6 Pesan Rasulullah SAW Ketika Sakit Parah Jelang Wafat, Penting Diperhatikan Umat Islam

Rasulullah SAW adalah teladan terbaik sepanjang masa.

dok publicdomainpictures
ILUSTRASI Rasulullah SAW. Rasulullah SAW adalah teladan terbaik sepanjang masa.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Rasulullah SAW menghabiskan seluruh hidupnya untuk beribadah kepada Tuhannya, melaksanakan perintah-Nya, menaati wahyu-Nya dan menyampaikannya kepada manusia, serta berusaha untuk membimbing mereka.

Pendekatan beliau terhadap kehidupannya adalah pendekatan moderat. Beliau hidup di tengah-tengah mereka sebagai salah satu dari mereka. Tanpa ada perbedaan antara beliau dan mereka dalam hal-hal yang bersifat lahiriah.

Beliau mengulanginya berkali-kali, berusaha membuat para sahabatnya memahami bahwa beliau hanya datang dengan membawa sesuatu yang berasal dari Tuhan, dan bahwa beliau telah melaksanakan kewajibannya kepada Tuhan.

Rasulullah SAW tidak membedakan dirinya dengan mereka dalam hal tempat tinggal, makanan, pakaian, dan perjalanan, dan kini beliau memberikan teladan kepada umatnya, bahkan di akhir hayat dan cara beliau wafat.

Muhammad bin Abdullah SAW, sebaik-baik manusia, meninggal dunia setelah mengalami penderitaan kematian dan rasa sakit akibat penyakit.

Jika umat Islam menyadari fakta ini, mereka akan merasakan arti penghambaan dan tauhid, tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan mempersiapkan diri untuk kematian dengan meningkatkan amal saleh, taat kepada Allah, dan mencurahkan ibadah kepada-Nya dalam setiap bidang kehidupan.

Berikut ini beberapa wasiat pesan kebajikan yang disampaikan Rasulullah SAW sebelum meninggal dunia:

BACA JUGA: Abbas Gembosi Pejuang Gaza yang Korbankan Jiwa Raga, Akhir Keruntuhan Otoritas Palestina?

Pertama, bersabar selama sakit agar seorang Muslim mendapatkan pahala dan ganjaran dari Allah SWT.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال: أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّممَ فِي مَرَضِهِ، وَهُوَ يُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا، وَقُلْتُ: إِنَّكَكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا، قُلْتُ: إِنَّ ذَاكَ بِأَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ؟ قَالَ: «أَجَلْ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّ اللَّهُ عَنْهُ خَطَايَاهُ، كَمَا تَحَاتُّ وَررَقُ الشَّجَرِ

Dari Abdullah RA, dia berkata, “Saya pernah menjenguk Nabi SAW ketika sakit, sepertinya beliau sedang merasakan rasa sakit, kataku selanjutnya, "Sepertinya Anda sedang merasakan rasa sakit yang amat berat, oleh karena itulah Anda mendapatkan pahala dua kali lipat." Beliau menjawab, "Benar, tidaklah seorang Muslim yang tertimpa musibah melainkan Allah akan menggugurkan kesalahan-kesalahannya sebagaimana pohon menggugurkan dedaunannya." (HR Muttafaq ‘Alaih)

Infografis Keistimewaan Rasulullah - (Republika)

Kedua, di antara tanda berita kebaikan bagi mukmin adalah mimpi yang bagus.

عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: كشف رسول الله صلى الله عليه وسلم الستارة والناس صفوف خلف أبي بكر رضي الله عنه، فقال: أيها الناس، إنه لم يبقَ مِن مبشِّرات النبوة إلا الرؤيا الصالحة يراها المسلم أو تُرى له، ألا وإني نُهيت أن أقرأ القرآن راكعًا أو ساجدًا، فأما الركوع فعظِّموا فيه الرب عز وجل، وأما السجود فاجتهدوا في الدعاء، فقَمِنٌ أن يُستجاب لكم

Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Rasulullah SAW menyingkap tirai, lalu orang-orang berbaris di belakang Abu Bakar RA. Rasulullah SAW berpesan, "Wahai sekalian manusia, tidak ada lagi kabar gembira tentang kenabian kecuali penglihatan yang baik yang dilihat oleh seorang Muslim atau dilihat olehnya, dan aku dilarang membaca Alquran dalam keadaan ruku' dan sujud, maka apabila kalian ruku', maka bertasbihlah kepada Allah, dan apabila kalian sujud, maka berdoalah, sesungguhnya kalian akan dikabulkan.” (HR Bukhari).

Ketiga, berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah di akhir zaman.

بِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بِنْ سَارِيَةَ رضي الله عنه قَالَ: وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُبُ, وَذَرَفَتْ مِنْهِا الْعُيُونُ, فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللهِ, كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ, فَأَوْصِنَا, قَالَ:” أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّوَجَلَّ, وَالسَّمْعِ وَالطَّاعةِ, وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ, فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا, فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ, عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ, وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ, فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةً ضَلاَلَةٌ.” رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

Dari Abu Najih Irbadh bin Sariyah RA, dia berkata: ‘Rasulullah SAW pernah memberikan nasehat kepada kami dengan sebuah nasehat yang menyebabkan hati bergetar dan air mata berlinang, lalu kami berkata: ‘Ya Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat orang yang akan berpisah, maka berilah kami wasiat!

BACA JUGA: Sergapan-Sergapan Mematikan Al-Qassam, 2 Tujuan Akhir, dan Tentara Israel Bertumbangan

Beliau bersabda, ”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak.

Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” ( HR Tirmidzi)

Infografis Pesan Terakhir Rasulullah di Jabal Rahmah - (Dok Republika)

 

Keempat, berprasangka baik kepada Allah SWT.

عَنْ جَابِرٍ بن عبدالله رضي الله عنهما: قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَبْلَ وَفَاتِهِ بِثَلَاثٍ، يَقُولُ: لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللهِ الظَّنَّ

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW, tiga hari sebelum wafatnya, bersabda, "Janganlah salah seorang di antara kalian mati kecuali dalam keadaan beriman kepada Allah." (HR Muslim)

Kelima, bersikap zuhud dan tidak diperbudak duniawi.

عن عمرو بن الحارث رضي الله عنه قال: «مَا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِينَارًا، وَلاَ دِرْهَمًا، وَلاَ عَبْدًا، وَلاَ أَمَةً، إِلَّا بَغْلَتَهُ البَيْضَاءَ الَّتِي كَانَ يَرْكَبُهَا، وَسِلاَحَهُ، وَأَرْضًا جَعَلَهَا لِابْنِ السَّبِيلِ صَدَقَة

Dari Amru bin Al-Harits RA, dia berkata, "Rasulullah SAW tidak meninggalkan satu dinar, satu dirham, satu budak atau satu hamba sahaya wanita, melainkan keledai putih yang biasa beliau tunggangi, senjatanya, dan sebidang tanah yang beliau sedekahkan kepada anak laki-laki yang sedang bepergian.” (HR Muslim)

BACA JUGA: Israel Dihajar Kebakaran Hebat, Ketika Api dan Angin Menjadi Tentara Allah SWT

Keenam, perintah terakhir yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada umatnya adalah sholat.

عَنْ أُمِّ مُوسَى، عَنْ عَلِيٍّ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ قَالَ: كَانَ آخِرُ كَلَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الصَّلَاةَ، الصَّلَاةَ، اتَّقُواوا اللَّهَ فِيمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

Baca Juga


Dari Ummu Musa, dari Ali RA, dia berkata, "Perkataan terakhir Nabi SAW adalah: ‘Shalat, shalat, shalat, dan bertakwalah kepada Allah dengan apa yang ada di tanganmu.” (HR Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Lima sikap mulia Rasulullah SAW (ilustrasi) - (republika)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler