Mendagri Sebut Partisipasi Pilkada Kala Pandemi 75 Persen

Tito mengatakan partisipasi Pilkada lebih tinggi dari Pilpres AS dan Pemilu Korsel.

Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Mendagri Tito Karnavian
Rep: Mimi Kartika Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut partisipasi pemilih Pilkada 2020 mencapai 75,83 persen per Senin (14/12). "Ini masih dinamis, masih bergerak, tapi per hari ini 75,83 persen. Ini menjadi catatan tersendiri bagi kita," ujar Tito dalam keterangan persnya, Senin.

Baca Juga


Ia mengatakan, partisipasi pemilih Pilkada 2020 di 270 daerah di Indonesia lebih tinggi dibandingkan partisipasi pemilih dalam pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat dan pemilihan umum (pemilu) di Korea Selatan (Korsel), meskipun sama-sama digelar di tengah pandemi Covid-19. Menurut Tito, partisipasi pemilih di Pilpres Amerika mencapai 66,7 persen dan pemilu Korsel sebesar 66,2 persen. 

"Jadi kalau kita bisa mencapai 75,83 persen ini kita melebihi Amerika, melebihi Korsel," kata Tito.  

Ia mengatakan, jika partisipasi pemilih mencapai 75,83 persen, artinya hampir 76 juta masyarakat Indonesia hadir ke tempat pemungutan suara (TPS). Tito mengaku bangga terhadap capaian ini karena Indonesia dianggap berhasil menerapkan adaptasi penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pilkada. 

"Kami kira ini adalah suatu hal yang patut kita banggakan sebagai bangsa bahkan mungkin ini dengan adanya model-model baru baik kampanye daring. Kemudian juga pengaturan jam yang membuat tidak terjadi kerumunan, petugas TPS menjadi lebih ringan karena ritmenya konstan. Tidak terjadi penumpukan, karena konstan membuat mereka lebih ringan untuk bekerja," tutur Tito. 

Mengutip pernyataan Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Tito mengatakan, secara umum pelaksanaan Pilkada 2020 berjalan baik. Ia mengatakan protokol kesehatan cukup dipatuhi terutama oleh pemilih dan peserta pilkada. 

Penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam tahapan pemungutan dan penghitungan suara pada 9 Desember 2020 relatif disiplin. "Kepatuhan pada protokol Covid pada saat pemungutan suara itu adalah berkisar antara 89-96 persen, artinya relatif cukup dipatuhi dengan baik," kata Tito. 

Dari data Satgas Covid-19 itu, lanjut Tito, menunjukkan data Covid-19 antara daerah pilkada dan daerah yang nonpilkada tidak jauh berbeda. Ia melanjutkan, hal itu menggambarkan tidak terjadi lonjakan penularan di daerah pilkada. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler