Media Zionis: Utusan AS Nilai Washington tak Seirama dengan Netanyahu Rusak Perjanjian

Utusan AS justru mengapresiasi Hamas karena pegang teguh perjanjian.

Erdy Nasrul/Republika
Witkoff dan Netanyahu
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manuver AS yang membangun dialog dengan Israel dan Hamas membangun sikap tersendiri. Amerika di satu sisi mendukung persenjataan Israel. Tapi di sisi lain, Paman Sam juga mengakui kehebatan Hamas sebagai entitas yang berkomitmen terhadap gencatan senjata yang jauh lebih bisa dipegang ketimbang Israel yang terlalu bernafsu untuk perang.

Baca Juga


Manuver Israel membangun komunikasi langsung dengan Hamas menuai kecaman internal Israel. Mereka mengkhawatirkan komunikasi itu mengikis pandangan dan sikap Amerika yang selama ini mendukung penuh Israel.

Witkoff

Media zionis, Yedioth Ahronoth mencatat bahwa Israel terkejut dengan pernyataan terbaru utusan Amerika untuk Timur Tengah Steve Witkoff, yang mengatakan bahwa yang bersangkutan menunjukkan sikap Amerika yang tidak lagi melihat sesuatu dengan cara yang sama seperti (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu .

Dalam wawancara dengan jurnalis Amerika Tucker Carlson, Witkoff mengkritik perdana menteri Israel karena tidak memiliki rencana strategis untuk Gaza. Dia mengatakan tidak ada peta atau cakrawala, sehingga menyebabkan ketidakstabilan.

Hal tersebut sangat disayangkan Amerika, karena mempertahankan Gaza merupakan cara menempuh stabilitas dan keberlangsungan di Gaza. Negara-negara Arab bersatu dan memiliki rencana strategis, tapi Israel tidak demikian. 

Pejabat AS itu mengatakan bahwa Hamas dapat tetap menjadi aktor politik di Gaza jika melucuti senjatanya. Ia menekankan pentingnya memahami motivasi Hamas, dengan menyatakan bahwa Hamas bukanlah gerakan yang keras kepala secara ideologis, dan bahwa konflik di Gaza dapat diakhiri melalui dialog.

Berbicara tentang tahanan Israel di Jalur Gaza, Witkoff menegaskan bahwa Netanyahu tidak peduli dengan tahanan Israel.

Dia berkata: Rakyat Israel ingin para tahanan kembali, dan Netanyahu bertentangan dengan opini publik mengenai para tahanan. Sekalipun saya tidak selalu setuju dengannya (Netanyahu), saya memahami kritiknya tentang masalah ini.

Utusan AS menambahkan bahwa Gaza tidak dapat memiliki masa depan yang berkelanjutan hanya dengan bantuan saja, dan bahwa warga Palestina juga memiliki hak untuk bermimpi tentang masa depan.

Hamas sebut Witkoff

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas pada Sabtu (22/3) menyatakan bahwa komunikasi dengan para mediator terkait gencatan senjata di Jalur Gaza dan kesepakatan pertukaran tawanan "tidak pernah berhenti."

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanoua, mengatakan: "Proposal yang diajukan oleh (utusan presiden AS) Steve Witkoff, bersama dengan beberapa gagasan lainnya, sedang dibahas dengan para mediator."

Pada 13 Maret, media Israel melaporkan bahwa Witkoff mengajukan proposal yang mencakup pembebasan lima warga Israel yang ditawan dengan imbalan gencatan senjata selama 50 hari, pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel, masuknya bantuan kemanusiaan, serta dimulainya negosiasi tahap kedua.

Keesokan harinya, Hamas mengumumkan persetujuannya terhadap proposal yang diajukan oleh para mediator, yang mencakup pembebasan seorang tentara Israel-Amerika dan pengembalian empat jenazah yang berkewarganegaraan ganda, sebagai bagian dari kelanjutan negosiasi tahap kedua.

 

Al-Qanoua menegaskan bahwa pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu adalah "hambatan utama dalam mencapai kesepakatan," dengan menambahkan bahwa kelanjutan implementasi kesepakatan bergantung pada "sikapnya, karena ia lebih mengutamakan kelangsungan pemerintahannya dibandingkan dengan nyawa para tawanan di Gaza."

Ia juga menegaskan kesiapan Hamas untuk terlibat dalam pengaturan apa pun terkait pemerintahan Gaza, asalkan didasarkan pada konsensus nasional. Hamas, katanya, tidak berambisi untuk berperan dalam kerangka administrasi apa pun.

"Hamas sebelumnya telah menyetujui pembentukan komite dukungan masyarakat di Gaza yang tidak melibatkan Hamas," tambahnya.

"Kami tidak berambisi untuk menguasai Gaza. Yang penting bagi kami adalah adanya konsensus nasional, dan kami berkomitmen pada hasilnya," ujar juru bicara Hamas.

 

Al-Qanoua juga mengecam dimulainya kembali perang Israel di Gaza, menyebutnya sebagai "perang genosida" yang dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat. Ia mendesak AS untuk menekan Israel agar kembali ke perjanjian gencatan senjata dan menahan diri untuk tidak menjadi pihak dalam konflik.

Sejak Selasa (18/3), lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka akibat serangan udara mendadak Israel di Gaza, yang menghancurkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang berlaku sejak Januari.

Sejak Oktober 2023, hampir 50.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah terbunuh, sementara lebih dari 113.000 lainnya terluka akibat serangan militer Israel yang brutal di Gaza.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serangan di wilayah tersebut.

Serangan darat di Gaza

Sebelumnya, tentara Israel melancarkan serangan darat pada Kamis (20/3) di Jalur Gaza utara dan selatan di tengah serangan baru terhadap daerah kantong Palestina tersebut.

Israel mengklaim bahwa pasukannya dan pasukan keamanan domestik Shin Bet menyerang infrastruktur Hamas di Beit Lahia sebelum dimulainya serangan darat.

Dalam pernyataan militer Israel disebutkan bahwa "dalam beberapa jam terakhir, pasukan kami telah memulai operasi darat di lingkungan Shaboura di Rafah, menghancurkan beberapa target infrastruktur," tanpa menjelaskan tujuan serangan darat di Rafah.

"Tentara telah memperluas kegiatan militer di Jalur Gaza selatan, sambil melanjutkan operasi di bagian utara dan tengah Jalur tersebut," tambah pernyataan militer Israel itu.

Pada Rabu, tentara mengatakan telah memulai operasi darat "tepat sasaran" di Gaza tengah dan selatan untuk memperluas zona penyangga di Gaza tengah.

 

Pada Kamis, tentara mulai melarang warga Palestina bepergian melalui Jalan Salah al-Din, rute yang ditetapkan untuk jalur aman antara Gaza utara dan selatan.

Lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 lainnya cedera dalam serangan udara mendadak Israel di Gaza sejak Selasa, yang melanggar gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku sejak Januari.

Hampir 50.000 warga Palestina tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 112.000 lainnya cedera dalam serangan militer Israel yang brutal di Gaza sejak Oktober 2023.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler