Banjir Jabodetabek, Anggota DPRD Dapat Laporan Alat Deteksi Bencana tak Berfungsi
Masih ada 36 RT terendam banjir di Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta August Hamonangan menerima pengaduan dari warga Kelurahan Pengadegan, Jakarta Selatan, yang berada di bantaran Kali Ciliwung bahwa alat peringatan dini banjir di daerah itu rusak atau tidak berfungsi.
"Kami mendapatkan laporan bahwa alat pengeras suara di Pengadegan tidak berbunyi. Padahal, ketinggian air di Bendung Katulampa, padahal saat itu sudah mencapai titik kritis," kata Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta August Hamonangan dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, dia menyayangkan ketidakmampuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memastikan alat peringatan dini banjir berfungsi secara optimal.
Untuk itu, ia meminta Pemprov DKI Jakarta memastikan kesiapan alat-alat peringatan dini banjir yang ada menyusul kejadian tersebut.
Ia juga menyayangkan alat yang begitu mahal harganya ternyata tidak bisa berfungsi dengan baik.
Padahal, tegasnya, niatnya adalah untuk memberikan peringatan dini kepada warga sehingga, mereka punya jeda waktu untuk bersiap-siap menghadapi banjir.
"Karena alat tersebut tidak berfungsi, maka warga yang tinggal dekat dengan Kantor Kelurahan bahkan tidak siap untuk menghadapi bencana yang akan datang pada saat itu," ujarnya.
Selain itu, ia juga mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk menggencarkan pembangunan infrastruktur pengendali banjir di sekitar DKI Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta, kata dia, juga harus melakukan evaluasi, jika pengadaan toa kurang efektif, maka anggarannya bisa difokuskan untuk membangun waduk, polder dan embung yang bisa berfungsi sebagai tempat parkir air.
"Ini bisa mengurangi kemungkinan air meluap dan mengakibatkan banjir. Selain itu, normalisasi kali-kali juga harus dilakukan terus," katanya.
August mengajak setiap pihak, termasuk warga Jakarta untuk tetap waspada dan jangan lengah terlebih dahulu menghadapi potensi banjir yang mungkin melanda beberapa wilayah di daerah itu.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan bahwa untuk banjir yang terjadi di Jakarta disebabkan hujan intensitas tinggi yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (2/3) dan Senin (3/3), serta pada Selasa (4/3).
Akibat hujan intensitas tinggi tersebut kata Isnawa, mengakibatkan Bendung Katulampa yang berada di Bogor, Jawa Barat, menjadi bahaya dan menyebabkan Kali Ciliwung meluap.
Kemudian, lanjut dia, hujan yang terjadi di Jakarta dengan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.
Masih terendam
Banjir yang diakibatkan curah hujan tinggi dan luapan sejumlah sungai, masih merendam 36 rukun tetangga (RT) di tiga wilayah Jakarta pada Rabu siang.
"Kami masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan (banjir) di setiap wilayah," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, hingga pukul 12.00 WIB jumlah RT yang terdampak banjir terus berkurang dan saat ini tinggal 36 RT dari puncaknya pada Selasa (4/3) yang mencapai 122 RT di empat kota administrasi.
Yohan mengatakan bahwa ketinggian air pun terus menyusut dan kini paling tinggi berada di Kelurahan Bintaro dan Kebon Baru, Jakarta Selatan, dengan kedalaman tertinggi dua meter.
"Kami mencatat saat ini genangan terjadi di 36 RT yang terdiri dari Jakarta Barat 9 RT, Jakarta Selatan 13 RT dan Jakarta Timur 14 RT," ujarnya.
Yohan menambahkan, untuk daerah yang telah surut yaitu di 22 kelurahan baik di Jakarta Selatan, Barat, Pusat, maupun Jakarta Timur. "Untuk ruas jalan semua dipastikan telah surut," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan bahwa untuk banjir yang terjadi di Jakarta disebabkan hujan intensitas tinggi yang melanda wilayah Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (2/3) dan Senin (3/3), serta pada Selasa (4/3).
Akibat hujan intensitas tinggi tersebut kata Isnawa, mengakibatkan Bendung Katulampa yang berada di Bogor, Jawa Barat, menjadi bahaya dan menyebabkan Kali Ciliwung meluap.
Kemudian, lanjut dia, hujan yang terjadi di Jakarta dengan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir.