Hindari Perlawanan Pejuang Palestina, IDF Naik Kendaraan Lapis Baja Masuk Tepi Barat
Hamas yakin IDF pasti gagal caplok Tepi Barat meski naik kendaraan lapis baja.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Media Israel melaporkan pengangkut personel lapis baja Eitan digunakan oleh Brigade Nahal dalam pertempuran di Tepi Barat. Kendaraan itu terlihat di daerah Tubas dan Jenin pada hari Senin (3/2/2025).
Media Israel melaporkan bahwa ini adalah pertama kalinya sejak Operasi Perisai Pertahanan pada tahun 2002 IDF menggunakan kendaraan lapis baja. Tentara Israel menggunakan peralatan ofensif di Tepi Barat yang jarang digunakan di masa lalu.
Dalam konteks ini, media Israel melihat bahwa IDF berusaha menyampaikan pesan bahwa operasi saat ini bukan lagi operasi rutin di Tepi Barat utara. Pasukan Israel, yang diwakili oleh tiga brigade militer, sering menyerang pejuang perlawanan dan infrastruktur dari udara, meledakkan bangunan, dan sekarang menggunakan pengangkut personel lapis baja untuk mengangkut pasukan "dengan lebih aman di desa-desa dan kamp-kamp pengungsi."
Pada Senin, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa 70 warga telah tewas di provinsi Tepi Barat sejak awal tahun ini, sebagian besar dari mereka berasal dari Provinsi Jenin.
Kementerian menjelaskan dalam pernyataannya bahwa di antara para syuhada terdapat 10 anak-anak, seorang wanita, dan dua orang syuhada lanjut usia.
Pada tanggal 21 Januari, tentara Israel mengumumkan dimulainya operasi militer di kota Jenin di Tepi Barat, dan menyebutnya Operasi Tembok Besi.
Serangan skala besar
Tentara Israel meluncurkan serangan skala besar di Tepi Barat bagian utara pada Minggu pagi, di tengah ketegangan yang terjadi di wilayah yang diduduki itu, demikian menurut sejumlah saksi.
Kendaraan militer Israel dan dua buldoser menyerbu Kota Tammun, bagian tenggara Kota Tubas, dan kamp pengungsi Al-Far’a serta memberlakukan jam malam di kedua area, tambah mereka.
Menurut beberapa saksi, tentara Israel memaksa beberapa keluarga meninggalkan rumah mereka di kamp Al-Far’a dan mengubah bangunan-bangunan tersebut menjadi pos militer.
Kantor Berita resmi Palestina Wafa memastikan Israel melancarkan serangan di dua daerah tersebut.
Sementara itu, pihak Bulan Sabit Palestina, menuding pasukan Israel mencegah petugas medisnya mengevakuasi seorang warga Palestina yang sakit di Kamp Al-Far’a.
Otoritas setempat di Tubas mengumumkan penangguhan kegiatan belajar mengajar di Tammun dan kamp Al-Far’a menyusul serangan Israel.
Serangan baru itu dilakukan beberapa hari setelah 10 warga Palestina tewas pada Kamis akibat serangan udara Israel di Tammun.
Pada 21 Januari, tentara Israel meluncurkan serangan militer ke Kota Jenin dan kamp pengungsinya, sehingga menewaskan sedikitnya 24 warga Palestina.
Serangan itu kemudian diperluas hingga mencapai Kota Tulkarm, di mana tiga warga Palestina tewas.
Eskalasi di Tepi Barat yang diduduki terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan diberlakukan di Gaza pada 19 Januari, yang menghentikan perang genosida Israel selama 15 bulan dan telah menewaskan lebih dari 47 ribu orang dan meluluhlantakkan daerah kantong tersebut.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 900 warga Palestina telah tewas di wilayah pendudukan Tepi Barat akibat serangan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal.
Israel pasti gagal
Gerakan Perlawanan Islam, Hamas menyerukan untuk menyatukan semua upaya nasional dan rakyat di Tepi Barat untuk lebih bersatu dalam mengusir agresi Zionis Israel, dan mengintensifkan perlawanan terhadap musuh dan para pemukim.
Menurut Pusat Informasi Palestina, Hamas menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa perluasan perlawanan di Tepi Barat yang diduduki tidak akan berhenti.
"Semua upaya penjajah (zionis Israel) untuk memaksakan rencana pencaplokan dan pemindahan (penduduk di Tepi Barat) akan gagal, dan hanya akan membawa lebih banyak penghinaan dan kekalahan," kata Hamas, dikutip dari laman Yamen News Agency (SABA), Senin (3/2/2025)
Diberitakan ANI News, Senin (3/2), di saat dunia mulai percaya bahwa ketegangan antara Israel dan Palestina mulai mereda, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meledakkan beberapa bangunan di Tepi Barat yang dijajah pada tanggal 2 Februari 2025. Militer Israel menghancurkan sekitar 20 bangunan di kamp pengungsi Jenin, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita pemerintah Palestina.
Penghancuran bangunan-bangunan tersebut dilakukan dengan ledakan-ledakan serentak yang tepat. Sehingga membuat bangunan-bangunan tersebut menjadi reruntuhan.
Pemboman tersebut menimbulkan kepulan debu dan asap tebal ke angkasa, menciptakan kepanikan di antara orang-orang. Orang-orang terlihat berlarian saat ledakan mematikan itu terjadi.
Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan tentang prospek kelangsungan kesepakatan penyanderaan Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Negosiasi akan dimulai pada tanggal 4 Februari 2025 mengenai kesepakatan untuk pembebasan sandera yang tersisa dan penarikan pasukan Israel dari Gaza dalam tahap kedua dari kesepakatan tersebut, yang dimaksudkan untuk mengakhiri perang di Gaza, Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari yang sama dengan gencatan senjata di Gaza, dan kemungkinan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi sebagai bagian dari kesepakatan pascaperang yang mungkin akan menjadi fokus Israel dan Amerika.
- idf
- israel
- tepi barat
- kendaraan lapis baja
- Palestina
- gaza
- tel aviv
- netanyahu
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hamas
- hizbullah
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina
- genosida