REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Anak difabel grahita merupakan anak yang memiliki intelegensi di bawah rata-rata. Mengenal warna jadi kesulitan yang masih banyak dialami, sekalipun itu salah satu yang penting dipelajari dan dipahami tiap individu.
Cara yang bisa dipakai dalam mengenalkan warna untuk anak difabel grahita menggunakan model pembelajaran yang berulang dan menyenangkan. Salah satu kegiatan menyenangkan yang dapat digunakan merupakan finger painting.
Metode ini dapat dipakai untuk mengenalkan warna memakai metode eksperimen dan menekankan pembelajaran yang berulang. Sehingga, anak difabel grahita mampu memiliki pemahaman dan konsep mengenai warna.
Diposisikan sebagai satu lingkup perkembangan kognitif anak difabel grahita. Mahasiswa Prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) seudah menguji lapangan metode finger painting ini.
Ada Helmawati Sholikha, Valentinus Yoga Wirantoro dan Imelda Sari. Helmawati mengatakan, finger painting merupakan jenis kegiatan membuat gambar yang dilakukan dengan menggoreskan adonan warna (bubur warna secara langsung.
"Menggunakan jari tangan secara bebas di atas bidang gambar, batasan jari di sini semua jari tangan mulai telapak sampai pergelangan, finger painting ini merupakan kegiatan melukis menggunakan jari," kata Helmawati, Jumat (13/3).
Imelda menjelaskan, mereka mengenalkan warna secara langsung dengan bermain. Sehingga, ketika menenrapkannya, anak difabel grahita tidak merasa sedang belajar, suasananya menyenangkan dan mereka dapat menyukai kegiatannya.
"Memakai beberapa pewarna seperti spidol, cat air dan benda sekitar dalam mengenalkan warna sampai eksperimen pencampuran warna dan anak turun langsung, serta melihat langsung hasilnya," ujar Imelda.
Valentinus menerangkan, finger painting ini merupakan pula metode eksperimen atau percobaan sederhana. Metode eksperimen tidak lain pemberian kesempatan
kepada anak melakukan suatu percobaan dan dilakukan secara berulang-ulang.
"Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dalam bentuk Single Subject Research (SSR)," kata Valentinus.
Observasi awal memang belum maksimal dalam mengenal warna dan memahaminya, karena hanya ada beberapa warna saja yang ditebak anak. Desain SSR dibagi menjadi tiga tahap, baseline satu, invervensi dan baseline dua.
Hasil penelitian ini, finger painting dengan metode eksperimen efektif untuk mengenalkan warna kepada anak difabel grahita. Penelitian ini berhasil meraih dana penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.