Danantara akan Danai 20 Proyek Strategis Nasional, Dimulai dari Kilang Minyak

Kilang minyak baru akan dibangun di Sumatera dengan kapasitas 500 ribu barel.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Buku informasi mengenai Danantara terlihat saat peluncuran badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Danantara resmi diluncurkan sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia yang akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan segera memulai sepak terjangnya mendanai proyek-proyek strategis nasional. Presiden Prabowo Subianto, saat meluncurkan Danantara, telah menyampaikan, raksasa sovereign wealth fund ini akan berinvestasi pada 20 Proyek Strategis Nasional (PSN).

Baca Juga


Hingga saat ini, rincian PSN terkait belum disampaikan secara transparan. Namun ia menyebut beberapa sektor PSN sasaran dengan total dana tersedia untuk diinvestasikan sebanyak Rp 300 triliun, yang berasa dari dana hasil efisiensi Kementerian.

"Gelombang pertama investasi senilai 20 miliar dolar AS dalam kurang lebih 20 proyek stategis bernilai miliar dolar, akan difokuskan pada hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data kecerdasan buatan, kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan, dan protein, akuakultur, dan energi terbarukan," kata Prabowo.

Pada Jumat (7/3/2025), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan proyek pembangunan kilang minyak berkapasitas 500 ribu barel yang dibangun berdekatan dengan Singapura di wilayah Sumatera bakal dibiayai sebagian oleh Danantara.

“Sebagian dananya (didanai) Danantara, sebagian kami lagi mencari. Kalau memang Pertamina bisa ikut, itu jauh lebih baik,” kata Menteri ESDM menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Walaupun demikian, Bahlil belum dapat menyebutkan berapa porsi pembiayaannya nanti. Di lokasi terpisah, Bahlil sempat menyebut daerah Sumatera menjadi lokasi pembangunan kilang minyak karena pertimbangan bisnis.

“Ya, itu adalah pertimbangan bisnis ya,” kata Bahlil kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, di hari yang sama.

Pembangunan kilang itu merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang bakal menerima kucuran dana investasi sebesar 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp 657 triliun. Proyek-proyek itu juga bagian dari target hilirisasi senilai 618 miliar dolar AS pada 2025.

Di samping pembangunan kilang, beberapa proyek hilirisasi utama lainnya juga mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Kemudian, ada pula proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) baku batu bara sebagai substitusi impor LPG. Selain sektor energi, Bahlil melanjutkan hilirisasi juga menyasar komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit alumina, kemudian sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.

Bahlil menegaskan pendanaan proyek-proyek itu tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing, misalnya untuk hilirisasi Dimethyl Ether (DME).

Dia menegaskan pemerintah terus meningkatkan jumlah proyek hilirisasi dalam tahapan berikutnya untuk mencapai target 26 sektor komoditas yang menjadi prioritas hilirisasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Jika sudah berdiri, kilang ini berpotensi jadi kilang produksi terbesar di Indonesia.

5 Fakta Danantara - (Tim Infografis)

 

Fokus investasi Danantara

Danantara, yang diluncurkan pada 24 Februari 2025, memang memiliki tujuan untuk mengelola aset negara dan meningkatkan kinerja investasi pemerintah. Dengan total aset yang dikelola mencapai lebih dari 900 miliar dolar AS atau sekitar Rp 14.650 ribu triliun, Danantara diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5 persen menjadi 8 persen.

Selain pembangunan kilang minyak, Danantara juga akan fokus pada proyek hilirisasi lainnya, termasuk pengembangan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.

Dengan keterlibatan Danantara dalam proyek-proyek strategis ini, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan minyak domestik dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat sektor energi nasional dan mencapai kemandirian energi.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dony Oskaria yang juga menjabat Kepala Pelaksana Bidang Operasional (COO) Danantara mengatakan, konsolidasi seluruh BUMN ke dalam Danantara memang bermanfaat juga untuk mengoptimalkan sumber daya demi mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi.

"Benefit-nya tentu yang paling utama itu adalah dalam proses konsolidasi ini power-nya menjadi lebih kuat, ya kan," kata Dony ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan apabila dulu perusahaan-perusahaan BUMN bekerja sendiri-sendiri, kini apabila dikonsolidasi dan dikelola hasil bisnisnya secara terintegrasi maka potensi ekonomi yang diberikan bisa lebih maksimal.

Dony memberi contoh BUMN yang saat ini memiliki kontribusi besar, seperti Bank Mandiri, yang sebelumnya memberikan keuntungan berupa dividen kepada Kementerian Keuangan sebagai perpanjangan tangan pemerintah dan juga pemilik saham.

Dividen tersebut hanya akan langsung digunakan untuk anggaran berjalannya pemerintahan dan tidak dilakukan pengembangan lebih lanjut. Namun, dengan skema konsolidasi dari Danantara, nantinya dividen dari BUMN itu akan digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis hingga investasi lainnya sehingga dampak positif bagi perekonomian nasional bisa semakin optimal.

Selain itu, untuk perusahaan BUMN yang sebelumnya belum memberikan kontribusi ekonomi, dengan adanya konsolidasi juga dapat diperbaiki kondisi perusahaannya melalui pemanfaatan dana investasi itu.

"Dengan proses konsolidasi, tentu akan lebih memudahkan juga untuk kita (pemerintah) melakukan proses perbaikan kondisi dari perusahaan-perusahaan kita yang saat ini belum memberikan keuntungan," ujar Dony.

Direncanakan penggabungan seluruh BUMN sebagai bagian dari Danantara akan terjadi sekitar akhir Maret atau awal April 2025.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler