Jenderal Iran Sebut Negaranya Miliki Senjata Super Canggih Berbasis AI yang Dirahasiakan

"Meski masih terklasifikasi senjata konvensional, kemampuannya sangat luar biasa."

Iranian Army via AP
Komandan Angkatan Darat Angkatan Darat Iran Jenderal Kioumars Heidari.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Komandan Angkatan Darat Militer Iran Brigadir Jenderal Kioumars Heidari mengklaim bahwa negaranya saat ini memiliki senjata konvensional yang sangat dirahasiakan berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI). Heidari menyebut senjata itu sebagai senjata super canggih.

"Kami memiliki senjata, yang di antaranya dirahasiakan atau sangat dirahasiakan. Senjata-senjata ini sangat canggih berbasis AI. Meski masih terklasifikasi senjata konvensional, kemampuannya sangat luar biasa," kata Heidari dikutip PressTV, Sabtu (19/4/2025).

Heidari yang berbicara dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita Al-Alam, menekankan, bahwa sistem persenjataan canggih itu belum diungkap ke publik atas alasan strategis. Namun, ia mengeklaim, senjata itu dalam posisi siap dioperasikan.

Menurut Heidari, transformasi signifikan di dalam Angkatan Darat Iran terjadi sejak perang dengan Irak pada 1980-1988. "Hari ini, unit Angkatan Darat memiliki kemampuan dalam pergerakan cepat, manuver tingkat tinggi, dan kemampuan serangan penuh, dan intervensi segera," kata Heidari.

 

senjata mematikan Iran. - (national interest sputnik)

 

Lebih lanjut, Heidari juga menekankan bahwa, Angkatan Darat yang dipimpinnya dilengkapi dengan sistem dan persenjataan yang merupakan terbaik di level global, membuat pasukannya memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi dan kemampuan pengamanan meliputi semua perbatasan Iran. Ia pun telah mengerahkan 10 division di beberapa daerah perbatasan.

"Itu ditujukan untuk menciptakan keamanan dan upaya pencegahan di perbatasan."

Heidari juga menyebut, pada tiga bulan terakhir, Angkata Darat Iran telah menggelar tiga latihan militer berskala besar di timur, barat, dan area pesisir Iran. Heidari menegaskan kesiapan dari sisi operasional dan teknis di saat meningkatnya ancaman dan bahaya yang mengintai Iran.

"Mata kami terbuka lebar, dan tangan kami berada di pelatuk. Jika ada ancaman yang. Kami tidak akan memberikan musuh kesempatan untuk bertahan."

Belum lama ini, Presiden Iran Masoud Pezeshkian memuji angkatan bersenjata Iran atas kekuatan dan kesiapan, sambil menyebut Angkatan Darat Iran menjadi contoh bagi negara lain. Pezeshkian menegaskan, bahwa Iran telah menjadi sebuah "kekuatan tak terbantahkan di (Asia Barat) kawasan."

Pada Kamis (17/7/2025), Menteri Pertahanan Arab Saudi, Pangeran Khalid bin Salman pada Kamis (17/4/2025) menggelar kunjungan resmi ke Iran, termasuk bertemu langsung dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Usai pertemuan, Khamenei mengatakan, Teheran siap berbagi teknologi dengan Riyadh.

Khalid bin Salman yang juga adik kandung dari pemimpin de facto Saudi, Mohammed bin Salman, juga menyerahkan surat berisi pesan dari ayah mereka, Raja Salman kepada Khamenei.

"Kami percaya hubungan antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi akan menguntungkan kedua negara dan kedua negara bisa saling melengkapi," kata Khamenei dikutip Iran Front Page.

Merujuk pada pencapaian Iran di bidang militer, Ayatollah Khamenei mengatakan, "Republik Islam siap untuk membantu Arab Saudi di area ini."

Baca Juga


"Jauh lebih baik bagi saudara di kawasan untuk bekerja sama dan saling membantu satu sama lain daripada bergantung dengan pihak lain," kata Khamenei menambahkan.

Ayatollah Khamenei menekankan bahwa, perluasan hubungan antara Iran dan Arab Saudi memiliki musuh. "Motif-motif tidak bersahabat harus diatasi, dan kami siap untuk ini," kata Khamenei.

Adapun, Menhan Saudi, mengungkapkan kepuasannya atas pertemuannya dengan Khamenei yang juga dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri. "Saya harus datang ke Teheran dengan agenda memperluas hubungan dan kerja sama dengan Iran di semua bidang," kata Pangeran Khalid.

"Dan kami berharap pembicaraan konstruktif akan tersedia untuk huungan yang lebih kuat antara Arab Saudi dan Republik Islam Iran dibandingkan dengan masa yang lalu," kata Khalid menambahkan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler