'Keberagaman Masyarakat Jangan Jadi Penyulut Konflik'

Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba (kiri)saat memberikan keterangan pers terkait jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Gedung DPD RI, Jakarta, Rabu (1/7).
Rep: Eric Iskandarsjah Z Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden yang terjadi di Tolikara, Papua menimbulkan kekecewaan dari banyak pihak. Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba mengatakan diperlukan sebuah langkah strategis dan tegas agar kejadian serupa tidak kembali terulang.

"Salah satu langkah pencegahannya adalah dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Wawasan Nusantara," katanya kepada Republika, Jumat (31/7). Ia optimistis, jika RUU itu telah disahkan, maka kerusuhan serupa dapat diantisipasi dengan baik.

Menurutnya, keberagaman masyarakat tidak semestinya dijadikan sebagai faktor penyulut konflik. Oleh karena itu, ia menilai perbedaan suku, agama, ras justru merupakan kekuatan dan modal dasar pembangunan. Hal ini, lanjut Parlindungan, harus selalu dibina serta dijaga keharmonisannya.

"Pluralitas adalah ciri khas Indonesia,"ujar dia.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler