Media Israel Akui Hamas Belum Mati, Tetap Kuasai Gaza Meski Digempur Habis-habisan Israel

Hamas masih memegang penuh kendali atas Jalur Gaza.

(AP Photo/Jehad Alshrafi)
Pengungsi Palestina meninggalkan Khan Younis untuk kembali ke Rafah, menyusul gencatan senjata antara Hamas dan Israel, di Jalur Gaza, Ahad, 19 Januari 2025.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hamas belum mati. Klaim Israel yang menyebut mereka telah melumpuhkan pejuang Hamas terbukti salah. Kelompok tersebut berhasil merekrut pejuang-pejuang baru dalam pembebasan menuju kemerdekaan. 

Baca Juga


Hal itu yang setidaknya terekam saat pembebasan para sandera. Bahkan media Israel pun mengakui soal keberadaan Hamas yang tetap eksis. 

Seperti dilansir dari laman Jerusalem Post dalam tulisan analisnya, Hamas tampaknya muncul dari terowongan dan puing-puing di Gaza untuk menunjukkan bahwa mereka tidak pernah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah tersebut meskipun telah berperang selama lima belas bulan.

"Meskipun Hamas menderita banyak pukulan dari IDF, mereka mampu merekrut anggota baru, dan bahkan menyiapkan truk dan van untuk kembali ke jalan dan menunjukkan kehadirannya," tulis media. 

Video yang diduga berasal dari Gaza menunjukkan kelompok tersebut mengendarai truk pikap putih berkeliling. Video tersebut menunjukkan sekelompok besar pria bersenjata melambaikan tangan kepada orang banyak atau berdiri dan duduk di kendaraan yang mengarak mereka di jalan.

Polisi Hamas, sayap kelompok tersebut, juga muncul kembali. Mereka telah ada di sekitar selama perang, tetapi kehadirannya tidak begitu terasa di beberapa daerah.

Media Palestina seperti Quds telah menunjukkan gambar dan video dari Gaza, yang menggambarkannya sebagai kemenangan Hamas. Mereka menggambarkan video tersebut sebagai 'faksi Palestina' dan bukan hanya Hamas. Mereka juga menunjukkan warga sipil merayakan kemenangan bersama para pria bersenjata.

Media Shehab, yang terkait dengan Hamas, juga telah mengeluarkan video yang menunjukkan 'kemenangan' yang mereka sebut di Gaza.

Salah satu video menunjukkan massa pria bersenjata Hamas dalam video bergaya, yang jelas diproduksi untuk momen ini, dengan para pria tersebut tampak muncul dari semacam terowongan.

Gambar lain yang dikeluarkan Shehab menunjukkan tanggal 7 Oktober, dengan Hamas menarik seorang tentara Israel yang terluka keluar dari tank yang dihancurkan Hamas, dan membandingkannya dengan Hamas yang mengangkat senapan di atas truk-truk putih di Gaza, yang menyatakan kemenangan.

Banyak media dan aktivis lokal dan internasional lainnya menunjukkan gambar-gambar dari Gaza, termasuk Al Jazirah dan juga warga Gaza setempat.

Video-video tersebu memberi pesan keseluruhannya jelas. Hamas telah muncul dari terowongan-terowongan di Gaza dan dari reruntuhan di beberapa daerah dan jelas memegang kendali. Kelompok itu tidak pernah menghilang dan tidak pernah dibubarkan.

Pada Maret 2024, The Washington Post melaporkan bahwa "IDF mengatakan telah 'membongkar' 20 dari 24 batalyon Hamas asli.

Hamas telah bangkit kembali dengan cepat. Ini bukanlah kelompok yang tampaknya telah menderita kerugian sebanyak yang digambarkan, atau telah mampu menggantikan sebagian besar kerugian dan mempertahankan komando dan kendali.

Hamas peringatkan Israel

 

 Sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, menyatakan akan mematuhi kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang mulai berlaku pada Ahad (19/1/2025). Namun mereka mengingatkan, setiap potensi pelanggaran kesepakatan oleh Israel, bakal menempatkan warga Israel yang masih ditawan dalam bahaya.

"Semuanya tergantung pada komitmen musuh. Pelanggaran dari pihak pendudukan (Israel) akan membahayakan proses tersebut," ujar Juru Bicara Brigade al-Qassem, Abu Ubaida, Ahad. 
 
Dia pun mendorong para mediator, dalam hal ini Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS), agar memastikan kesepakatan gencatan senjata tetap terlaksana seperti yang telah dinegosiasikan.
 
"Kami ingin berhasil dalam semua tahap perjanjian, rinciannya, dan waktunya untuk menyelamatkan nyawa rakyat kami dan mencapai tujuan mereka, dan kami mendesak para mediator untuk memaksa musuh mematuhinya," ujar Abu Ubaida.
 
Pada Ahad, Hamas membebaskan tiga warga Israel yang menjadi tawanan mereka. Ketiganya adalah perempuan dengan nama Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari. Komite Internasional Palang Merah menjadi perantara penyerahan ketiga perempuan tersebut dari Hamas kepada Israel. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler