HNW Ingatkan Masyarakat tak Beri Stigma Negatif Tenaga Medis
MPR mendorong agar warga menghormati para tenaga medis.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menyesalkan tindakan warga yang mulai curiga atau menolak tenaga medis dan paramedis di lingkungannya karena takut tertular wabah Covid-19. MPR pun mendorong agar warga menghormati para tenaga medis, dan membangkitkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menyebut, di sosial media beredar curhat tenaga medis bahwa dirinya dan anak-anaknya ada yang dijauhi dan ditolak oleh lingkungannya. Ia memahami kekhawatiran masyarakat akan bahaya virus corona. Namun, sikap menolak dan menstigma tenaga medis sebagai penyebar virus justru kontraproduktif.
"Para dokter, perawat dan petugas administrasi rumah sakit itu sudah bertaruh nyawa untuk merawat dan melayani pasien. Dengan segala keterbatasan dukungan dari pemerintah. Sampai-sampai mereka tak lagi hiraukan keselamatan mereka. Warga harusnya memberi simpati dan apresiasi atas dedikasi dan pengorbanan mereka," ujar Hidayat melalui pesan tertulisnya, Rabu (25/3).
HNW menyebut ketakutan masyarakat itu merupakan efek samping dari berita yg mereka konsumsi soal penyebaran Covid-19 beserta dampak-dampaknya. Ia juga menyebut kemungkinan masyarakat physical distancing (pembatasan jarak/gerak fisik) masyarakat.
Akibatnya, sebagian masyarakat yang tidak paham prosedur medis kemudian berprasangka, tenaga medis menjadi penyebar virus. Pandangan tersebut, jelas Hidayat, adalah pandangan yang tak benar.
"Itu pandangan yang keliru. Tenaga medis memiliki prosedur perlindungan diri sebelum dan sesudah merawat pasien. Insya Allah, mereka sehat dan bersih sehingga ketika kembali ke rumah atau tempat kost, mereka tetap menjaga prosedur kesehatan. Termasuk ketika mereka akan pulang ke rumah masing-masing,” ujar Hidayat.
Dari pada menebar ketakutan dan stigma yang kontraproduktif terhadap tenaga medis, Hidayat menghimbau, lebih baik warga menggalang solidaritas dan menebar empati. Misalnya, menaati arahan para ulama, pemerintah dan tenaga medis untuk tetap di rumah, dengan beraktifitas/bekerja produktif, menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat.
Masyarakat juga bisa menggalang bantuan untuk mendukung kinerja tenaga medis dan mendoakan tenaga medis serta agar Covid-19 segera bisa diatasi. "Itu wujud kesetiakawanan sosial di masa kini. Jika dulu para pejuang bergandengan tangan melawan penjajahan, maka saat ini kita bergotong-royong melawan wabah corona," kata Hidayat mengimbau.