Demokrat Nilai Kampanye Langsung Lebih Efektif

Partai Demokrat menilai kampanye secara langsung lebih efektif.

Republika/Yogi Ardhi
Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Rep: Febrianto Adi Saputro Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menilai kampanye tatap muka dinilai lebih efektif ketimbang kampanye daring. Apalagi tidak semua daerah memiliki tingkat sebaran Covid-19 yang sama.

Baca Juga


"Di daerah yang kategorinya zona hijau, tuntutan untuk melakukan kampanye daring tidak terlalu mendesak, apalagi di daerah yang infrastruktur dan jaringan internetnya kurang memadai," kata Kamhar kepada Republika.co.id, Selasa (3/11).

Kendati demikian, ia memastikan bahwa kampanye tatap muka yang dilakukan  tetap memperhatikan protokol kesehatan dan peraturan yang ada. Selain itu ia juga memandang metode kampanye daring tetap efektif meskipun lebih optimal penerapannya di daerah perkotaan yang memiliki infrastruktur dan jaringan internet yang lebih memadai. 

Hal tersebut telah dibuktikan oleh pasangan calon yang diusung Partai Demokrat pada Pilkada Kota Makassar Munafri Arifuddin-Rahman Bando yang berhasil melakukan kampanye daring dengan menyapa dan berkomunikasi lebih dari 2000 orang.  "Untuk Kota Makassar yang masuk zona merah, ini menjadi efektif dan solusi," ujarnya.

Sementara itu, untuk mencegah adanya kluster-kluster baru akibat Pilkada, Partai Demokrat juga telah membentuk Tim Satgas Pilkada untuk memonitor, mendukung dan mengawasi pasangan calon (paslon) yang diusung Partai Demokrat. Tim Satgas Pilkada turun langsung kelapangan melakukan konsolidasi mesin partai dan Paslon untuk menyampaikan dan menjalankan Instruksi Ketum Partai Demokrat AHY yaitu Menang dan Selamat. 

"Menang dalam kontestasi Pilkada dengan pendekatan strategi serangan darat termasuk konsolidasi mesin partai dan serangan udara yang tepat serta selamat dengan memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan. Selamat Paslonnya, Tim Suksesnya dan masyarakatnya," jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler