Bea Cukai Kawal Pelepasan Ekspor Berbagai Komoditas
Bea Cukai gencar memberikan kemudahan pelayanan dan pelaksanaan kegiatan ekspor.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai upaya untuk terus meningkatkan perekonomian nasional, Bea Cukai kembali memfasilitasi pelepasan ekspor berbagai komoditas daerah di empat wilayah, yaitu Bea Cukai di Pangkalpinang, Magelang, Batam, dan Yogyakarta.
Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai, Tubagus Firman Hermansjah, mengatakan dalam mengembangkan sektor industri dalam negeri, Bea Cukai gencar memberikan kemudahan pelayanan dan pelaksanaan kegiatan ekspor. Sejalan dengan hal tersebut, Bea Cukai Pangkalpinang bersama Dinas Koperasi dan UKM dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melepas ekspor lidi Nipah sebanyak 12 ton dengan tujuan India di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, pada Rabu (8/9).
Firman mengungkapkan, ekspor lidi nipah kali ini merupakan ekspor yang ketiga kalinya oleh pelaku UMKM dari Desa Kota Kapur, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Lidi nipah juga dapat diekspor dalam berbagai macam bentuk seperti lidi maupun kerajinan sehingga memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Selain itu, Bea Cukai Magelang juga mengawal langsung ekspor perdana 111.600 piece atau 1.116 karton alat pelindung diri (APD) Calibre Disposable PP Lab Coat No Pocket ke dalam satu kontainer dengan nilai ekspor 37 ribu dolar AS oleh PT Medika Maesindo Global (MMG). Diharapkan dengan diberikannya kemudahan operasional dari 45 perizinan dipangkas menjadi tiga perizinan bagi perusahaan kawasan berikat ini dapat membantu mengembangkan perusahaan dalam produksinya sehingga dapat menggairahkan dunia usaha dan memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi nasional serta kesejahteraan bagi masyarakat.
Sementara itu, Bea Cukai Batam turut kawal ekspor sayuran hidroponik senilai lebih dari lima miliar rupiah oleh PT Batam Indo Agri Perkasa ke Singapura. Tercatat, setelah kunjungan Bea Cukai yang pertama pada tahun 2020, perusahaan itu berhasil melakukan 55 kali ekspor sayuran dengan nilai devisa total mencapai Rp 5,609 miliar dengan total berat bersih sebesar 192 ton. Terdapat berbagai jenis sayuran hidroponik yang dihasilkan seperti, sawi manis (chye sim hua), sawi keriting (kimpak), pakcoy (xiao Bai cai), kailan, selada dan tomat.
Bea Cukai Jogja turut melepas ekspor produk garmen berupa jaket ke Jerman. Ribuan jaket produksi salah satu kawasan berikat, PT Anggun Kreasi Garmen tersebut memiliki nilai devisa mencapai 300.466,34 dolar AS.
Firman menjelaskan, kegiatan ekspor dari kawasan berikat dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri, mengumpulkan devisa dan penerimaan negara, serta mengembangkan sektor industri dalam negeri. Keuntungan yang didapat oleh perusahaan Kawasan Berikat antara lain proses kepabeanan yang lebih mudah dan mendapat penangguhan bea masuk serta tidak dipungut pajak dalam rangka impor.
"Bea Cukai akan selalu memberikan pelayanan dan pengawasan yang optimal bagi kegiatan ekspor baik oleh UMKM maupun kawasan berikat, guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Firman.