Mau Sholat Bingung Cari Kiblat? ini 9 Metode Ilmiah untuk Menemukan Kiblat
Menghadap kiblat menjadi syarat sah sholat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menentukan arah kiblat dengan tepat sangat penting bagi umat Islam saat akan melaksanakan shalat. Jika tidak memiliki alat bantu seperti kompas atau aplikasi digital, ada beberapa metode ilmiah yang bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat.
Penentuan arah kiblat ini juga pernah menimbulkan kegaduhan di kalangan umat Islam, khususnya di Kota Seattle, Amerika Serikat, di mana umat Islam berbeda pendapat.
Masalah itu pun menjadi perhatian Masyarakat Muslim. Dalam sebuah simposium yang membahas tentang topik ini, Brigadir Abdel-Aziz Sallam lalu melakukan penelitian terperinci. Dia pun berhasil mengumpulkan sembilan metode ilmiah untuk menemukan arah kiblat dengan menggunakan trigonometri dan tabel trigonometri.
Sebagaimana dilansir dari AboutIslam, berikut adalah 9 metode ilmiah yang dapat membantu:
Metode pertama untuk menentukan arah kiblat adalah aritmatika. Metode ini menerapkan hukum penyelesaian segitiga bola dan “setengah sinus.”
Terbukti, misalnya, bahwa arah kiblat bagi pengamat di Alexandria, Mesir adalah 135,5 derajat ke arah utara sebenarnya searah jarum jam, di Seattle, Washington 17,5 derajat ke arah utara sebenarnya searah jarum jam, dan di Hong Kong 285,1 derajat ke arah utara sebenarnya searah jarum jam.
BACA JUGA: 'Israel Telah Menjadi Bahan Tertawaan di Timur Tengah'
Bidang ilmiah Trigonometri yang pertama kali ditemukan oleh orang Mesir kuno dan tabelnya diterapkan dengan metode kedua dan ketiga. Kedua metode ini membuktikan derajat arah kiblat yang disebutkan di atas di Alexandria, Seattle, dan Hong Kong.
Sedangkan metode keempat adalah menggunakan bola bintang. Selama berlayar, seorang navigator memerlukan cara cepat untuk menentukan arah kiblat secara akurat.
Cara ini dapat menentukan posisi Ka'bah dengan menyesuaikan garis lintangnya dengan garis-garis sejajar kemiringan bola bintang dan garis bujur Ka'bah.
Selanjutnya, metode kelima menggunakan piringan bintang. Arah Ka'bah terletak pada piringan bintang dengan metode yang sama yang digunakan pada bola bintang. Lintang Ka'bah disesuaikan dengan kemiringan paralel benda langit dan bujur Ka'bah dari posisi pengamat.
Metode keenam menggunakan kerucut Weris. Bujur Ka'bah disesuaikan dengan garis dasar gradasi pada kemiringan benda langit.
Metode ketujuh menganggap lokasi Ka'bah sebagai titik referensi pada beberapa perangkat navigasi.
Beberapa perangkat ini, seperti perangkat yang menentukan lokasi melalui satelit, dapat menyimpan titik referensi dan menunjukkan arah serta jarak titik-titik tersebut setiap saat.
Dengan demikian, lokasi Ka'bah tersimpan dalam memori perangkat sebagai titik referensi. Jika sewaktu-waktu diperlukan arah Ka'bah, titik referensi tersebut dapat diingat kembali.
BACA JUGA: KFC dan Pizza Hut di Turki Alami Kebangkrutan Akibat Gerakan Boikot Produk Pro Israel
Sedangkan untuk cara kedelapan , ia memanfaatkan posisi matahari yang tegak lurus terhadap Ka'bah. Jika matahari tegak lurus terhadap Makkah, maka arahnya saat itu juga merupakan arah kiblat.
Matahari tegak lurus terhadap Ka'bah dua kali setahun ketika kemiringan matahari sama dengan garis lintang Ka'bah dan selama waktu matahari. Ketinggian matahari akan menjadi 90 derajat pada saat itu bagi para pengamat di Mekkah.
Fenomena ini terjadi pada tanggal 28 Mei pukul tujuh belas menit dan 52,8 detik lewat pukul 12 siang waktu setempat Arab Saudi dan Mesir (waktu musim panas) dan pada tanggal 16 Juli pukul dua puluh enam menit dan 40,8 detik lewat pukul 12 siang waktu setempat Arab Saudi dan Mesir (waktu musim panas).
Pada dua hari ini, matahari dapat disaksikan oleh seluruh penduduk Afrika, Eropa, Asia Timur hingga Filipina dan bagian barat laut Australia.
Orang yang melihat matahari pada saat tersebut di atas, jika Allah berkehendak, maka ia akan menghadap kiblat. Misalnya, lampu jalan dapat dilihat pada saat itu untuk menentukan arah kiblat. Dengan demikian, setiap Muslim dapat yakin akan arahnya dan berpegang teguh pada arahnya sepanjang tahun.
BACA JUGA: Perlawanan Hamas Bentuk Jihad atau Terorisme? Ini Jawaban Tegas Guru Besar Al-Azhar Mesir
Metode kesembilan adalah peta sholat yang dibuat oleh Islamic Center di Amerika Serikat. Peta ini menunjukkan arah kiblat berdasarkan sudut-sudut di seluruh dunia.
Pada tahun 2000, Syekh Besar Al-Azhar membentuk sebuah komite untuk memberikan fatwa akhir tentang kebenaran sembilan metode penentuan arah kiblat ini.
Sumber: aboutislam