Saham Himbara Melemah, BMRI dan BBRI Anjlok Paling Dalam  

IHSG ditutup melemah 120,73 poin atau 1,83 persen ke posisi 6.485,45.

Republika/Thoudy Badai
Pekerja mengamati layar yang menampilkan data pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan saham tahun 2025 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1/2025). Pada pembukaan perdagangan saham 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka hijau dengan menguat 30,21 poin atau 0,43 persen ke level 7110.114.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham empat bank besar Indonesia kompak melemah pada perdagangan Kamis (27/2/2025). Penurunan paling dalam dialami oleh Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), yang masing-masing merosot lebih dari 4 persen.

Baca Juga


Berdasarkan data perdagangan, saham BMRI turun 5,28 persen ke level Rp 4.660, sementara BBRI melemah 4,97 persrn ke posisi Rp 3.630. Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) juga terkoreksi 0,23 persen ke Rp 4.340, sedangkan Bank Tabungan Negara (BBTN) turun 0,56 persen ke Rp 895.

Menurut Miftahul Khaer, Analis Kiwoom Sekuritas, penurunan signifikan IHSG dan saham perbankan hari ini terutama disebabkan oleh aksi jual asing yang cukup kuat serta ketidakpastian makroekonomi global. Faktor seperti potensi penyesuaian suku bunga dan fluktuasi nilai tukar menjadi pemicu utama kekhawatiran investor.

"Bank-bank besar mengalami tekanan karena investor asing melakukan net sell, yang didorong oleh kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dan kondisi pasar global," ujar Miftahul kepada Republika, Kamis (27/2/2025).

Ia juga menambahkan, meskipun ada isu seputar Danantara, faktor tersebut tidak menjadi katalis utama dalam penurunan saham perbankan. Dampak terbesar tetap berasal dari arus modal keluar dan sentimen negatif pasar.

"(Danantara) tidak menjadi katalis utama dalam penurunan saham perbankan; dampak terbesar tetap berasal dari arus modal keluar dan sentimen negatif pasar," tuturnya.

Senada dengan itu, Rully Arya Wisnubroto, Ekonom Mirae Asset Sekuritas, menyoroti kondisi pasar yang masih rentan terhadap ketidakpastian global.

"Masih terus keluarnya investor asing dan melemahnya nilai tukar Rupiah menunjukkan bahwa kondisi pasar masih penuh dengan ketidakpastian dan penguatan kemarin masih belum stabil. Pasar belum memiliki optimisme terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang akan banyak berdampak kepada kinerja perusahaan," ujarnya.

Rully juga mencatat bahwa beberapa saham perbankan besar mengalami tekanan jual yang signifikan. "Beberapa saham yang mengalami aksi jual sangat besar termasuk dari BBNI, BBRI, dan BMRI," tambahnya.

Dengan volatilitas yang masih tinggi, pelaku pasar diharapkan untuk tetap mencermati sentimen global serta arus modal asing yang dapat memengaruhi stabilitas saham perbankan ke depan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah seiring pelaku pasar, utamanya asing khawatir di tengah penerapan kebijakan tarif oleh Presiden AS Donald Trump.

IHSG ditutup melemah 120,73 poin atau 1,83 persen ke posisi 6.485,45. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 16,06 poin atau 2,15 persen ke posisi 731,79.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, saru sektor menguat yaitu sektor barang konsumen non primer yang naik sebesar 0,22 persen.

Sedangkan, sepuluh sektor turun yaitu sektor kesehatan turun paling dalam minus 1,96 persen, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor barang baku yang turun sebesar 1,69 persen dan industri 0,11 persen.  

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler