Laporan Ini Salahkan Imigran Bangladesh-Myanmar Atas Naiknya Populasi Muslim di Delhi
Populasi Muslim di New Delhi meningkat.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI— Migrasi ilegal dari Bangladesh dan Myanmar telah mengubah tatanan sosial-politik dan ekonomi Delhi-NCR, menyebabkan 'peningkatan populasi Muslim yang signifikan' karena dukungan politik memainkan peran penting yang memungkinkan masuknya orang-orang Bangladesh dan Rohingya yang tidak berdokumen.
Demikian ungkap sebuah laporan setebal 114 halaman yang dikeluarkan oleh Jawaharlal Nehru University (JNU). News18 secara eksklusif telah mengakses laporan tersebut.
Laporan ini, dikutip Republika.co.id dari News18, Senin (3/2/2025) juga menguraikan bagaimana masuknya pemukim ilegal tersebut tidak hanya mengubah demografi kota, tetapi juga mengganggu perekonomiannya, membebani sumber daya, dan juga memperkuat jaringan kriminal dengan memberi makan mereka.
Secara signifikan, temuan-temuan dari laporan ini menggemakan sebuah studi serupa tentang Mumbai oleh TISS menjelang pemilihan umum Maharashtra.
Laporan berjudul Illegal Immigrants to Delhi: Analysing Socio-economic and Political Consequences yang diterbitkan pekan ini, juga menyoroti bagaimana partai-partai politik dan kaki tangannya memfasilitasi pendaftaran pemilih palsu untuk para migran ini, yang menimbulkan kekhawatiran tentang integritas pemilu dan manipulasi demokrasi.
Tim peneliti dipimpin oleh Prof Manuradha Chaudhary, dekan mahasiswa JNU. Tim ini juga didukung oleh para profesor senior dari Tata Institute of Social Sciences (TISS) yang menyelidiki dampak dari migrasi ilegal Bangladesh di Mumbai.
Patronase politik dan ketegangan ekonomi
Menurut temuan, imigrasi ilegal dari Bangladesh dan Myanmar telah mengubah tatanan sosial-politik dan ekonomi ibu kota, dengan adanya patronase politik yang memungkinkan masuknya imigran tersebut.
Secara ekonomi, kehadiran migran tidak berdokumen atau ilegal telah meningkatkan persaingan kerja, terutama di sektor-sektor berupah rendah seperti konstruksi dan pekerjaan rumah tangga.
Partisipasi mereka di pasar informal telah mendorong turunnya upah, sementara pengecualian mereka dari sistem pajak membebani tenaga kerja resmi kota.
Permukiman tidak resmi juga menyebabkan kepadatan penduduk, perluasan kota yang tidak terencana, dan degradasi lingkungan, sehingga membebani layanan publik seperti air, listrik, perawatan kesehatan, dan pendidikan.
"Imigrasi ilegal ke Delhi telah secara signifikan mengubah lanskap demografis kota ini, dengan masuknya migran dalam jumlah besar dari negara-negara tetangga seperti Bangladesh dan Myanmar, para migran ini sering kali menetap di lingkungan yang penuh sesak seperti Seelampur, Jamia Nagar, Zakir Nagar, Sultanpuri, Mustafabad, Jafrabad, Dwarka, Govindpuri, dan masih banyak lagi, di mana mereka membebani sumber daya dan mengganggu kohesi sosial setempat," kata laporan tersebut.
"Konteks historis dari imigrasi ilegal dari Bangladesh berawal dari krisis Rohingya pada tahun 2017, di mana jutaan pengungsi melarikan diri ke India. Selama beberapa dekade, banyak dari para migran ini menetap di Delhi, menciptakan kantong-kantong populasi yang tidak berdokumen," tambah laporan tersebut.
Jaringan informal calo, agen, pengkhotbah
Para migran yang melintasi perbatasan dengan bantuan calo dan agen bergantung pada sindikat informal yang membuat dokumen palsu untuk mereka dengan imbalan uang.
Laporan itu mengatakan. "Para migran sering kali bergantung pada jaringan informal, termasuk calo, agen, dan pengkhotbah agama, untuk mendapatkan tempat tinggal dan pekerjaan, yang melanggengkan siklus imigrasi ilegal. Jaringan-jaringan ini juga memfasilitasi pembuatan dokumen identifikasi palsu, yang melemahkan sistem hukum dan proses pemilihan umum. Permukiman tidak sah oleh para imigran ilegal telah menyebabkan menjamurnya permukiman kumuh dan koloni-koloni yang tidak terencana, yang menyebabkan tekanan yang sangat besar terhadap infrastruktur Delhi yang sudah terlalu padat, termasuk perumahan, sanitasi, dan pasokan air," tambahnya.
Laporan ini menunjukkan bahwa perubahan demografis saat ini yang disebabkan oleh migrasi telah 'mengubah komposisi agama di Delhi, dengan peningkatan yang mencolok dalam populasi Muslim karena migrasi dari Bangladesh'. Hal ini telah berdampak pada dinamika sosial-politik kota ini.
Berkembangnya jaringan kriminal
Selain gangguan ekonomi dan sosial yang besar, migrasi ilegal yang terus berlanjut juga telah menyebabkan menjamurnya jaringan kriminal yang terlibat dalam penyelundupan, pemalsuan dokumen dan perdagangan manusia.
Laporan tersebut lebih lanjut menguraikan bagaimana jaringan informal calo, pengkhotbah agama, dan perantara memfasilitasi masuknya migran, memberikan mereka dokumen identifikasi palsu yang melemahkan upaya penegakan hukum.
Lembaga penegak hukum, meskipun telah melakukan tindakan keras yang intensif, menghadapi rintangan birokrasi dan perlawanan politik, sehingga menunda upaya deportasi yang pada akhirnya membuat permukiman ilegal berkembang.