Wamen PU: PDAM Terapkan Alternatif Pembiayaan Tingkatkan Layanan Air
Wamen PU tegaskan PDAM berkontribusi penuhi kebutuhan air masyarakat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti meminta Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di berbagai daerah untuk menggencarkan alternatif pembiayaan selain APBN atau APBD, untuk meningkatkan layanan air minum kepada masyarakat.
Menurut Diana dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, salah satu indikator utama pada RPJMN 2025-2029 adalah tercapainya akses air minum aman untuk 34,15 persen rumah tangga dan cakupan layanan air minum jaringan perpipaan sebesar 38,07 persen. Namun cakupan jaringan perpipaan saat ini masih 19,76 persen, sehingga masih ada kekurangan sebesar 18,31 persen.
"Untuk mencapai target tersebut tentunya membutuhkan dana yang besar, sehingga PDAM harus mulai menerapkan alternatif pembiayaan selain APBN atau APBD seperti skema Business to Business (B to B)," kata Diana
ia mengatakan pada Jumat ini bahwa ia telah menghadiri groundbreaking pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandung Timur/Kertasari di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Diana menyampaikan apresiasi kepada Perumda Tirta Air Minum Tirta Rahaja dan Pemerintah Kabupaten Bandung yang sudah menerapkan skema Business to Business untuk SPAM Bandung Timur/Kertasari ini.
"Sinergi antara pemda, swasta dan pemerintah pusat ini, saya harapkan bisa menghasilkan yang terbaik agar masyarakat bisa mendapatkan air minum. Saya pesan air dari SPAM ini nantinya harus sudah kualitas air minum, bukan hanya kualitas air bersih," katanya.
Menurut dia, pengembangan SPAM Bandung Timur/Kertasari dilaksanakan oleh Perumda Air Minum Tirta Raharja dengan pembiayaan dari PT Moya Indonesia. Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum turut memberikan pendampingan dalam proses transaksi proyek ini.
Pengembangan ini mencakup rehabilitasi dan pembangunan kapasitas produksi baru dengan total kapasitas sebesar 1.100 liter/detik serta pembangunan jaringan distribusi dengan skema Kontrak Berbayar Angsuran (KBA).
Pipa distribusinya dirancang mencapai 5,7 kilometer yang menyambungkan 44.503 sambungan rumah di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Sumber airnya berasal dari Intake Kertasari (500 liter/detik) dan uprating IPA Cikoneng (600 liter/detik).
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Raharja Teddy Setiabudi pada kesempatan yang sama, menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah pusat melalui Kementerian PU yang telah memberikan pendampingan teknis mulai dari tahap persiapan, perencanaan, hingga pelaksanaan pengembangan SPAM ini.
"Kami yakin keberhasilan pengembangan SPAM Bandung Timur ini tidak hanya meningkatkan cakupan layanan air minum, tetapi juga menjadi model kolaborasi yang efektif pembangunan infrastruktur dasar di Indonesia," ujarnya.