Awas Macet, Pembangunan LRT Manggarai Dimulai Besok: Ini Rute Alternatif yang Disiapkan
Rekayasa lalu lintas mulai 27 Januari 2025 hingga 31 Agustus 2026.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terus melakukan akselarasi pada pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) sejauh 6,4 kilometer. Hingga pekan kedua Januari 2025, progres proyek yang sudah berlangsung sejak Oktober 2023 mencatatkan kemajuan positif, yaitu sebesar 44,015 persen.
Direktur Proyek LRT Jakarta Fase 1B, Ramdani Akbar mengatakan, progres yang sudah dicapai per Januari 2025 ini masih berfokus pada fase pengeboran pile dan erection girder di beberapa area. Pengeboran itu dilakukan di Jalan Pramuka sampai Manggarai.
"Pada 27 Januari 2025 direncanakan akan dimulai pekerjaan pondasi untuk konstruksi Stasiun Manggarai, di mana area stasiun tersebut berada di persimpangan Jalan Sultan Agung," kata dia melalui keterangannya, Ahad (26/1/2025).
Ia menjelaskan, area Manggarai sendiri merupakan area pusat transportasi yang direncanakan akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi. Di Stasiun LTR Manggarai, penumpang akan terintegrasi dengan moda transportasi seperti KRL, Transjakarta, dan KA Bandara.
Rakayasa lalu lintas hingga 2026
Menurut Ramdani, dimulainya pekerjaan konstruksi Stasiun LRT Manggarai akan membuat arus lalu lintas di sekitar Jalan Sultan Agung terdampak. Karena itu, Jakpro telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta dan aparat kepolisian.
Ia mengatakan, pihak dishub dan kepolisian akan melakukan rekayasa lalu lintas mulai 27 Januari 2025 hingga 31 Agustus 2026 dari arah barat (Dukuh Atas) menuju selatan (Tebet) yang semula belok kanan ke Minangkabau Timur, dialihkan lurus-belok kanan Jl Dr Saharjo dan seterusnya berbelok kiri untuk menuju Jl Tambak/Matraman.
Sementara itu, lalu lintas dari arah timur (Matraman) menuju barat (Dukuh Atas) yang semula lurus ke Jl Sultan Agung, dialihkan melalui Jl Dr Saharjo dan berputar balik di depan Toba Dream ke Jl Minangkabau, Jl Sultan Agung, dan seterusnya.
Begitu juga untuk lalu lintas dari selatan (Tebet) menuju timur (Matraman) yang semula menggunakan Jl Minangkabau Barat, dialihkan ke Jl Minangkabau Timur belok kanan menuju Matraman. Sementara itu, Jl Minangkabau Timur yang semula satu arah ke selatan menjadi satu arah ke utara.
Ramdani mengatakan, rekayasa lalu lintas itu dilakukan untuk memastikan kelancaran aktivitas proyek sekaligus meminimalisir dampak terhadap masyarakat pengguna jalan. Menurut dia, Jakpro berkomitmen untuk tetap menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat sekitar area proyek serta memastikan kegiatan konstruksi berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
"Seluruh tahapan pekerjaan pada proyek LRT Jakarta Fase 1B dilakukan dengan memprioritaskan keamanan, keselamatan kerja dan meminimalisasi dampak yang terjadi di sekitar proyek pembangunan," kata dia.