Tren #KaburAjaDulu, Ekspresi Kegelisahan Anak Muda atas Kondisi Indonesia

Tren #KaburAjaDulu mulai digaungkan di platform media sosial X sedari Januari 2025.

Dok. www.freepik.com
Seorang wanita gelisah (ilustrasi). Media sosial diramaikan dengan tren Kabur Aja Dulu.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Media sosial diramaikan dengan tren “Kabur Aja Dulu”. Konten tersebut berisi tentang keinginan masyarakat terutama anak muda mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Fenomena ini muncul sebagai respons atas berbagai isu dalam negeri, seperti kebijakan pemerintah Indonesia yang kurang berpihak pada rakyat, kesenjangan sosial, dan minimnya lapangan pekerjaan.

Baca Juga


Berbagai unggahan dengan tagar #KaburAjaDulu biasanya berisi pengalaman dan tips belajar atau bekerja di luar negeri, hingga ajakan untuk hijrah ke negara lain. Selain itu, tagar ini juga disertai keluhan warganet mengenai permasalahan di Indonesia.

Tren #KaburAjaDulu mulai digaungkan di platform media sosial X sedari Januari 2025 dan hingga kini masih terus bergulir. Menurut lembaga pemantau media sosial Drone Emprit, saat itu akun #amourXexa mencicitkan tagar itu pada 8 Januari 2025.

Mengapa tren ini muncul?

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat, namun menunjukkan kegelisahan generasi muda terhadap berbagai isu dalam negeri, terutama minimnya peluang kerja. Banyak yang merasa bahwa persaingan kerja di Indonesia bukan hanya ketat, namun juga kerap tidak adil dengan banyaknya jalur orang dalam (ordal).

Mereka yang berhasil #KaburAjaDulu menilai bahwa sistem rekrutmen di negara lain seperti Kanada, Jerman, Singapura, lebih berbasis pada keterampilan dan pengalaman kerja. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan efisiensi anggaran, namun dianggap tidak konsisten. Misalnya, pemangkasan anggaran justru berdampak pada program penting seperti pembangunan infrastruktur dan layanan publik, sementara jumlah wakil menteri (wamen) dan staf khusus (stafsus) tidak dikurangi.

 

Ada juga warganet yang memilih pindah ke luar negeri, karena Indonesia dianggap tidak ramah terhadap penyintas gangguan jiwa. Warganet itu membandingkan dirinya saat di luar negeri malah lebih dihargai dan bahkan diundang sebagai keynote speaker.

Seorang warganet pun mewanti-wanti negara untuk merespons tren Kabur Aja Dulu dengan mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini. “Kaget banget pas tau lagi rame tentang #kaburajadulu karena ternyata bukan cuma aku yang ngerasa Indonesia sedang tidak baik-baik aja sampai pergi jauh. Pak, Bu Menteri apa kalian enggak takut generasi emas bangsa mulai pergi satu per satu,” kata seorang warganet dalam unggahannya, dikutip Jumat (14/2/2025).

Banyak warganet yang merespons bahwa tren ini menjadi alarm bahwa pemerintah Indonesia sedang tidak baik-baik saja. “Orang-orang pengen pindah ke luar negeri itu bukan karena di sana alamnya indah. Tapi karena sudah muak dengan kebijakan pemerintah, muak dengan pejabat korup, dan muak dengan pejabat yang banyak drama dan muak dengan ketidakadilan,” demikian cicitan warganet dengan akun @Regn di X.

“Gpp kabur aja, Indonesia sudah bobrok soalnya. Kasihan masyarakat,” kata warganet lainnya dengan akun @Inie** di X.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler