Bos Badan Pangan Minta Jajarannya Kawal Bulog dalam Penyerapan Beras 3 Juta Ton

Hal ini, ujarnya, demi ketahanan pangan Indonesia.

ANTARA FOTO/Yudi Manar
Pekerja memikul karung beras di Gudang Bulog, Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/5/2024).
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta jajarannya agar mengawal ketat Perum Bulog dalam melakukan penyerapan beras 3 juta ton dan jagung 1 juta ton sepanjang 2025. Hal ini, ujarnya, demi ketahanan pangan Indonesia.

Baca Juga


"Saya minta, kita semua fokus mengawal bagaimana Bulog bisa menyerap untuk mempersiapkan Cadangan Pangan Pemerintah. Beras 3 juta ton dan jagung 1 juta ton di tahun ini," kata Arief saat melantik dua direktur lingkup Bapanas sebagaimana keterangan di Jakarta, Sabtu (25/1/2025).

Dia menyampaikan, upaya pemerintah dalam penyerapan produksi dalam negeri untuk memasok cadangan pangan pemerintah (CPP) dilaksanakan melalui Perum Bulog. Realisasi pengadaan beras dalam negeri di 2024 telah dilaksanakan Bulog hingga mencapai 1,266 juta ton. Sementara untuk pengadaan jagung pakan dari petani domestik, Bulog telah menyerap hingga 84 ribu ton selama 2024 lalu.

Arief menuturkan, kebijakan Presiden Prabowo Subianto yakni Indonesia tidak lagi melakukan impor beras, jagung, gula konsumsi hingga garam konsumsi. Oleh karena itu, pada saat panen raya semester I-2025, Bulog harus lebih optimal dalam penyerapan panen petani dalam negeri.

"Demikian juga dengan kewaspadaan dan kerawanan pangan juga. Tolong dikawal," ucapnya.

Adapun capaian dari aspek kerawanan pangan telah dapat menekan jumlah daerah rentan rawan pangan di Indonesia. Berdasarkan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) yang dikoordinasikan oleh Bapanas, memperlihatkan adanya penurunan jumlah daerah rentan rawan pangan menurun dari 74 kabupaten/kota pada FSVA 2022 menjadi 62 kabupaten/kota pada FSVA 2024. Di samping itu, Bapanas menargetkan persentase penurunan sisa pangan dapat berkurang 3 sampai 5 persen mulai 2025 ini.

"Berikutnya yang tak kalah penting adalah mengawal upaya penanganan limbah pangan di Indonesia," tutur Arief.

Sebagai langkah awal, Bapanas mendorong pengembangan kebijakan untuk mendorong penurunan tingkat limbah pangan melalui usulan draf rancangan Peraturan Presiden tentang penyelamatan susut dan sisa pangan (SSP). Di penghujung 2024, kata Arief, Bapanas bersama Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) telah meluncurkan metode baku perhitungan SSP.

Melalui penerapan metode itu, diharapkan dapat menjadi rujukan bagi berbagai pihak dalam melakukan penaksiran dan pengukuran tingkat kehilangan pangan yang terjadi dalam proses bisnisnya.

Kepala Bapanas melaksanakan pelantikan pejabat pimpinan tinggi pratama dan pejabat fungsional. Di acara pengukuhan itu, Arief memberikan arahan dalam kaitannya menggerakkan Bapanas menjalankan fungsinya agar dapat semakin lebih progresif.

"Kami tentunya bersyukur karena melantik dua direktur yang berkaitan dengan fungsi pengendalian kerawanan pangan dan kewaspadaan pangan," ujar Arief.

Dia mengatakan bahwa pihaknya sangat concern bahwa dua direktorat itu dapat memberikan kontribusi yang kuat sebagai garda terdepan dalam mempersiapkan pencegahan kerawanan pangan melalui berbagai program aksi.

Pejabat pimpinan tinggi pratama yang dilantik yakni Sri Nuryanti sebagai Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Bapanas dan Nita Yulianis sebagai Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas. Selain itu, ada pula pejabat fungsional yakni Endar Purnawan sebagai Analis Kebijakan Ahli Madya dan Mukholikin sebagai Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Pertama.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler