Survei: 74 Persen Warga Eropa Kini Ogah Berkunjung ke Israel, Pariwisata Terpuruk

Israel tengah menghadapi krisis citra dan krisis eksistensial.

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Demonstrasi massa aksi pemerintah di Tel Aviv, Israel. (ilustrasi)
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Studi terbaru terkait Israel mengungkapkan pergeseran signifikan dari perilaku para pelancong, di mana 74 persen warga Eropa mengekspresikan keengganannya bepergian ke Israel. Penelitian itu disajikan dalam konferensi Masa Depan Pariwisata di Israel belum lama ini.

Baca Juga


Menurut laporan Walla dilansir Turkiye Today, Rabu (13/2/2025), warga Prancis menjadi yang paling ogah dengan angka 74 persen responden mengindikasikan tidak mau pergi ke Israel. Sementara warga Jerman dan Inggris Raya, 50 persen respondennya mengekspresikan sentimen yang sama.

Lebih dari separuh dari total populasi survei dari tiga negara di atas menyatakan bahwa mereka tidak memiliki rencana bepergian ke Israel dalam lima tahun ke depan. Survei menunjukkan bahwa, 45 persen dari responden Prancis yang sebelumnya pernah mengunjungi Israel sekarang enggan untuk kembali, sementara 42 persen dari warga Jerman dan Inggris Raya juga menolak untuk berkunjung kembali ke negeri Zionis.

"Israel menghadapi krisis citra dan krisis eksistensial," ujar CEO Biro Organisasi Pariwisata Israel, Yossi Fattal merespons survei itu.

Survei yang digelar oleh Shahar Shilo, Ronit Nir, dan Avi Kornes, mengungkapkan bahwa 38 persen responden mengasosiasikan Israel dengan perang dari konflik Israel-Palestina. Survei menggarisbawahi bahwa masalah keamanan menjadi faktor signifikan penyebab pergeseran perilaku pelancong mancanegara.

Survei itu juga meneliti perilaku di antara komunitas Yahudi-Amerikan dan Evangelis, di mana ditemukan hanya 50 persen dari kelompok ini merepresentasikan Israel sebagai tanah suci dan Yerusalem. Lebih dari 70 persen dari kalangan Evangelis dan 52 persen dari Yahudi-Amerika tidak lagi mengunjungi Israel dalam sepuluh tahun terakhir.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler