Takut Ditangkap, Netanyahu Terbang ke AS Hindari Wilayah Udara Negara Eropa

Negara Eropa memberlakukan surat perintah penangkapan Netanyahu.

AP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Rep: Fuji E. Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Surat kabar Israel, Maariv, melaporkan pada Ahad lalu bahwa penerbangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Washington mengambil rute yang tidak biasa.

Baca Juga


Tujuannya menghindari wilayah udara negara-negara yang memberlakukan surat perintah penangkapan Netanyahu dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

"Pesawat Wing of Zion yang membawa Perdana Menteri melintasi Samudra Atlantik, dengan sengaja menghindari negara-negara Eropa yang memberlakukan surat perintah penangkapan (Netanyahu) dari ICC yang dikeluarkan pada November 2024. Tujuan penerbangan itu disembunyikan dari radar,” kata Maariv, dikutip dari Palestine Chronicle, Selasa (4/2/2025)

Menurut surat kabar Israel tersebut, rute penerbangan khas ke Amerika Serikat (AS) dimulai dengan lepas landas ke arah barat di atas Laut Mediterania. Pesawat kemudian melanjutkan perjalanan ke barat, sering kali melewati Yunani atau Turki, tergantung pada jalur yang dipilih.

Kemudian, penerbangan melintasi negara-negara Eropa seperti Italia, Swiss, Prancis, atau Jerman sebelum melintasi Samudra Atlantik. Kemudian memasuki wilayah udara Kanada, biasanya di atas Newfoundland dan Labrador, sebelum melanjutkan ke selatan menuju Amerika Serikat bagian timur laut dan mendarat di Washington.

Namun, jalur penerbangan Wing of Zion menunjukkan para pilot sengaja menavigasi di atas Yunani, kemudian di atas Roma menuju Turin dan Lyon, sebelum menyeberangi Samudra Atlantik.

 

Netanyahu tiba di Washington pada Ahad (2/2/2025) malam dan akan bertemu secara terpisah dengan Presiden AS Donald Trump dan utusan khususnya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff. Pertemuan ini dilakukan di tengah antisipasi atas nasib negosiasi gencatan senjata putaran kedua untuk Gaza.

Netanyahu dan Trump bertemu di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025). Sebelum keberangkatannya dari Tel Aviv, Netanyahu menggambarkan pertemuan tersebut sebagai pertemuan sangat penting.

Netanyahu menyatakan diskusi akan berfokus pada apa yang ia sebut sebagai kemenangan atas Hamas, pembebasan tahanan Israel di Gaza, dan melawan apa yang ia sebut sebagai poros Iran.

Ini menandai kunjungan luar negeri pertama Netanyahu sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada 21 November 2024, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap warga Palestina di Gaza.

Dengan dukungan AS, Israel melakukan genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023 sampai 19 Januari 2025, yang mengakibatkan lebih dari 159 ribu warga Palestina wafat dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan perempuan, dan lebih dari 14 ribu orang dilaporkan hilang.

Era Netanyahu bunuh warga Palestina - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler