Ketua MPR Sosialisasikan Empat Pilar Kepada Pecinta Otomotif

bangsa Indonesia telah memiliki Bhinneka Tunggal Ika yang tinggal menjalankannya

istimewa
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat pecinta mobil dari berbagai komunitas atau klub otomotif se-Indonesia seperti komunitas pecinta mobil klasik, city car community, Axoc dan lainnya.
Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membuka secara resmi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada masyarakat pecinta mobil dari berbagai komunitas atau klub otomotif  se-Indonesia seperti komunitas pecinta mobil klasik, city car community, Axoc dan lainnya. 


“Acara hari ini mendapat respon yang luar biasa dari klub-klub lainnya.  Tapi, karena mematuhi protokol kesehatan dan ketentuan jaga jarak dalam masa pandemi ini, kami hanya bisa menampung 300 peserta dari 100 klub, namun saya rasa mewakili dari 300 klub otomotif yang ada di Indonesia,” ujar Ketua MPR, saat membuka secara resmi Sosialisasi, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (23/8).

Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Ketua Umum Komunitas Volkswagen Indonesia Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna, juga Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Lestari Moerdijat yang hadir secara virtual.

Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet mengajak peserta sosialisasi dan seluruh elemen bangsa Indonesia untuk merenungi lebih mendalam 4 pilar yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika secara lebih konsisten terutama tindakan nyatanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

“Dalam rangka memantapkan persatuan dan kesatuan nasional, kita semua harus memiliki pandangan yang sama dalam kehidupan bermasyarakat yakni dalami dan implementasikan Empat Pilar secara konsisten.  Saya  ingin menyampaikan pesan-pesan moral mengapa Empat Pilar ini penting bagi kita semua.  Salah satunya, kita tidak ingin negara kita mengalami nasib yang sama dengan Suriah dan negara-negara di Timur Tengah hancur karena perang saudara, perang antar agama, suku, dan sebagainya,” katanya.

Ditegaskan Bamsoet, kunci dari semuanya adalah saling menghormati antar sesama.  Bangsa Indonesia sudah memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika, tinggal menjalaninya saja.  “Inti dari kebhinnekaan kita adalah menyadarkan semua bahwa walaupun agama, kepercayaan,  suku dan asal rakyat Indonesia berbeda-beda, namun kita memiliki beberapa kesamaan antara lain, bendera yang sama dan memiliki semangat yang sama yaitu merah putih,” katanya.

Satu yang sangat ditekankan Bamsoet adalah, rakyat Indonesia harus menjaga nilai-nilai yang telah diperjuangkan secara susah payah dengan air mata, harta, darah bahkan nyawa dari para pejuang dan pendahulu bangsa Indonesia.  “Jaga itu semua sampai kapanpun.  Saya yakin rakyat Indonesia mampu, sebab banyak yang telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.  Seperti para anggota komunitas ini dengan prinsipnya ‘persaudaraan’ atau brotherhood, itu juga merupakan nilai-nilai luhur bangsa,” ucapnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler