Pesan Ramadhan Umat Katolik untuk Muslim: Kita Bisa Bersama Meski Beban Sejarah yang Berat

Vatikan mengeluarkan pernyataan tahunan pesan Ramadhan

EPA-EFE/WAEL HAMZEH
Warga melihat dekorasi khas Ramadhan yang di jual di Beirut, Lebanon, Senin (24/2/2025). Jelang datangnya bulan suci Ramadhan, dekorasi khas Ramadhan terlihat di sudut kota Beirut. Awal Ramadhan diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025. Ilustrasi Ramadhan.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN— Seperti yang dilakukan setiap tahun selama bulan puasa, Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama telah mengeluarkan pesan untuk bulan Ramadhan .

Baca Juga


Dikutip dari Vaticannews, Jumat (7/3/2025), Pesan tahun ini, yang ditandatangani oleh prefek baru Dikasteri, Kardinal George Jacob Koovakad, berpusat pada tema: "Umat Kristiani dan Muslim: Apa yang Kita Harapkan untuk Menjadi Bersama."

"Masa puasa, doa dan berbagi ini," demikian bunyi pesan itu, merupakan kesempatan istimewa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan diperbaharui dalam nilai-nilai dasar agama, kasih sayang dan solidaritas. Tahun ini, Ramadhan sebagian besar bertepatan dengan masa Prapaskah, yang bagi umat Kristiani merupakan masa puasa, doa dan pertobatan kepada Kristus.

Keselarasan yang jarang terjadi dalam kalender keagamaan ini, tulis Kardinal Koovakad, menawarkan kesempatan unik untuk berjalan berdampingan, umat Kristiani dan Muslim, dalam proses pemurnian, doa dan amal yang sama.

Sebuah transformasi batin

"Lebih dari sekadar bulan puasa, Ramadhan bagi kami umat Katolik adalah sebuah sekolah transformasi batin," lanjut pesan tersebut.

Dalam tradisi Kristiani, Prapaskah adalah waktu yang sama, sebuah periode ketika melalui puasa, doa dan sedekah kita berusaha untuk memurnikan hati kita dan memusatkan perhatian kembali pada Dia yang membimbing dan mengarahkan hidup kita.

Baik Ramadhan maupun Prapaskah, melalui seruan mereka untuk pengabdian dan disiplin diri, berfungsi sebagai pengingat bahwa iman "bukan hanya tentang gerakan lahiriah tetapi juga sebuah perjalanan pertobatan batin," pesan tersebut menekankan.

Dunia yang membutuhkan persaudaraan dan dialog

Namun, Kardinal Koovakad memperingatkan bahwa "di dunia yang ditandai dengan ketidakadilan, konflik, dan ketidakpastian tentang masa depan, panggilan bersama kita tidak dapat direduksi menjadi praktik-praktik spiritual saja."

BACA JUGA: Mengapa para Pembenci Membakar Alquran dan Justru yang Terjadi di Luar Dugaan?

Dia menekankan bahwa umat Kristen dan Muslim "dapat menjadi saksi bersama atas harapan bahwa persahabatan itu mungkin, terlepas dari beratnya sejarah dan ideologi yang memecah belah kita."

Dalam Tahun Yubileum yang berpusat pada pengharapan ini, pesan tersebut menegaskan kembali keyakinan Kristiani bahwa "pengharapan berakar pada kepastian bahwa kasih Allah lebih kuat daripada cobaan atau rintangan apa pun."

Infografis Kemuliaan Bulan Ramadhan - (Republika)

 

Iman kepada Tuhan, lanjut pernyataan itu, adalah "harta yang menyatukan kita." Tahun ini, ketika tradisi Kristen dan Muslim bertemu dalam perayaan Ramadhan dan Prapaskah, orang-orang percaya "memiliki kesempatan unik untuk menunjukkan kepada dunia bahwa iman mentransformasi individu dan masyarakat, bertindak sebagai kekuatan untuk persatuan dan rekonsiliasi."

Pesan tersebut menggarisbawahi bahwa umat Kristen tidak hanya berusaha untuk hidup berdampingan dengan umat Muslim, tetapi juga untuk "hidup bersama dengan tulus dan saling menghormati.

Bekerja bersama untuk perdamaian

Nilai-nilai umum yang dianut oleh umat Kristiani dan Muslim, seperti keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap ciptaan, "seharusnya mengilhami tindakan dan hubungan kita, dan berfungsi sebagai kompas untuk membangun jembatan dan bukan tembok", pesan tersebut melanjutkan.

"Di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri ini, kami dengan senang hati berbagi harapan ini dengan Anda. Semoga doa-doa kami, sikap solidaritas kami dan upaya kami untuk perdamaian menjadi tanda nyata dari persahabatan kami yang tulus dengan Anda. Semoga hari raya ini menjadi kesempatan untuk pertemuan persaudaraan antara umat Muslim dan Kristen, di mana kita dapat merayakan kebaikan Tuhan bersama-sama."

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler