Tren Berburu 'Koin Jagat' yang Meresahkan

Aksi warga berburu Koin Jagat merusak taman-taman di Kota Bandung, Jawa Barat.

Edi Yusuf
Kondisi ubin tangga Tegallega rusak oleh aktivitas sejumlah para pencari koin di Taman Tegallega, Kota Bandung, Selasa (14/1/2025). Sejumlah taman di Kota Bandung rusak akibat ulah sejumlah warga yang mencari koin tersebut. Satpol PP Kota Bandung akan memberikan sanksi kepada para pencari koin yang merusak taman.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Muhammad Fauzi Ridwan, Bayu Adji P, Antara

Baca Juga


Belakangan viral 'Koin Jagat' yang merupakan sebuah permainan yang ada dalam aplikasi Jagat. Aplikasi ini mulanya digunakan untuk menunjukkan lokasi terkini pengguna satu dengan yang lainnya, serta menandai tempat favorit dan berkesan. Pengguna juga bisa mengirimkan emoji ke pengguna lainnya.

Namun, aplikasi Jagat kemudian menawarkan permainan "Jagat Coin Hunt" yang bisa ditukar dengan hadiah jutaan rupiah di Jakarta pada Desember 2024. Akibatnya, banyak warga berburu koin ke suatu lokasi yang biasa berupa taman.

Di Kota Bandung, Jawa Barat, aktivitas warga bermain Koin Jagat tersebar di 10 taman tematik. Menurut Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Bandung sebagian besar taman mengalami kerusakan akibat diinjak-injak dan dikorek-korek oleh mereka.

Plt Kabid Pertamanan dan Dekorasi DPKP Kota Bandung Yuli Eka Dianti mengatakan sebagian besar taman tematik yang terdapat aktivitas mencari koin aplikasi jagat mengalami kerusakan. Kerusakan yang terberat berada di Taman Metrologi, Jalan Sukajadi, Kota Bandung.

"Memang kerusakan terbesar di Taman Metrologi di Taman Sukajadi," kata Yuli, saat dikonfirmasi, Senin (13/1/2025).

Yuli mengatakan kerusakan taman lainnya akibat kejadian tersebut berada di Taman Tegalega, Taman Pet. Sedangkan aktivitas pencarian koin aplikasi jagat terpantau di 10 taman di Kota Bandung seperti di Taman Maluku, Taman Inklusi, Taman Hutan Kota, Taman Babakan Siliwangi, Taman Vanda.

Di Taman Metrologi Sukajadi, ia menuturkan kini dipasang garis pembatas agar masyarakat tidak mencari koin di area tanaman. Namun, pihaknya tidak bisa melarang mereka yang datang ke taman tersebut.

"Kalau ketahuan mencari koin kita imbau jangan mencari koin, jangan sampai merusak," ungkap dia.

Yuli mengaku pengembang aplikasi tersebut telah mendatanginya, Senin (13/1/2025). Ia sudah meminta agar permainan tersebut yang akan diselenggarakan hingga tanggal 24 Januari untuk dihentikan.

"Saya minta dihentikan, mereka mau akan laporkan dulu ke pimpinan. Kita masih menunggu," kata dia.

 

 

Di Jakarta, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota untuk lebih meningkatkan pengawasan. Sebab, berdasarkan laporan dari sejumlah daerah, banyak taman yang dirusak pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencari Koin Jagat. 

"Kami sudah memberikan mention kepada jajaran perangkat daerah provinsi di Jakarta, dalam hal ini khususnya kepada Satpol PP dan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota untuk menjaga fasos dan fasum," kata dia di DPRD Provinsi Jakarta, Selasa (14/1/2025).

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam bermain koin jagat. Artinya, pemain koin jagat diharapkan tidak merusak fasum, lantaran keberadaan fasum itu tak lain untuk kepentingan publik.

"Jangan sampai malah rusak," kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah meminta Satpol PP untuk lebih siaga dalam menjaga fasum yang ada. Pengawasan juga akan ditingkatkan di sejumlah taman dan area yang berpotensi dijadikan tempat bermain koin jagat.

"Kami pastinya akan memberikan perhatian agar Satpol PP siap-siaga melibatkan penjagaan agar tidak ada fasos-fasum yang rusak," kata dia.

Selain itu, Teguh menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk mengevaluasi aplikasi Koin Jagat. Apabila dinilai memberikan banyak dampak negatif, ia berharap Kementerian Komdigi dapat menurunkan aplikasi tersebut.

"Pastinya ada beberapa variabel, tapi kalau memang lebih banyak dampak negatifnya, mudah-mudahan juga bisa di-takedown," ujar dia.

Polda Metro Jaya juga mengingatkan masyarakat, bahwa mereka bakal menindak siapapun yang perusak fasilitas umum terkait tren berburu koin ini. "Tolong jangan melakukan aktivitas atau kegiatan yang bisa merugikan pihak lain, merusak fasilitas umum, merusak alam dan apabila nanti ada pihak yang merasa dirugikan, tentunya wajib kami menindaklanjuti," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Senin (13/1/2025).

Ade Ary juga menjelaskan tidak mempermasalahkan soal masyarakat yang berburu 'Koin Jagat' tetapi tetap menjaga keamanan dan ketertiban.

"Kami mengimbau kepada warga agar dalam melaksanakan atau melakukan aktivitas tetap dilakukan atau berorientasi pada bagaimana situasi Kamtibmas tercipta dengan aman, kita saling menghargai satu sama lain, " katanya.

Terkait adanya informasi soal kerusakan fasilitas di Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, Ade Ary menyebutkan belum ada laporan terkait hal itu. "Sampai dengan detik ini, kami cek ke rekan-rekan Polres Metro Jakarta Pusat dan Polsek Tanah Abang, belum ada," jelasnya.

 


Pengamat infrastruktur dan tata kota Yayat Supriatna beranggapan permainan 'Koin Jagat' yang sedang tren di kalangan tertentu sebagai tidak produktif dan merugikan. Menurut Yayat, meski koin tersebut dikatakan dapat ditukarkan menjadi hadiah uang, namun dia menilai permainan tersebut memiliki banyak kerugian.

“Kalau kerugiannya, habis waktu atau buang waktu percuma. Tidak produktif menghabiskan waktu hanya untuk mencari keberuntungan semata,” kata Yayat saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Tak hanya itu, Yayat juga menyoroti lokasi kegiatan permainan tersebut. Apabila menggunakan fasilitas umum, maka hal ini dapat memunculkan konflik ruang antara mereka yang ingin berolahraga atau berekreasi dengan mereka yang bertaruh untuk mendapat hadiah dari permainan Koin Jagat.

Permainan Koin Jagat bahkan menurut Yayat bisa mengganggu keselamatan jiwa. Sebab apabila permainan itu dilakukan di wilayah padat lalu lintas, maka permainan ini bisa menjadi pemicu kecelakaan.

“Faktor gangguan lain jika dilakukan di zona padat pengunjung atau padat trafik lalu lintas, ini bisa berbahaya. Kalau pemain mencari lupa akan bahaya lalu lintas, ada lubang drainase sehingga bisa berpotensi celaka,” kata Yayat.

Lebih lanjut, Yayat menyampaikan koin yang sengaja disebar secara tersembunyi juga dapat memicu perilaku masyarakat untuk membongkar prasarana, merusak tanaman, atau fasilitas publik.

“Jika terjadi insiden kecelakaan atau kerusakan fasilitas publik, apakah mereka (penyelenggara permainan) ikut bertanggung? Saya khawatir kegiatan ini akan membuat perilaku remaja yang tidak punya penghasilan atau tidak punya uang jajan akan semakin tidak produktif. Mengejar yang instan tapi memboroskan waktu dan tidak produktif,” ucap Yayat.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler