Pentagon Mendadak Kalang Kabut Gegara Deepseek

Pentagon melarang akses Deepseek.

Foto AP/Patrick Semansky, File
Pentagon, pusat pertahanan Amerika, terlihat dari Air Force One saat terbang di atas Washington.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Markas pertahanan Amerika, Pentagon, mendadak kalang kabut karena karyawannya mengakses AI Deepseek yang belum lama ini menghebohkan Wall Street. Berdasarkan temuan sementara ini, sebagian karyawan pentagon sudah mengakses AI buatan China tersebut selama dua hari.

Akibatnya tidak main-main, data akan masuk ke server China dan mengikuti aturan pemerintah China. Kantor Berita Bloomberg menjelaskan bahwa Badan Sistem Informasi Pertahanan, yang bertanggung jawab atas jaringan IT Pentagon, kasak kusuk untuk memblokir akses ke situs web perusahaan rintisan China itu pada Selasa malam lalu.

Langkah itu diambil setelah sejumlah pejabat menyuarakan kekhawatiran bahwa karyawan Pentagon menggunakan Deepseek, yang kebijakan privasinya menyatakan bahwa pihaknya menyimpan data pengguna di server di China dan mengelola informasi tersebut berdasarkan hukum China.

Beberapa layar kerja Pentagon menunjukkan tanda pada hari Rabu yang mengatakan "situs diblokir," dengan alasan operasional, tetapi akses ke Deepseek tersedia untuk sejumlah karyawan lainnya.

Situs web tersebut mengatakan bahwa otoritas militer AS menangani penggunaan AI China oleh karyawan dengan cara yang berbeda, karena Angkatan Laut melarang penggunaannya karena "potensi masalah keamanan dan etika."

 

Juru bicara Angkatan Udara Laura McAndrews menegaskan bahwa Angkatan Udara tidak memiliki pedoman khusus mengenai Deepseek, tetapi melarang penggunaan informasi publik yang sensitif dalam sistem AI komersial tanpa persetujuan yang tepat.

Situs web tersebut membahas tentang diskusi di kalangan militer AS dengan tujuan mengeluarkan peraturan baru yang mencakup larangan tegas terhadap model kecerdasan buatan generatif China.

Di sisi lain, situs web Amerika Axios melaporkan bahwa kantor Kongres menerima instruksi untuk tidak menggunakan Deepseek.

Situs web tersebut mengindikasikan bahwa pemberitahuan telah dikirim kepada para karyawan yang menyatakan bahwa “Deepseek sedang ditinjau oleh Kepala Pejabat Administratif DPR dan saat ini tidak diizinkan untuk penggunaan resmi di DPR.”

Melambung tinggi

Perusahaan China Deepseek meluncurkan chatbot minggu lalu dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan raksasa AS seperti ChatGPT milik OpenAI dan Gemini milik Google.

 

Kebangkitan pesat DeepScience di bidang kecerdasan buatan - yang sangat didominasi Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir - telah memunculkan kekhawatiran di kalangan raksasa teknologi Amerika dan otoritas di Washington, dengan seruan untuk segera menghadapi kemajuan China ini sebelum terlambat.

Baca Juga


Selama bertahun-tahun, pemerintah AS telah mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan kepemimpinannya di bidang kecerdasan buatan, yang dianggapnya sebagai masalah keamanan nasional.

Kontrol ekspor membatasi akses China ke chip paling canggih, terutama yang dibuat oleh Nvidia, yang telah melahirkan AI generatif Open AI.

Namun pembatasan ini tampaknya tidak membuahkan hasil, karena AI ini mengatakan mereka menggunakan chip Nvidia yang kurang canggih dan metode yang berbeda untuk mencapai hasil yang setara dengan model Amerika terbaik.

Apa itu Deepseek?

Peluncuran model AI terbaru dari startup asal Tiongkok, DeepSeek, yang diklaim lebih unggul dari model lainnya dengan biaya yang jauh lebih rendah, berpotensi mengacaukan tatanan dunia teknologi.

Perusahaan ini telah menarik perhatian di komunitas AI global setelah makalah yang dirilis bulan lalu menyatakan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 membutuhkan daya komputasi kurang dari 6 juta dolar AS dengan menggunakan chip Nvidia H800. Asisten AI DeepSeek, yang didukung oleh DeepSeek-V3, telah menyalip saingannya, ChatGPT, untuk menjadi aplikasi gratis dengan peringkat teratas yang tersedia di App Store Apple di Amerika Serikat.

Keberhasilan ini menimbulkan pertanyaan tentang keputusan beberapa perusahaan teknologi di AS yang berinvestasi miliaran dolar di bidang AI. Bahkan, saham beberapa raksasa teknologi, termasuk Nvidia, mengalami tekanan akibat perkembangan ini.

 

Berikut adalah beberapa fakta tentang DeepSeek yang tengah mengguncang sektor AI global, seperti dilansir Reuters, Rabu (29/1/2025).

1. Mengapa DeepSeek bikin geger industri AI?

Sejak perilisan ChatGPT dari OpenAI pada akhir tahun 2022, perusahaan teknologi asal China berlomba-lomba mengembankan chatbot AI mereka sendiri. Namun setelah peluncuran ChatGPT ala China pertama, yang dibuat oleh raksasa mesin pencari Baidu, banyak yang kecewa karena kesenjangan kemampuan AI antara perusahaan AS dan Cina.

Kini, kualitas dan efisiensi biaya model DeepSeek membalikan anggapan tersebut. Dua model yang banyak mendapat pujian dari eksekutif dan insinyur teknologi Silicon Valley adalah DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 yang diklaim setara dengan model AI paling canggih dari OpenAI dan Meta.

Selain itu, model DeepSeek juga lebih murah untuk digunakan. Menurut unggahan di akun resmi WeChat DeepSeek, DeepSeek-R1, yang dirilis pekan lalu, 20 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan model o1 dari Open AI.

Namun beberapa pihak secara terbuka menyatakan skeptis tentang kisah sukses DeepSeek. CEO Scale AI Alexander Wang mengatakan dalam sebuah wawancara, mengklaim bahwa DeepSeek memiliki 50 ribu chip Nvidia H100, yang tidak mungkin diumumkan secara terbuka karena akan melanggar kontrol ekspor AS yang melarang penjualan chip AI canggih ke perusahaan China. Terkait ini, DeepSeek belum memberi komentar atas tuduhan tersebut.

Analis dari Bernstein dalam catatan riset mereka menyoroti bahwa baya pelatihan DeepSeek-V3 tidak sepenuhnya diungkapkan, dan kemungkinan jauh lebih tinggi dari klaim 6 juta dolar AS yang digunakan untuk daya komputasi. Para analis juga mengatakan bahwa biaya pelatihan untuk model DeepSeek-R1 juga tidak diungkapkan.

 

Penemu Deepseek Liang Weng Feng - (Erdy Nasrul/Republika)

2. Siapa di balik DeepSeek?

DeepSeek adalah perusahaan rintisan yang berbasis di Hangzhou, dengan pemegang saham pengendalinya adalah Liang Wenfeng, salah satu pendiri hedge fund kuantitatif High-Flyer, berdasarkan catatan perusahaan China.

Pada Maret 2023, High-Flyer mengumumkan di akun WeChat resminya bahwa mereka memulai kembali dengan mengalihkan fokus dari perdagangan ke pengembangan AGI (kecerdasan buatan umum). Tidak lama setelah itu, DeepSeek didirikan.

Pembuat ChatGPT, OpenAI, mendefinisikan AGI sebagai sistem otonom yang dapat melampaui manusia dalam tugas-tugas yang paling bernilai secara ekonomi. Tidak diketahui berapa banyak investasi High-Flyer di DeepSeek. High-Flyer memiliki kantor di gedung yang sama dengan DeepSeek, dan juga memiliki paten yang terkait dengan kelompok chip yang digunakan untuk melatih model AI.

Pada Juli 2022, Unit AI High-Flyer mengumumkan bahwa mereka memiliki dan mengoperasikan klaster 10.000 chip A100.

3. Bagaimana pandangan pemerintah China terhadap DeepSeek?

Kesuksesan DeepSeek telah diketahui oleh kalangan politik tertinggi China. Pada tanggal 20 Januari, pada hari DeepSeek-R1 dirilis ke publik, pendirinya Liang Wenfeng menghadiri simposium tertutup untuk para pebisnis dan pakar yang diselenggarakan oleh perdana menteri Tiongkok Li Qiang, menurut laporan Xinhua.

Kehadiran Liang pada pertemuan tersebut berpotensi menandakan bahwa DeepSeek dapat memainkan peran penting dalam kebijakan Beijing untuk mengatasi kontrol ekspor Washington dan mencapai swasembada dalam industri strategis seperti AI. Simposium serupa tahun lalu dihadiri oleh CEO Baidu, Robin Li.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler