MPR dan Warga Bojonegoro Nobar Wayang Semalam Suntuk
REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Masyarakat pecinta wayang kulit berkumpul di halaman Stadion Letjen. H. Soedirman, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur nobar alias nonton bareng pertunjukan pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan oleh MPR RI bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro dalam rangka Sosialisasi 4 Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika).
Pagelaran wayang kulit ini digelar bersama dalang Ki Sigid Ariyanto dari Rembang dengan lakon “Wahyu Makutoromo” pada Sabtu (9/4).
Acara pagelaran wayang kulit ini di hadiri oleh anggota MPR RI, antara lain: Didik Mukrianto, SH. (Fraksi Partai Demokrat), Dr. Anna Mu’awanah, SE., MH. (Fraksi PKB), Drs. H. Kuswiyanto, M.Si.(Fraksi PAN), Prof. Dr. John Pieris, SH., MS. (Kelompok DPD). Sedangkan dari pemerintah daerah hadir Wakil Bupati Bojonegoro Drs. H. Setya Hartono, MM. dan beberapa anggota DPRD Bojonegoro serta jajaran FKPD dan SKPD Kabupaten Bojonegoro.
Tujuan dari pementasan seni budaya wayang kulit ini, seperti disampaikan oleh ketua panita pelaksana Drs. Purwadi, yaitu untuk melakukan reaktualisasi terhadap nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, dalam rangka internalisasi pemahaman terhadap 4 Pilar MPR RI kepada masyarakat, khususnya melalui pagelaran seni budaya tradisional.
Acara tersebut juga sebagai salah satu bentuk apresiasi sekaligus langkah konkret dan nyata MPR RI dalam upaya melestarikan warisan budaya tradisional, khususnya wayang kulit, yang telah menjadi ciri, jati diri dan kekayaan intelektual bangsa Indonesia yang telah diakui dunia.
Drs. H. Setya Hartono, MM. yang mewakili Bupati Bojonegoro dalam sambutannya mengungkapkan, dalam rangka memiliki tekad bersama dalam memahami 4 Pilar MPR yang melatarbelakangi penyelenggaraan pagelaran wayang semalam suntuk bersama dalang kondang Ki Sigid Ariyanto.
''Harapannya, sosialisasi 4 Pilar MPR RI bisa mencapai sasaran dengan pesan-pesan yang disampaikan dalam alur cerita pagelaran ini,'' kata Setya.
Sementara Prof. Dr. John Pieris, SH., MS. mewakili Pimpinan MPR RI dalam sambutannya menegaskan, jika kita ingin tetap dalam satu Negara Kesatuan Republik Indonesia maka tidak ada pilihan bagi kita kecuali merawat, menjaga, memelihara, dan merangkul semua lapisan masyarakat termasuk kaum minoritas untuk memperkuat 4 Pilar MPR RI.
Menurut ketua kelompok DPD di MPR RI ini, sekarang ini masyarakat mulai berkurang jiwa kerukunan, toleransi, kebersamaan dan keharmonisan. Hal tersebut merupakan tanda-tanda semakin jauhnya nilai-nilai Pancasila.
''Dengan keyakinan diselenggarakannya wayang sebagai instrumen sosialisasi diharapkan mampu menjadi tatanan, tontonan dan tuntunan untuk mencintai budaya bangsa jangan sampai tergerus oleh budaya global,'' kata John Pieris.
Tepat pukul 21.00 WIB dengan penyerahan tokoh wayang oleh John Pieris kepada dalang Ki Sigid Ariyanto menjadi penanda dimulainya pagelaran dengan lakon "Wahyu Makutoromo" yang isi ceritanya mengisahkan tentang pencarian mahkota Sri Batara Rama.
Barangsiapa memiliki mahkota itu maka akan menjadi sakti dan kelak akan menurunkan raja-raja yang memerintah di Marcapada. Karena berkasiat menurunkan raja-raja, mahkota itu kemudian disebut sebagai "Wahyu Makutoromo".