Oesman Sapta: Tanpa Nasionalisme tak Bisa Bangun Bangsa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 214 Siswa Kelas XII SMAN 26, Tebet, Jakarta, mengikuti Sosialisasi 4 Pilar MPR, Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, di Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Selasa (1/9).
"Kami senang MPR telah menerima kami dengan sangat bagus," ujar guru pembimbing SMAN 26, Herawati Sihombing.
Dikatakan, kunjungan ke MPR selain untuk mengikuti sosialisasi juga memberi inspirasi kepada para siswa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. "Mudah-mudahan sosialisasi yang dilakukan bisa melekat pada para siswa dan selanjutnya diimplementasikan dalam keseharian," ujarnya.
Apa yang dikatakan Herawati dikuatkan Kepala SMAN 26, Sucipto. Ia mengaku, kehadirannya ke MPR diharapkan bisa memberi pelajaran kepada anak-anak tentang kondisi parlemen dan 4 Pilar.
"Empat Pilar bagian tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara," paparnya. "Untuk itu kita perlu mengetahui," katanya menambahkan.
Wakil Ketua MPR Oesman Sapta di hadapan para pelajar, mengatakan MPR mempunyai tugas untuk melakukan Sosialisasi 4 Pilar. Empat Pilar menurutnya harus masuk ke dalam jiwa. "Sosialisasi ini harus terus dilakukan," ucapnya.
Dengan sosialisasi maka akan menimbulkan rasa nasionalisme. Tanpa nasionalisme kita tak bisa membangun bangsa.
Dipaparkan kita tak boleh membendung kreatifitas anak muda. Menurut Oesman, anak muda harus diberi ruang untuk berkreasi dalam hal-hal yang positif. "Pikiran anak muda jangan dikekang," ujarnya.
Pikiran anak muda identik dengan spontanitas. "Apa yang dipikirkan biasanya langsung dikeluarkan," ucapnya.
Oesman menuturkan agar anak muda harus diberi kepercayaan untuk mencintai bangsa. "Biarlah mereka menjadi anak yang cerdas dan mampu mengatasi masalah," katanya menegaskan.