Tawa Boediono-JK dan Teori Fukuyama di Satu Dasawarsa DPD

Antara
Wapres Boediono
Rep: Muhammad Iqbal Red: Joko Sadewo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Boediono menghadiri acara peringatan Satu Dasawarsa DPD RI di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (29/9). 

Turut hadir dalam perhelatan dengan tema: Keberadaan dan Karya Nyata DPD RI untuk Penguatan Otonomi Daerah dan Kemakmuran Rakyat Dalam Bingkai NKRI tersebut antara lain Ketua DPD Irman Gusman, Ketua DPR Marzuki, wakil presiden terpilih Jusuf Kalla dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II serta para anggota DPD periode 2009-2014 maupun 2014-2019.  Dalam sambutannya, Boediono dengan senyum nan cerah, menyapa Jusuf Kalla, wakil presiden terpilih.

"Yang saya hormati dan yang saya kagumi bapak Jusuf Kalla, wakil presiden terpilih," sapa Boediono yang disambut gemuruh tepuk tangan hadirin yang hadir.  "Yang sebentar lagi akan saya serahkan kepada beliau tongkat komando yang dulu saya pinjam lima tahun yang lalu," lanjut Boediono yang disambut tawa lepas JK. 

Selepas menyapa para hadirin satu per satu, atas nama pribadi dan pemerintah Boediono mengucapkan selamat atas peringatan sepuluh tahun kelahiran DPD.  Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menyebut usia sepuluh tahun sebuah institusi masih teramat belia.  "Suatu institusi itu biasanya harus melaksanakan perjalanan panjang dalam sejarah hidupnya.  Sebagai bagian dari suatu bangsa atau negara.  Perjalanan panjang ini yang telah atau sedang atau akan kita lakukan untuk membangun bangsa dan negara.  Suatu perjalanan yang sangat mulia," kata Boediono.

Pada kesempatan tersebut, Boediono menyitir tulisan seorang ahli ekonomi politik asal AS, Yoshihiro Francis Fukuyama.  Dalam bukunya bertajuk Political Order and Political Decay yang diterbitkan pada tahun ini, Fukuyama menyebut kunci kemajuan dan kesuksesan sebuah bangsa atau negara adalah pembangunan tatanan bangsa atau negara. 

"Tetapi di sini dia lebih tajam lagi, yang dimaksud dengan tatanan yang menentukan adalah tatanan politik.  Saya bukan ahli politik, politikus, training saya di bidang ekonomi, tapi makin lama saya makin percaya bahwa yang menentukan suatu bangsa untuk maju terus itu adalah tatanan politiknya.  Political order menurut Fukuyama tadi," ujar Guru Besar Universitas Gadjah Mada tersebut.

Lebih lanjut, Boediono menyebut landasan tatanan politik yang dapat mendukung kemajuan bangsa atau negara, menurut Fukuyama, adalah kualitas institusi politik.  Sebab, banyak institusi bermuara pada proses politik. 

"Dan itu sangat betul.  Rule of the game dari bangsa itu adalah produk proses politik dari institusi-institusi politik. Jadi sangat benar ini apa yang dia (Fukuyama) katakan.  Oleh karena itu, DPD dan lembaga negara lain yang merupakan institusi politik ini, memang kalau mau kita tingkatkan kualitasnya.  Saya kira ini pesan yang baik bagi kita semua," ujar Boediono.

Seusai memberikan sambutan berdurasi singkat tersebut, Boediono kembali ke meja bundar tempatnya duduk.  Mantan menteri keuangan ini menyapa JK, Ketua Dewan Masjid Indonesia, dengan penuh kehangatan.  Tak jelas lontaran kata-kata apa yang disampaikan diantara kedua wapres tersebut.

Sebab, Irman Gusman, sang tuan rumah dan Marzuki Alie pun ikut tertawa.  Namun, jika melihat gelak tawa lepas keduanya, sebuah pertanda suksesi kepemimpinan negeri akan berjalan dengan baik.  Semoga...



Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler