Di Tarekat Freemason Ada Pakualam, Aktivis Budi Utomo, dan Kapolri

Tarekat Freemason ada di Hindia Belanda memiliki prinsip persamaan. Anggotanya tidak hanya orang Belanda, melainkan juga bangsawan Indonesia. Ada Raja Pakualam, aktivis Budi Utomo, dan kapolri.

network /oohya! I demi Indonesia
.
Rep: oohya! I demi Indonesia Red: Partner
Loji Ster in het Oosten di Batavia, dipelesetkan jadi Gedung Setan, pernah menjadi tempat Kongres Pemuda Indonesia I. Loji itu milik Tarekat Freemason. Orang Indonesia yang pernah jadi anggota tarekat ini ada Pakualam V, VI, dan VII, aktivis Budi Utomo, dan kapolri. Sumber: ippohs/idayu/perpusnas

Pemerintah Hindia Belanda berencana menutup HBS untuk putri di Batavia. Para orang tua pun resah, jika tidak ada sekolah menengah umum untuk putri-putri mereka.


Maka, di Loji Ster in het Oosten berkumpul anggota Tarekat Freemason, menggagas pendirian asrama sekolah di sekolah pendidikan dasar di Batavia. La Ster in het Oosten adalah nama baru untuk dua lembaga Freemason di Batavia yang bergabung: La Vertueuse dan La Fidele Sincerite.

Penggabungan terjadi pada 1837 karena menyurutnya anggota masing-masing dan pada 1955 menjadi Tarekat Mason Indonesia. Ada Pakualam V, Pakualam VI, dan Pakualam VII, serta aktivis Budi Utomo seperti RA Tirto Koesoemo (ketua pertama Budi Utomo), Boedihardjo, Radjiman Wediodiningrat (pejabat ketua Budi Utomo 1914-1915), yang menjadi anggota. Apa pula Sukanto, kapolri 1945-1959.

Loji Ster in het Oosten yangb menjadi tempat pemujaan bagi anggota Tarekat Freemason itu oleh orang Indonesia cukup dieja sebagai Loji Setan. Menurut Dr Th Stevens yang menulis buku tentang Freemason di Hindia Belanda, sebelum melebur, merupakan kumpulan orang-orang dari golongan pegawai tinggi, administrator perkebunan atau perwira, profesional berpendidikan tinggi.

Hendrik Markus de Kock adalah perwira tinggi yang menjadi anggotanya. Pada 1828, De Kock diangkat menjadi pejabat gubernur jenderal Hindia Belanda. Jenderal yang menangkap Pangeran Diponegoro pada 1830 itu menyumbang 4.000 gulden untuk pembangunan Loji Ster in het Oosten itu.

Loji yang dibangun dengan biaya 12 ribu gulden itu digunakan oleh Tarekat Freemason hingga 1934. Sejak menjelang Perang Dunia II, ada kelas menengah yang menjadi anggota tarekat ini.

Setelah 1934, kegiatan Tarekat Freemason diadakan di loji baru yang sekarang menjadi Gedung Bappenas di depan Taman Suropati, Menteng. Nama gedung yang digunakan sejak 1934 it Adhuc Stat.

Apa sebenarnya Tarekat Freemason Hindia Belanda itu? Tarekat Freemason mengajarkan pengenalan terhadap diri sendiri. Ia mengembangkan tanggung jawab pribadi bahwa manusia ada bukan untuk diri sendiri.

Revolusi Prancis memberi pengaruh atas kehadiran tarekat ini, bahwa manusiam memiliki kedudukan yang sama. Karenanya, sesame anggota tarekat menyapa dengana panggilan saudara. Tapi hingga menjelang Perang Dunia II, prinsip persamaan belum dijalankan di tarekat ini, sebab kelas sosial masih berlaku.

Tapi pedulu pada orang lain telah dijalankannya, sehingga Tarekat Freemason Hindia Belanda dekat dengan Budi Utomo. Loji mereka tidak hanya di Batavia melainkan juga ada di berbagai kota lain. bangsawan-bangsawan Surakarta dan Yogyakarta aktif di Loji Freemason Mataram.

Bangsawan Indonesia, baik yang masih muda yang menjadi anggota Budi Utomo di Batavia, maupun bangsawan yang tinggal di keraton Yogyakarta dan Surakarta, sering bertemu dengan orang-orang Belanda di loji-loji. Sebagai sesama anggota tarekat, mereka bertukar pikiran mengenai Indonesia.

“Memang ada perbedaan-perbedaan nyata dalam batas, ras, dan kelahiran, nmun hal-hal itu tidaklah perlu men jadi halangan untuk pengertian dan kerja sama,” tulis Dr Th Stevens mengenai prinsip Tarekat Freemason di Hindia Belanda.

Annggota Freemason kian mendapat ruang gerak ketika Berlanda menerapkan politik etis di Indonesia. Pendidikan dan kebudayaan menjadi bahasan orang Belanda dan Indonesia yang menjadi anggota Freemason.


Loji-loji Tarekat Freemason pada awalnya hanya ada di kota-kota pelabuhan seperti Batavia, Semarang, Surabaya, dan Padang. Di kemudian hari loji-loji Freemason juga berdiri di kota-kota di pedalaman yang ada orang-orang Belandanya, meski sedikit. Setelah kemerdekaan, ada kaapolri yang menjadi anggota tarekat ini.

Pada 1870 didirian loji di Yogyakarta. Pada 1871, Pangeran Ario Suryodilogo bergabung di Freemason dan aktif di Loji Mataram di Yogyakarta. Pangeran Ario Suryodilogo dinobatkan menjadi Pakualam V pada 1878.

Posisinya di Freemason membuat anak-cucunya juga ikut menjadi anggota tarekat ini. Pakualam VI dan Pakualam VII, juga menjadi anggota tarekat semasa mereka masih sebagai pangeran Pakualaman. pangeran-pangeran Pakualaman ini menjadi perantara bantuan Tarekat Freemason kepada Budi Utomo.

Pangeran Ario Kusumo Yudo, juga dari Pakualaman, yang di kemudian hari menjadi anggota Raad van Indie, juga menjadi anggota Tarekat Freemason. Di Loji Mataram, ada pula anggota dari kalangan Cina, tercatat ada Ko Ho Sing yang menjadi orang Cina pertama anggota Freemason Loji Mataram.

KO Ho Sing nasibnya lebi baik dari The Bun Keh di Surabaya. Ko Ho Sing bisa bahasa Belanda, sehingga diterima di Loji Mataram, sedangkan The Bun Keh tak bisa bahasa Belanda, sehingga ditolak di Loji De Vriedschap di Surabaya.

Pada awal abad ke-20, menurut F Naeff seperti dikuti[ Dr Th Stevens,Tarekat Freemason bisa dikatakan telah memberikan oen garuh positif bagi terbentuknya kaum elite Jawa. Yang disebut kaum alite Jawa tentu saja mereka yang berpendidikan tinggi.

Melalui perantaraan para pangeran Pakualaman itulah, menurut DJ Resink seperti dikutip oleh Dr Th Stevens, Tarekat Freemason Hindia Belanda memberikan bantuan kepada Budi Utomo.

Di Batavia, pada 1926, Loji De Ster in het Oosten digunakan oleh M Tabrani sebagai tempat sidang Kongres Pemuda Indonesia Pertama.

Priyantono Oemar

sumber : https://oohya.republika.co.id/posts/508613/di-tarekat-freemason-ada-pakualam-aktivis-budi-utomo-dan-kapolri
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler