Penjaga Penjara Israel Paksa Tahanan Palestina Hapus Slogan 'Jerusalem is Arab'

Israel harus bertanggung jawab terhadap warga tewas di Gaza.

EPA-EFE/Alaa Badarneh
Aktivis Palestina Ahed Tamimi (tengah) berpelukan dengan kerabatnya setelah tiba di Ramallah, setelah dia dibebaskan dari penjara militer Israel Ofer, Tepi Barat, Kamis (30/11/2023).
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru saja mengundurkan diri, Itamar Ben-Gvir mengunggah sebuah video yang menunjukkan para sipir penjara Negev, Israel, yang menyerbu sel tahanan Palestina. Sipir penjara Israel itu memaksa warga Palestina yang dipenjara dengan todongan senjata untuk berlutut dan mengecat dinding.

Baca Juga


Ben-Gvir menulis di akun X-nya:

"Di Penjara Ktsiyot (Negev), ditemukan bahwa di bagian keamanan, terdapat tanda di banyak dinding penjara yang bertuliskan kalimat-kalimat seperti 'Kami tidak akan melupakan, kami tidak akan memaafkan, kami tidak akan berlutut, Yerusalem adalah Arab. Di bawah arahan komandan penjara, Menachem Bibas, pasukan penjara menyerbu sel, memaksa mereka (tawanan Palestina) berlutut, dan mengecat tembok."

Para tawanan Palestina telah menulis kalimat-kalimat seperti “Kami tidak akan memaafkan... Kami tidak akan melupakan... Kami tidak akan berlutut” di dinding-dinding penjara sebelum dibebaskan sebagai bagian dari gelombang ketujuh kesepakatan pertukaran tawanan antara pejuang kemerdekaan Palestina yakni Hamas dan Israel yang menjajah Palestina.

Namun, Israel telah membatalkan pembebasan para tahanan Palestina, memaksa ratusan aktivis yang dipenjara kembali ke sel mereka. Sementara keluarga mereka menunggu kedatangan mereka di berbagai daerah di Tepi Barat dan Gaza, dikutip dari Palestine Chronicle, Selasa (25/2)

 

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa para tahanan (warga Palestina yang dipenjara) menulis kalimat-kalimat tersebut sebagai tanggapan atas slogan yang dipaksakan kepada para tahanan Palestina yang dibebaskan pada gelombang keenam dari penjara Ofer.

Otoritas Penyiaran Israel (KAN) sebelumnya telah mempublikasikan foto-foto para tahanan yang mengenakan kemeja putih yang dicetak dengan Bintang Daud dan logo Layanan Penjara Israel, serta kalimat “Kami tidak melupakan, kami tidak memaafkan” di kedua sisinya.

Setelah dipaksa mengenakan kaos tersebut, petugas penjara Israel mengambil foto-foto para tawanan dalam kondisi yang memalukan. Para tahanan dipaksa berlutut dan menundukkan kepala. Foto-foto lain diambil di halaman salah satu penjara Israel, di mana para tahanan terlihat berbaris dikelilingi oleh kawat berduri.

Begitu dibebaskan, para tawanan Palestina langsung membakar pakaian sebagai tanda pembangkangan.

Sementara itu, kemarahan dirasakan oleh warga Palestina, terutama ketika mereka membandingkan perlakuan Israel terhadap para tahanan (yakni warga Palestina) dengan perlakuan Hamas yang baik terhadap tahanan (yakni warga Israel). 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler