DeepSeek, Pendatang Baru yang Bikin Geger Industri AI
DeepSeek menyalip ChatGPT sebagai aplikasi gratis peringkat teratas App Store di AS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peluncuran model AI terbaru dari startup asal China, DeepSeek, yang diklaim lebih unggul dari model lainnya dengan biaya yang jauh lebih rendah, berpotensi mengacaukan tatanan dunia teknologi. Perusahaan ini telah menarik perhatian di komunitas AI global setelah makalah yang dirilis bulan lalu menyatakan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 membutuhkan daya komputasi kurang dari 6 juta dolar AS dengan menggunakan chip Nvidia H800.
Asisten AI DeepSeek, yang didukung oleh DeepSeek-V3, telah menyalip saingannya, ChatGPT, untuk menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas yang tersedia di App Store Apple di Amerika Serikat. Keberhasilan ini menimbulkan pertanyaan tentang keputusan beberapa perusahaan teknologi di AS yang berinvestasi miliaran dolar di bidang AI.
Bahkan, saham beberapa raksasa teknologi, termasuk Nvidia, mengalami tekanan akibat perkembangan ini. Berikut adalah beberapa fakta tentang DeepSeek yang tengah mengguncang sektor AI global, seperti dilansir laman Reuters, Rabu (29/1/2025):
1. Mengapa DeepSeek bikin geger industri AI?
Sejak perilisan ChatGPT dari OpenAI pada akhir 2022, perusahaan teknologi asal China berlomba-lomba mengembankan chatbot AI mereka sendiri. Namun setelah peluncuran ChatGPT ala China pertama, yang dibuat oleh raksasa mesin pencari Baidu, banyak yang kecewa karena kesenjangan kemampuan AI antara perusahaan AS dan Cina.
Kini, kualitas dan efisiensi biaya model DeepSeek membalikan anggapan tersebut. Dua model yang banyak mendapat pujian dari eksekutif dan insinyur teknologi Silicon Valley adalah DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 yang diklaim setara dengan model AI paling canggih dari OpenAI dan Meta.
Selain itu, model DeepSeek juga lebih murah untuk digunakan. Menurut unggahan di akun resmi WeChat DeepSeek, DeepSeek-R1, yang dirilis pekan lalu, 20 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan model o1 dari Open AI.
Namun, beberapa pihak secara terbuka menyatakan skeptis tentang kisah sukses DeepSeek. CEO Scale AI Alexander Wang mengatakan dalam sebuah wawancara, mengeklaim bahwa DeepSeek memiliki 50 ribu chip Nvidia H100, yang tidak mungkin diumumkan secara terbuka karena akan melanggar kontrol ekspor AS yang melarang penjualan chip AI canggih ke perusahaan China. Terkait ini, DeepSeek belum memberi komentar atas tuduhan tersebut.
Analis dari Bernstein dalam catatan riset mereka menyoroti bahwa baya pelatihan DeepSeek-V3 tidak sepenuhnya diungkapkan, dan kemungkinan jauh lebih tinggi dari klaim 6 juta dolar AS yang digunakan untuk daya komputasi. Para analis juga mengatakan bahwa biaya pelatihan untuk model DeepSeek-R1 juga tidak diungkapkan.
2. Siapa di balik DeepSeek?
DeepSeek adalah perusahaan rintisan yang berbasis di Hangzhou, dengan pemegang saham pengendalinya adalah Liang Wenfeng, salah satu pendiri hedge fund kuantitatif High-Flyer, berdasarkan catatan perusahaan China. Pada Maret 2023, High-Flyer mengumumkan di akun WeChat resminya bahwa mereka memulai kembali dengan mengalihkan fokus dari perdagangan ke pengembangan AGI (kecerdasan buatan umum). Tidak lama setelah itu, DeepSeek didirikan.
Pembuat ChatGPT, OpenAI, mendefinisikan AGI sebagai sistem otonom yang dapat melampaui manusia dalam tugas-tugas yang paling bernilai secara ekonomi. Tidak diketahui berapa banyak investasi High-Flyer di DeepSeek. High-Flyer memiliki kantor di gedung yang sama dengan DeepSeek, dan juga memiliki paten yang terkait dengan kelompok chip yang digunakan untuk melatih model AI. Pada Juli 2022, Unit AI High-Flyer mengumumkan bahwa mereka memiliki dan mengoperasikan klaster 10.000 chip A100.
3. Bagaimana pandangan Pemerintah China terhadap DeepSeek?
Kesuksesan DeepSeek telah diketahui oleh kalangan politik tertinggi China. Pada 20 Januari, pada hari DeepSeek-R1 dirilis ke publik, pendirinya Liang Wenfeng menghadiri simposium tertutup untuk para pebisnis dan pakar yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri China Li Qiang, menurut laporan Xinhua.
Kehadiran Liang pada pertemuan tersebut berpotensi menandakan DeepSeek dapat memainkan peran penting dalam kebijakan Beijing untuk mengatasi kontrol ekspor Washington dan mencapai swasembada dalam industri strategis seperti AI. Simposium serupa tahun lalu dihadiri oleh CEO Baidu, Robin Li.