Israel Bunuh 82 Warga Gaza pada Hari Diumumkannya Gencatan Senjata

Sedikitnya 82 orang tewas sejak Rabu pagi akibat pengeboman Israel di Gaza.

AP Photo/Abdel Kareem Hana
Kerabat membawa jenazah korban yang meninggal dunia akibat serangan udara Israel ke sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij, di kota Deir al-Balah, Gaza, Rabu (1/1/2025). Israel melancarkan serangan udara ke kamp pengungsi al-Bureij dan kota Jabalia di Gaza. Kantor berita Palestina WAFA melaporkan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 17 warga Palestina. Jet tempur Israel menargetkan sebuah rumah di Jabalia yang merenggut nyawa sedikitnya 15 warga sipil Palestina, kebanyakan anak-anak. Israel juga menggempur sebuah rumah di kamp pengungsi al-Bureij yang menewaskan dua warga sipil.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Pengumuman gencatan senjata di jalur Gaza antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas, dengan pemerintah penjajah Israel akhirnya dilakukan di Doha, Qatar, pada Rabu (15/1/2025) waktu setempat. Meski demikian, gencatan senjata tersebut baru diimplementasikan pada Ahad (19/1/2025). 

Baca Juga


Setelah gencatan senjata disepakati, militer Israel masih melakukan penyerangan kepada warga Gaza. Al Jazeera yang mengutip Quds News Network dan Pusat Informasi Palestina melaporkan, militer Israel telah mengebom sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza. 

Saluran berita yang sama melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan lebih dari 30 orang selama beberapa jam terakhir. Sebagian besar di Kota Gaza, sejak pengumuman perjanjian gencatan senjata. Puluhan orang tewas di Gaza saat serangan Israel meningkat usai gencatan senjata

"Seperti yang telah kami laporkan, Pertahanan Sipil Palestina mengatakan bahwa militer Israel telah mengintensifkan serangannya di beberapa bagian Gaza selama sehari terakhir menjelang gencatan senjata yang direncanakan pada Ahad,"ujar Al Jazeera. 

Sumber medis di daerah kantong yang terkepung itu kini telah memberi tahu Al Jazeera bahwa sedikitnya 82 orang telah tewas sejak Rabu pagi akibat pengeboman Israel di seluruh jalur Gaza.

Wilayah utara telah mengalami pemboman yang sangat intensif selama beberapa jam terakhir, dengan serangan di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza yang menewaskan sedikitnya 12 orang.

 

Warga Palestina merayakan gencatan senjata di jalur Gaza, Rabu (16/1/2025) waktu setempat. - (AP)

PBB tengah menyusun perencanaan intensif untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza jika kesepakatan gencatan senjata tercapai.

Dalam konferensi pers pada Selasa (14/1/2025), juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal Antonio Guterres sedang memantau secara cermat perkembangan negosiasi tentang kesepakatan itu.

Menurut dia, PBB sedang dalam perencanaan dan persiapan intensif agar ketika gencatan senjata diberlakukan, PBB bisa meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, wilayah kantong Palestina yang menjadi target serangan Israel.

“Kami sangat menyadari tantangan keamanan yang akan terus ada ketika dan setelah gencatan senjata diumumkan,” kata dia.

Dujarric menambahkan bahwa berbagai masalah sedang diperhitungkan, termasuk pintu perlintasan baru, kondisi keamanan, sisa-sisa bahan peledak, dan keselamatan personel PBB.

Sebelumnya pada hari yang sama, Qatar mengungkapkan bahwa negosiasi gencatan senjata di Gaza antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, sudah berada pada "tahap akhir" dan kesepakatan "akan segera tercapai."

Mengenai kondisi di Gaza utara, Dujarric mengatakan bahwa Israel terus menghalangi upaya pengiriman bantuan penting dan mendesak.“Hari ini, dua upaya untuk mencapai rumah sakit di wilayah Gaza Utara ditolak,” kata dia.

Padahal, kata Dujarric, upaya itu untuk memberikan bantuan kepada dua rumah sakit di Gaza utara dan mengevakuasi pasien.

Sejak Hamas melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, Israel terus melancarkan perang di Jalur Gaza, meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.

Perang Israel di wilayah kantong Palestina itu telah menewaskan lebih dari 46.600 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional atas perang genosida di Gaza.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler