sub industri Utilitas Listrik. HGII menjadi perusahaan ke-5 yang tercatat di BEI dengan total fund-raised sebesar 260 miliar. 

 

Pada hari yang sama, Kamis (9/1/2025) terdapat satu obligasi dan satu sukuk yang tercatat di BEI. Yakni Obligasi I Indonesian Paradise Property Tahun 2025 oleh PT Indonesian Paradise Property Tbk dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 oleh PT Pos Indonesia (Persero). 

Obligasi I Indonesian Paradise Property Tahun 2025 dicatatkan dengan nilai pokok sebesar Rp 500.000.000.000. Obligasi ini mendapat peringkat idAAAcg (Tripe A, Corporate Guarantee) dari Pefindo dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak Wali Amanat. 

Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 dicatatkan dengan nilai pokok Rp 96.475.000.000. Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 mendapat hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia A(idn) (Single A) dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai wali amanat. 

Pada Jumat (10/1/2025), PT Pos Indonesia (Persero) melakukan seremoni pembukaan perdagangan BEI dalam rangka pencatatan sukuk tersebut. 

Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2025 adalah lima emisi dari tiga emiten senilai Rp 7,00 triliun. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 590 emisi dengan nilai outstanding sebesar Rp 476,56 triliun dan 85,71 juta dolar AS, yang diterbitkan oleh 134 emiten.   

“Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 234 seri dengan nilai nominal Rp 6.126,51 triliun dan 502,10 juta dolar AS. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak delapan emisi Efek Beragun Aset (EBA) dengan nilai Rp 2,42 triliun,” lapor BEI.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler