Witkoff: Vladimir Putin Orang Baik, Kremlin: Rusia Perbaiki Hubungan dengan AS
Witkoff mendorong pertemuan Vladimir Putin dengan Donald Trump segera terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Babak baru perubahan konstelasi perang Rusia melawan Ukraina akan terjadi. Dengan turun tangannya Amerika dalam pembicaraan bersama Presiden Rusia Vladimir Putin, diharapkan kondisi menjadi lebih baik. Perang antara keduanya bisa berhenti.
Kremlin mengumumkan pada hari Ahad bahwa pertemuan langsung antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berlangsung "pada waktu yang tepat."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pertemuan antara Putin dan Trump "akan terjadi cepat atau lambat," seraya mencatat bahwa "persiapan untuk pertemuan puncak antara kedua pemimpin tersebut sedang berlangsung."
Dalam pernyataan yang dilaporkan oleh media pemerintah Rusia, Peskov menambahkan, "Pertemuan itu akan berlangsung, dan kedua presiden telah menyatakan keinginan politik mereka untuk mengadakan pertemuan ini dan telah menyatakannya dalam pernyataan publik mereka. Pertemuan itu akan berlangsung pada waktu yang tepat dan memerlukan persiapan sebelumnya."
Witkoff muncul sebagai mediator
Utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang muncul sebagai mediator utama dengan pejabat Moskow, bertemu dengan Putin di St. Petersburg pada hari Jumat dalam upaya untuk memajukan negosiasi yang berjalan lambat mengenai perjanjian gencatan senjata di Ukraina.
Sejak Januari lalu, Witkov telah mengunjungi Rusia dua kali, dan bulan lalu ia menyatakan, "Saya tidak menganggap Putin orang jahat."
Mengomentari pembicaraan antara Putin dan Witkov, juru bicara Kremlin mengatakan, "Tidak diragukan lagi bahwa pembicaraan ini akan menjadi langkah lebih lanjut menuju pertemuan antara Putin dan Trump."
Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa pertemuan hari Jumat berlangsung sekitar empat setengah jam.
Peskov mengemukakan bahwa "hubungan Rusia-Amerika mengalami sejumlah masalah yang terakumulasi, yang menghalangi kita untuk mengharapkan hasil yang cepat dari kontak antara kedua negara."
Ia menambahkan bahwa Rusia dan Amerika Serikat saat ini tengah berupaya untuk "merevitalisasi" hubungan bilateral mereka, dan bahwa kemajuan di jalur ini "berjalan sangat baik."
Kremlin menolak usulan AS—yang diterima Ukraina bulan lalu—untuk gencatan senjata selama 30 hari, dan membuat persetujuannya terhadap gencatan senjata sebagian di Laut Hitam dengan syarat pencabutan sanksi.
"Rusia harus bertindak," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform Truth Social miliknya pada hari Jumat.
Juru bicara Gedung Putih Caroline Leavitt sebelumnya menyatakan bahwa presiden "frustrasi" dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putin.
Kirill Dmitriev, seorang pembantu Kremlin dan kepala dana kekayaan kedaulatan Ukraina, melakukan perjalanan ke Washington untuk berunding awal bulan ini.
Pada tanggal 18 Maret, Presiden Putin dan Trump mengadakan panggilan telepon "bersejarah" yang berlangsung hampir dua setengah jam. Mereka mendedikasikan panggilan tersebut untuk memberi titik pada huruf i dan garis silang pada huruf t pada cara untuk menormalkan aktivitas diplomatik antara kedua negara dan mengakhiri krisis Ukraina.
Investasi di pasar Rusia
Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (Russian Direct Investment Fund/RDIF) sekaligus utusan khusus presiden Rusia untuk kerja sama ekonomi dengan negara-negara asing, Kirill Dmitriev, menyatakan bahwa para pelaku usaha Amerika Serikat (AS) menunjukkan ketertarikan untuk kembali menjalankan bisnis di Rusia.
Dalam wawancara dengan saluran televisi Channel One Rusia, saat ditanya apakah Dmitriev menilai dunia usaha AS siap kembali ke pasar Rusia, ia menjawab, “Ya, tentu saja.”
“Pertama, saat ini sudah ada 150 perusahaan Amerika yang beroperasi di sini, 70 persen di antaranya telah hadir di Rusia selama 25 tahun dan tidak pernah hengkang. Terlepas dari tekanan politik, mereka tetap menjalankan bisnis secara sukses di Rusia," ungkap Dmitriev.
"Kedua, kami memang menerima banyak permintaan, termasuk dari perusahaan-perusahaan AS di sektor energi dan berbagai industri lainnya,” kata Dmitriev melanjutkan.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah Rusia tetap berkomitmen untuk memprioritaskan perusahaan domestik dan membangun kemitraan strategis dengan mitra asing.
“Saya percaya bahwa fokus pada kemitraan bersama merupakan pendekatan yang paling tepat untuk memperkuat kerja sama dengan pelaku usaha AS yang benar-benar tertarik beroperasi di Rusia,” kata Dmitriev.
Sementara itu pada awal pekan ini, Dmitriev mengatakan kepada wartawan bahwa pada Rabu dan Kamis ia telah mengadakan pertemuan di Washington dengan sejumlah pejabat kunci pemerintahan Presiden AS Donald Trump, atas instruksi langsung dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
Menurut Dmitriev, dalam pembicaraan tersebut mereka membahas pemulihan hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat, termasuk kerja sama ekonomi serta kemungkinan dimulainya kembali penerbangan langsung antara kedua negara.