90 Tahanan Palestina Dibebaskan Israel, Sorak Sorai Kemenangan Menggema

Pembebasan tahanan Palestina itu adalah bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

(AP Photo/Jehad Alshrafi)
Pengungsi Palestina meninggalkan Khan Younis untuk kembali ke Rafah, menyusul gencatan senjata antara Hamas dan Israel, di Jalur Gaza, Ahad, 19 Januari 2025.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Ratusan warga Palestina bersorak-sorai, meneriakkan yel-yel, membunyikan klakson mobil, dan menyalakan kembang api saat dua bus Palang Merah yang membawa 90 tahanan Palestina yang dibebaskan tiba di kota Beitunia, Tepi Barat.

Baca Juga


Warga Palestina yang gembira memadati jalan di sekitar bus yang tiba, beberapa di antaranya memanjat ke atas bus untuk mengibarkan bendera Hamas serta bendera nasional Palestina dan bendera Fatah, Jihad Islam Palestina, serta kelompok perlawanan bersenjata lainnya. Demikian kantor berita AFP melaporkan dilansir dari laman Aljazirah. 

Di dalam bus, beberapa tahanan perempuan Palestina yang dibebaskan terlihat tersenyum dan mengacungkan tanda V sebagai tanda kemenangan.

Ke-90 tahanan yang dibebaskan pada Senin pagi – semuanya perempuan dan anak-anak – adalah yang pertama dari lebih dari 1.000 warga Palestina yang diharapkan dibebaskan berdasarkan ketentuan dalam fase pertama kesepakatan gencatan senjata.  Pembebasan itu sebagai imbalan atas 33 tawanan Israel yang ditahan di Gaza.

"Lebih dari 230 tahanan Palestina yang akan dibebaskan berdasarkan perjanjian tersebut diperkirakan akan diasingkan oleh Israel segera setelah mereka dibebaskan," demikian AFP melaporkan.

 

Sebelumnya, sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, menyatakan akan mematuhi kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang mulai berlaku pada Ahad (19/1/2025). Namun mereka mengingatkan, setiap potensi pelanggaran kesepakatan oleh Israel, bakal menempatkan warga Israel yang masih ditawan dalam bahaya.

"Semuanya tergantung pada komitmen musuh. Pelanggaran dari pihak pendudukan (Israel) akan membahayakan proses tersebut," ujar Juru Bicara Brigade al-Qassem, Abu Ubaida, Ahad.

Dia pun mendorong para mediator, dalam hal ini Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), agar memastikan kesepakatan gencatan senjata tetap terlaksana seperti yang telah dinegosiasikan. "Kami ingin berhasil dalam semua tahap perjanjian, rinciannya, dan waktunya untuk menyelamatkan nyawa rakyat kami dan mencapai tujuan mereka, dan kami mendesak para mediator untuk memaksa musuh mematuhinya," ujar Abu Ubaida.

Pada Ahad, Hamas membebaskan tiga warga Israel yang menjadi tawanan mereka. Ketiganya adalah perempuan dengan nama Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari. Komite Internasional Palang Merah menjadi perantara penyerahan ketiga perempuan tersebut dari Hamas kepada Israel.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler