Dijadikan Karyawan Jakpro, Warga Kampung Bayam Bisa Tinggal di KSB Sebelum Lebaran

Para warga Kampung Bayam akan dipekerjakan sebagai pengelola kompleks JIS.

Republika/Bayu Adji P
Aktivitas warga yang menghuni Kampung Susun Bayam di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Rep: Bayu Adji P  Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah secara simbolis menyerahkan kunci Kampung Susun Bayam (KSB) kepada 33 kepala keluarga (KK) warga Kampung Bayam yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS). Para warga Kampung Bayam itu nantinya akan dipekerjakan PT Jakarta Propertindo atau Jakpro sebagai pengelola kompleks JIS.

Baca Juga


Direktur Utama Jakpro Iwan Takwin mengatakan, para warga Kampung Bayam itu akan diperkerjakan untuk mengelola lahan di kompleks JIS dengan metode urban farming. Nantinya, mereka akan mendapatkan gaji setara upah minimum provinsi (UMP) Provinsi Jakarta. Sementara itu, para warga itu diwajibkan membayar biaya sewa sekitar Rp 1,7 juta untuk setiap unit KSB. 

"Jadi per bulan mereka sewa Rp 1,783 sekian (juta), jadi Rp 1,7 juta, di mana dalam proses mereka bekerja di sini, kami gaji sesuai dengan UMR, dan kemudian dari gaji itu kita potong untuk biaya sewanya. Dan itu sudah disepakati bersama," kata dia di KSB atau Hunian Pekerja Pendukung Operasional (HPPO) JIS, Kamis (6/3/2025).

Menurut dia, saat ini Jakpro masih melakukan proses rekrutmen kepada warga Kampung Bayam yang akan menghuni KSB. Pasalnya, nantinya mereka akan bekerja di bawah wewenang Jakpro.

Iwan menyatakan, pihaknya akan memberikan pekerjaan sesuai dengan keahlian warga Kampung Bayam. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan pelatihan agar warga Kampung Bayam dapat melakukan urban farming secara lebih modern. 

"Jadi pelatihan-pelatihan itu nanti, jadi produktivitas atau hasil yang dihasilkan urban farming benar-benar bisa dijual dan bisa bersaing di pasar Jakarta. Itu yang menjadi tujuan utama kami," kata Iwan.

Ia menargetkan, para warga Kampung Bayam itu dapat mulai menghuni KSB pada pekan ketiga Maret ini atau sebelum Lebaran. Menurut dia, seluruh unit yang ada di KSB juga sudah siap untuk dihuni. 

"Kesiapan unitnya pun sudah siap, tinggal masuk saja. Karena mereka warga ini kan perlu memindahkan barang-barangnya secara bertahap, kemudian menyiapkan barang-barang pribadinya di dalam," kata dia.

 

 

Sementara itu, Gubernur Jakarta Pramono Anung memastikan, pihaknya akan memberikan proteksi kepada warga Kampung Bayam yang menghuni KSB. Artinya, pihaknya akan menjamin produk urban farming yang dihasilkan warga bisa tersalurkan ke pasaran.

"Yang paling penting, hasilnya tadi yang disampaikan oleh Pak Dirut, jangan sampai enggak terbeli. Untuk itu, saya juga sudah memerintahkan BUMD akan membeli," ujar Pramono.

Meski demikian, ia menilai, BUMD Jakarta juga tidak mungkin terus menerus bisa menampung produk urban farming warga Kampung Bayam. Karena itu, ia meminta Jakpro juga melatih warga Kampung Bayam agar bisa menjual produknya secara mandiri.

"Nanti saya akan meminta mungkin dalam waktu berapa lama, satu tahun atau lebih, mereka juga diajarin teknik atau cara tentang marketing-nya. Tapi yang jelas, di awal-awal ini pasti kami akan proteksi untuk itu," kata dia.

Pramono mengaku masih banyak pekerjaan yang mesti diselesaikannya selama menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Salah satu pekerjaan yang akan dilakukannya adalah membenahi peninggalan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Dalam kampanye, saya mengatakan apa yang baik dari Mas Anies, Pak Ahok, Bang Yos, Bang Foke, saya lanjutkan. Habis ini saya konsentrasi untuk tempat-tempat yang ditinggalkan oleh Pak Ahok," kata Pramono.

 

Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub Jakarta 2024 - (Infografis Republika)

Salah seorang warga Kampung Bayam, Martin (35 tahun), mengaku senang akhirnya mendapat kepastian untuk menghuni KSB, yang selama ini telah diperjuangkannya bersama Kelompok Tani Kampung Bayam Madani di bawah kepemimpinan Muhammad Furqon. Selama ini mereka telah sabar menunggu untuk bisa tinggal di tempat itu. 

"Akhirnya hari ini kami dapat hasilnya," kata dia usai diberikan kunci unit KSB secara simbolis oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung, Kamis sore. 

Ia pun mempertanyakan sikap Jakpro yang berubah setelah Gubernur Jakarta berganti. Sebab, selama ini Jakpro adalah pihak yang paling lantang menolak warga Kampung Bayam menghuni KSB.

Sebagai informasi, warga Kampung Bayam merupakan warga yang terdampak pembangunan JIS. Selama pembangunan JIS yang dilakukan pada 2019-2022, mereka harus rela direlokasi ke hunian sementara, lantaran Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan menjanjikan mereka bisa tinggal di KSB.

Namun, janji itu tak kunjung direalisasikan. Usai Anies lengser, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono tidak juga memberikan akses kepada mereka untuk menghuni KSB.

Alhasil, pada Maret 2023, warga Kampung Bayam memaksa tinggal dengan menghuni pelataran KSB. Bahkan, pada akhir 2023, sebagian warga KSB nekat memasuki unit yang ada di KSB, meski mereka tidak diberikan akses listrik dan air bersih selama menghuni tempat itu.

Akhirnya, Jakpro melaporkan Furqon kepada aparat kepolisian dengan dalih penyerobotan aset. Bahkan, Furqon sempat ditahan oleh aparat kepolisian pada April 2024, meski akhirnya dibebaskan. 

Jakpro kemudian mengevakuasi warga Kampung Bayam yang menghuni KSB kembali ke hunian sementara di Jalan Tongkol, Jakarta Utara, pada Mei 2024. Hingga akhirnya, mereka dijanjikan bisa menghuni KSB oleh Pramono yang tengah kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.

"Ya kalau dari kami warga, kami sangat senang, yang akhirnya sudah dapat diberikan (kunci KSB). Kenapa sih enggak dari awal?" ujar Martin.

Ia pun mengaku sempat kesal dengan Jakpro yang tidak kunjung memberikan kunci KSB. Namun, kesabaran mereka pun membuahkan hasil karena akhirnya bisa menghuni KSB.

"Kalau untuk kesal (dengan Jakpro), sangat. Cuma Bersyukur juga yang akhirnya sudah dapat diberikan, kita berterima kasih," kata Martin.

Martin tahu bahwa sebanyak 33 KK warga Kampung Bayam akan dipekerjakan oleh Jakpro untuk mengembangkan pertanian dengan metode urban farming di lingkungan JIS. Namun, ia mengaku belum mengetahui secara detail pekerjaannya nanti. Yang diketahuinya, Jakpro akan membayar gaji sekitar Rp 5,4 juta per bulan kepada warga dan gajinya itu akan dipotong otomatis untuk membayar uang sewa unit KSB sebesar Rp 1,7 per bulan. 

"Ya kalau dari kami sebagai warga sih sangat besar ya, kalau 1,7. Tapi ya kalau mereka tanggung jawab untuk memperhatikan soal kita bertani ini, dalam hal ini ya memberikan gaji, ya sudah," ujar Martin.

In Picture: Penantian Panjang Warga Kampung Bayam Bisa Tempati Rumah Susun

Warga melihat hunian di Rumah Susun Kampung Bayam, Jakarta, Kamis (6/3/2025). - (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler