Survei Poltracking: Mulyadi-Ali Unggul di Pilgub Sumbar
Mulyadi-Ali Mukhni berada di posisi teratas dengan elektabilitas 49,5 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Lembaga survei Poltracking Indonesia melansir hasil survei di Pilgub Sumatra Barat. Hasilnya Mulyadi-Ali Mukhni berada pada posisi teratas dengan presentase elektabilitas sebesar 49,5 persen.
Sementara posisi kedua berjarak cukup jauh yakni pasangan Nasrul Abit-Indra Catri pada angka 21,3 persen, disusul pasangan Mahyeldi-Audy 17,1 persen. Di posisi keempat ditempati Fakhrizal-Genius 6,2 persen. Angka ini didapatkan dari penerapan simulasi kertas suara, sehingga responden disodorkan kertas suara lantas diminta untuk memilih.
"Pemilih merahasiakan jawaban 2,2 persen dan undecided voters 3,7 persen. Model pertanyaan dengan responden mencoblos simulasi surat suara mempunyai validasi jawaban lebih baik dibandingkan jawaban responden yang disampaikan kepada interviewer survei," kata Masduri, Manager Riset Poltracking Indonesa di Kota Padang, Selasa (3/11).
Pada temuan survei itu juga, Masduri menambahkan bahwa masyarakat Sumbar menjatuhkan pilihan lebih melihat figur kandidat. Dan itu jauh lebih tinggi dari faktor partai politik.
"Pada aspek preferensi pemilih, mayoritas pemilih di Sumatera Barat memilih calon Gubernur dan Wakil Gubernur didasarkan pada pertimbangan karena figur calon Gubernur/Wakil Gubernurnya secara personal (pribadi) 64.7%, kemudian karena partai politik pengusungnya 13.1% dan karena figur tokoh partai/pimpinan partai 11.3%," jelasnya.
Masduri menambahkan, tingkat elektabiltas tersebut tidak akan jauh berubah hingga hari pencoblosan nanti. Hal itu didasari sudah kecilnya pemilih yang merahasiakan pilihanya dan yang belum menentukan pilihan. Kecuali ada peristiwa politik besar yang betul-betul mengguncangkan tentu hal lain
"Melihat undecided voters dan swing voters sudah kecil dan waktu pelaksanaan Pilkada Sumatera Barat sekitar satu bulan lagi, kemungkinan besar tidak akan ada perubahan politik yang signifikan," ucapnya.
Ia juga mengatakan, hasil survei yang dirilis Poltracking bisa menjadi proyeksi yang presisi untuk pemilu Desember mendatang sebab margin erornya yang hanya +/- 2,8 persen. Sehingga diprediksi hasil suara nantinya tidak akan menunjukkan perubahan signifikan.
"Akan sulit terjadi perubahan yang signifikan dari hasil Survei tersebut. Kecuali terjadi tsunami atau gempa politik. Isu politik uang yang kian santer diperkirakan tidak terlalu mempengaruhi perilaku pemilih," ujar Masduri.
Selain itu kemantapan pemilih menyentuh angka 73. 5% yakin pada pilihannyan dan hanya 14.2 % yang ragu serta 12.3% tidak tahu. Untuk angka partisipasi ternyata 72.4% responden menyatakan akan datang menggunakan hak suaranya untuk memilih pada Pilgub 9 Desember mendatang.
Survei yang dilaksanakan pada tanggal 19-23 Oktober 2020 itu menggunakan metode sampel Stratified Multistage Random Sampling dengan jumlah 1.200 responden dari seluruh kabupaten/kota di Sumbar secara proporsional. Serta margin of error +/- 2,8 pada tingkat kepercayaan 95 persen. Demi menjaga keakuratan data, Poltracking Indonesia menggunakan empat tahapan Quality Control, yakni Spotcheck lapangan, callback, proses input data, dan double entry.