DPD: Bom Madinah Menunjukkan Terorisme tak Pandang Agama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Farouk Muhammad, menyampaikan keprihatinan dan duka cita yang mendalam atas peristiwa pengeboman yang terjadi di Madinah, Arab Saudi. Dia menyesalkan teror bom ini terjadi di salah satu tempat suci Umat Islam dan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1437 H.
"Kebiadaban para pelaku teror dengan menyerang tempat yang dimuliakan umat Islam di seluruh dunia ini, apalagi di bulan Ramadhan, menunjukkan bahwa pelakunya tidak memandang Agama dan mengusik nilai-nilai kemanusiaan," kata Farouk, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (5/7).
Sebagaimana diinformasikan oleh Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, sebanyak empat petugas keamanan tewas saat menghentikan pelaku di lapangan parkir Masjid Nabawi, Senin (4/7) malam waktu setempat. Anggota DPD asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini berharap, kejadian tersebut dapat segera ditangani oleh pemerintah Saudi dan tidak menganggu aktivitas umat Islam untuk tetap beribadah di Masjid Nabawi.
Peristiwa ini adalah pengeboman ketiga yang terjadi di Saudi pada hari tersebut. Sebelum kejadian di Madinah, bom juga meledak di dekat Kedubes AS di Jeddah dan Qatif, daerah yang dihuni oleh banyak penganut Syi'ah.
Guru Besar PTIK ini juga mengatakan, pemilihan lokasi-lokasi yang dijadikan target juga menunjukkan bahwa siapapun pelakunya, yang mereka inginkan adalah kekacauan besar di sebuah kawasan. Karena itu, ia menyerukan umat Islam dan masyarakat dunia untuk tidak terpancing. "Semoga aparat yang berwenang dapat segera mengembalikan situasi damai dan umat Islam di dunia dapat kembali beribadah dengan tenang," katanya.
Selain itu, mantan Gubernur PTIK ini juga menyampaikan, aparat dan masyarakat Indonesia dapat menambah kewaspadaan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di Tanah Air. Semua pihak diminta untuk saling mendukung, mencegah dan menanggulangi ancaman kemanusiaan ini.