Ramai Pagar Laut, Begini Perspektif Alquran dan Sains Soal Laut

Laut termasuk keajaiban dalam kehidupan makhluk di planet bumi ini.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Penampakan pagar laut di kawasan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (10/1/2024). Nelayan mengeluhkan sulit mencari tangkapan ikan akibat adanya pagar laut yang membentang di perairan Tangerang, Banten.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pagar laut yang terbuat dari bambu sepanjang 30 kilometer (Km) di pesisir Tangerang, Banten sedang ramai dibicarakan dan menjadi polemik. Lantas bagaimana Alquran dan sains memandang lautan?

Dalam perspektif Alquran dan sains, dijelaskan bahwa laut termasuk keajaiban dalam kehidupan makhluk di planet bumi ini. Air laut tidak pernah beristirahat meski sekejap dari bentuk gelombang air atau gerakan di bawah permukaannya. Kadangkala gelombang itu membentuk berbagai pola yang dapat dikatakan beraturan, tapi pada saat yang berbeda gerak itu tampak sama sekali kacau atau gelombang itu sangat rendah sehingga riak-riaknya seolah tak terasa. 

Jelasnya, setiap partikel air itu timbul tenggelam, bergerak ke depan dan ke belakang, tiada henti. Air laut menutup lebih dari 70 persen permukaan bumi, yaitu 3/5 dari belahan bumi utara. Sementara kedalaman rata-rata laut sekitar 3.800 meter, bandingkan dengan ketinggian rata-rata daratan yang hanya sekitar 840 meter. 

Terdapat 300 kali lebih banyak ruang hidup yang tersedia dalam lautan daripada di darat dan di udara jika digabungkan. Orang menjumpai kehidupan yang berlimpah di dekat permukaan laut dan kehidupan yang langka di kedalaman yang terdalam.

Alquran berbicara banyak sekali tentang laut, meskipun Nabi Muhammad SAW berdasarkan riwayat yang ada, diketahui tidak pernah melaut atau berlayar mengarungi samudra luas. Salah satu dari sekian banyak ayat tentang laut adalah firman Allah ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 

Dialah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur. (QS An-Nahl Ayat 14)

Dalam Tafsīr Fathul-Qadir, Asy-Syaukani menjelaskan bahwa Allah telah menganugerahkan kepada manusia kemudahan mobilitas di laut dengan berbagai alat transportasi laut dan potensi penangkapan ikan dan hasil laut lainnya seperti mutiara. Dalam rangkaian ayat ini, sebelum dan sesudahnya, disebutkan secara integral nikmat-nikmat Allah di bumi, di langit, dan di laut (samudra). Hal itu dimaksudkan sebagai penyadaran terhadap manusia akan keesaan dan kekuasaan Allah sebagai Pencipta.

Terdapat dua hasil laut yang disebut dalam ayat tersebut di atas, yaitu daging segar dan perhiasan. Menurut az-Zamakhsyari, yang dimaksud dengan daging segar adalah ikan, sementara penyertaan kata “segar” menunjukkan bahwa dalam waktu relatif singkat daging ikan akan cepat rusak. Adapun yang dimaksud dengan kata perhiasan (hilyah) pada ayat di atas adalah mutiara (lu’lu’) dan marjan.

 

Penyebutan daging (ikan) segar merupakan representasi hasil laut yang pada umumnya dikonsumsi oleh manusia. Betapa banyak biota laut berlimpah-limpah disediakan oleh Allah di lautan mulai dari ikan segar dalam berbagai bentuk dan rasanya, hingga rumput laut yang halal dikonsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan manusia. Laut yang luasnya melebihi daratan merupakan salah satu area tempat manusia mencari penghidupan yang menakjubkan. 

Wilayah yang kadang tampak tak bertepi dengan kedalaman yang mencapai ribuan meter menyimpan sejumlah besar air yang tak terhitung volumenya, bergerak dan bergelombang setiap saat. Sungguh, menurut logika manusia, bukanlah diciptakan oleh tangan manusia. 

Keanekaan hayati dan bahan mineral yang tersimpan di bawah permukaan laut tak terbayangkan jumlah dan asal-muasalnya. Makhluk hidup seperti ikan terus bereproduksi dalam jumlah yang sangat banyak untuk menyediakan mata rantai makanan bagi aneka makhluk, termasuk manusia. 

Kalaupun terjadi saling memangsa, hal itu tidak seharusnya dilihat sebagai bentuk sadisme antarmereka, melainkan sebagai sebuah mekanisme yang dibuat oleh Sang Pencipta agar keseimbangan hidup di alam tetap terjadi secara alamiah. Sekiranya tidak ada mekanisme seperti itu maka hampir dapat dipastikan seluruh lautan akan dipenuhi oleh ikan karena reproduksinya yang bersifat massal. 

Demikian pula proses alamiah bagaimana peran laut dalam menyediakan air untuk penguapan yang dengan mudah dibawa oleh angin dan menjadi hujan di berbagai wilayah yang mungkin sangat jauh dari lautan. Manusia yang berakal sehat akan meyakinkan dirinya bahwa eksistensi laut dan aneka kehidupan di dalamnya pasti diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. 

Di dalam Alquran dengan tegas disebutkan bahwa pencipta langit dan bumi, termasuk laut di dalamnya, adalah Allah SWT.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۚوَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِى الْبَحْرِ بِاَمْرِهٖ ۚوَسَخَّرَ لَكُمُ الْاَنْهٰرَ 

Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi, menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Dia juga telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dia pun telah menundukkan sungai-sungai bagimu. (QS Ibrahim Ayat 32)

Memang, hanya orang-orang yang memfungsikan akalnya dengan baik yang dapat merenungkan kemahakuasaan Allah dari fenomena alam. Laut adalah ciptaan Allah yang menakjubkan, terbentang luas seolah tak bertepi, menghubungkan antara satu tempat ke tempat lain, dengan mudah digunakan berlayar oleh aneka bentuk dan bobot kapal pengangkut barang, dari sampan-sampan kecil hingga kapal-kapal tanker, anjungan pengebor minyak lepas pantai, industri kelautan, dan berbagai macam keperluan yang dapat diperoleh melalui lautan. 

Pendek kata, langit dan bumi beserta seluruh isinya, pergantian siang dan malam, kemudahan mobilitas di lautan, fenomena hujan yang berperan menghijaukan bumi, reproduksi makhluk-makhluk di atasnya, adalah tanda-tanda kebesaran dan kemahakuasaan Pencipta, Allah SWT. Mari kita renungkan ayat berikut.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengannya Dia menghidupkan bumi setelah mati (kering), dan Dia menebarkan di dalamnya semua jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti. (QS Al-Baqarah Ayat 164)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيٰنِۙ

Baca Juga


بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيٰنِۚ

Dia membiarkan dua laut (tawar dan asin) bertemu. Di antara keduanya ada pembatas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. (QS Ar-Rahman Ayat 19-20)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ وَهُوَ الَّذِيْ مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هٰذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَّهٰذَا مِلْحٌ  اُجَاجٌۚ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخًا وَّحِجْرًا مَّحْجُوْرًا 

Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar serta segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus. (QS Al-Furqan Ayat 53)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler