Maraknya Tipu-Tipu di Suatu Negara Pertanda Apa? Ini Kata Ulama

Tipu-tipu adalah pertanda kiamat di yang semakin dekat

Republika/ Tahta Aidilla
Petugas memegang keran pompa bensin jenis Pertalite di SPBU. ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT telah mengutuk kecurangan dan para pelakunya serta mengancam mereka dengan celaka dalam Alquran. Dalam surat al-Muthaffifin ayat 1-3:

Baca Juga


وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”

Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah menjelaskan fenomena seriusnya penipuan dan penyebarannya.

Dia mengatakan banyaknya penipuan ini menunjukkan rusaknya zaman dan dekatnya hari kiamat, rusaknya uang dan transaksi, dan hilangnya keberkahan dari toko-toko, penjualan, pertanian, dan bahkan dari tanah-tanah yang ditanami...Karena kekejian-kekejian yang dilakukan oleh para pedagang, para pedagang, orang-orang yang bertanggung jawab, dan para pemilik perdagangan dan industri.

Dia mengatakan, Allah SWT telah mengirim para penindas kepada mereka, mengambil harta mereka dan melanggar privasi mereka, dan bahkan mengirim orang-orang kafir kepada mereka, menangkap mereka.

Bertambahnya kekuasaan orang-orang kafir atas kaum Muslimin dengan menangkap dan memperbudak mereka, serta merampas harta benda dan kehormatan mereka.

Hal ini terjadi pada masa-masa terakhir ini ketika para pedagang dan yang lainnya memperkenalkan berbagai macam kekejian penipuan ini dan kehebatan kejahatan, penipuan, dan khayalan.

BACA JUGA: Masya Allah, Anak Kecil Ini Jawab Tes Alquran Syekh Senior Al Azhar Mesir dengan Cerdas

Mereka tidak memperhatikan Allah, yang mengetahui mereka, dan tidak takut akan kerasnya hukuman dan kemurkaan-Nya, padahal Dia selalu mengawasi mereka. Lihat QS Ghafir 19, Thaha ayat 7, dan al-Mulk ayat 14.

لَوْ تَأَمَّلَ الْغَشَّاشُ الْخَائِنُ الْآكِلُ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ مَا جَاءَ فِي إثْمِ ذَلِكَ فِي الْقُرْآنِ وَاالسُّنَّةِ لَرُبَّمَا انْزَجَرَ عَنْ ذَلِكَ أَوْ عَنْ بَعْضِهِ

“Jika orang yang tidak jujur dan berkhianat yang memakan harta orang lain dengan sia-sia mempertimbangkan apa yang disebutkan dalam Alquran dan Sunnah tentang pelanggaran ini, mungkin dia akan jera untuk melakukannya atau sebagiannya.”

 

Pemimpin yang dzalim. (ilustrasi) - (republika)

Syariat Islam melarang semua cara dan metode penipuan yang dapat merampok uang seseorang secara ilegal, baik dalam penjualan atau transaksi lainnya, karena hal tersebut merupakan kejahatan, agresi, dan penyimpangan dari kebajikan dan kehormatan yang harus ditunjukkan oleh seorang Muslim kepada orang lain, baik Muslim maupun non-Muslim.

Rasulullah SAW memperingatkan agar tidak melakukan kecurangan dan mengancam pelakunya dengan celaan dan teguran, serta menjelaskan bahwa hal itu bukanlah perbuatan para nabi dan orang-orang saleh.

BACA JUGA: Menyoal Rangkap Jabatan Menag, Kepala Badan Pengelola Sekaligus Imam Besar Istiqlal

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- مر على صبرة طعام فأدخل يده فيها فنالت أصابعه بللا، فقال: ما هذا يا صاحب الطعام؟ قال أصابته السماء يا رسول الله، قال أفلا جعلته فوق الطعام كي يراه الناس، "من غش فليس مني".

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah melewati sepiring makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, dan jari-jarinya basah. "Apa ini wahai pemilik makanan?" Pemilik menjawab, “Dia tertimpa langit, wahai Rasulullah.” Beliau menimpali, “Tidak bisakah Anda menaruhnya di atas makanan agar orang lain bisa melihatnya? Barangsiapa yang menipu, maka dia bukan dari golonganku.” (HR Bukhari Muslim)

Rasulullah SAW juga memperingatkan tentang ancaman pelaku tipu-tipu. Ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadits berikut:

عن ابن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : من غشنا فليس من ، والمكر والخداع في النار

 Dari Ibnu Mas'ud RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menipu kami, maka dia bukan termasuk golongan kami, dan kelicikan serta tipu daya itu ada di dalam neraka.” (HR Ibnu Hibban dan at-Thabarani).

Sementara itu, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bahkan peringatkan bahaya tipu-tipu oleh pemimpin terhadap rakyatnya.

عن معقل بن يسار رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله صلي الله عليه وسلم يقول : ما من عبد يسترعيه الله عز وجل رعية يموت يوم ، وهو غاش رعيته إلا حرم الله تعالى عليه الجنة

Dari Ma'qil bin Yasar RA berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “”Tidaklah seorang hamba yang diberikan kepercayaan memimpin rakyat, lalu meninggal pada suatu hari dalam keadaan tidak jujur terhadap rakyatnya, melainkan Allah mengharamkannya masuk surga.”

BACA JUGA: Menyoal Rangkap Jabatan Menag, Kepala Badan Pengelola Sekaligus Imam Besar Istiqlal

Larangan dan hukuman ini menunjukkan bahwa kecurangan, penipuan, dan semua cara curang benar-benar dilarang, baik dalam penjualan atau dalam transaksi lain antara orang-orang, dan melakukan hal itu termasuk dalam ruang lingkup kecurangan, pengkhianatan, dan memakan uang orang dengan sia-sia

Hal ini bisa dirujuk dalam sejumlah referensi antara lain Ihya Ulumuddin Imam al-Ghazali dan az-Zawajir ‘an Iqtiraf al-Kabair karangan Ibn Hajar al-Haitami. 

Mengenal Hadits Nabi Muhammad SAW - (Republika)
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler