Indonesia Butuh Pangkalan Militer di Perbatasan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejadian masuknya pesawat milik Amerika Serikat ke wilayah perbatasan di Kalimantan Utara menjadi perhatian khusus MPR RI. Wakil Ketua MPR, Mahyudin mengatakan pemerintah harus meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan, terutama titik terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
“Untuk keamanan ada baiknya di wilayah Kaltara dibangun pangkalan militer udara baru untuk menjaga perbatasan lebih baik,” kata Mahyudin di Denpasar, Bali, Kamis (12/11).
Menurutnya, penyergapan pesawat asing yang melanggar perbatasan Indonesia beberapa waktu lalu dinilai terlambat. Sebab, pesawat Sukhoi datang dari Makasar untuk menyergap pesawat sipil milik AS. Jika yang memasuki wilayah perbatasan Indonesia itu pesawat tempur dan berniat tidak baik untuk Indonesia, kata dia, maka pesawat yang terbang dari Makasar akan sangat terlambat. Sebab itu, di wilayah perbatasan Kalimantan Utara juga perlu dibangun pangkalan udara.
“Saya kira mungkin di Kaltara bisa dibangun Skuadron baru, misalnya di Nunukan,” kata Mahyudin.
Politikus Partai Golkar ini menambahkan, kejadian pelanggaran wilayah perbatasan oleh pihak asing ke Indonesia sudah sering terjadi. Wilayah perbatasan menjadi wilayah rawan kriminal. Lewat perbatasan berbagai bentuk tindak kejahatan dilakukan mulai dari penyelundupan narkoba, sampai perdagangan manusia.
Selain diharapkan bisa membangun pangkalan militer di wilayah perbatasan, MPR juga berharap pemerintah serius membangun wilayah perbatasan seperti wilayah ekonomi khusus. Hal itu untuk menumbuhkan perekonomian di wilayah perbatasan.