Oleh Prof KH Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)
REPUBLIKA.CO.ID, Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan isu hari kiamat. Ada yang menghubungkan dengan wabah Corona (Covid-19) sebagai tanda-tanda kecil ('alamt shugra) datangnya hari kiamat.
Peristiwa hari kiamat yang berkembang dalam masyarakat kita terlalu bersifat fisik, padahal kiamat dalam Alqur’an dan hadis multi tafsir. Musibah dalam bentuk wabah atau pandemi seperti yang sama-sama dihadapi seluruh bangsa di dunia boleh saja dianggap sebagai sebuah pembelajaran (lesson learning) tetapi sebaiknya jangan didramatisir sedemikian rupa sehingga menimbulkan ketakutan dan kecemasan di dalam masyarakat. Doa-doa yang banyak beredar di dalam social media seperti membayangkan besok sudah akan kiamat. Padahal tanda-tanda menengah (‘alamat al-wustha) belum tampak.
Alqur'an tidak merinci kapan dan bagaimana kiamat itu terjadi. Alqur’an hanya menjelaskan bahwa: “Telah dekat terjadinya Hari Kiamat. Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah”(Q.S an-Najm : 57-58).
Dalam ayat lain dikatakan: "Mereka menanyakan kepadamu tentang hari akhir : “Kapankah terjadinya?”. Katakanlah:”Sesungguhnya pengetahuan tentang itu ada pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat bagi yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”.
Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah:”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Tuhan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS AL-A’raaf :187).
“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan”. (Q.S. Gafir/40:16).
“(yaitu) hari (ketika) kamu (lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari (azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk”. (Q.S. Gafir/40:33).
“Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu)”. (Q.S. al-Syura/42:47).
“yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan.” (Q.. al-Dukhan/44:41)
“Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disama-ratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun”. (Q.S. an-Nisa’/4:42).
Hanya dalam beberapa hadis, khususnya hadis Riwayat Muslim dari Huzaifah merinci tanda-tanda akan datangnya hari kiamat ialah: 1) Munculnya dukhan (asap) beracun yang menyebabkan kematian secara fatal, 2) Munculnya Dajjal menebarkan fitnah besar yang juga mengakibatkan kematian massif. 3) Munculnya Dabbah, sejenis binatang raksasa yang akan muncul di sekitar perbukitan kota Mekkah, 4) Matahari timbul dan tenggelam secara tidak beraturan, dan sudah pasti mengakibatkan dampak rusaknya ekosistem yang mengancam kehidupan, 5) Turunnya kembali Nabi Isa As ke bumi dan kehadirannya membawa secercah harapan, 6) Munculnya Ya’juj dan Ma’juj dalam jumlah massif yang juga akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, 7) Bermunculannya Gempa bumi dahsyat di berbagai belahan bumi bagian Timur, 8) Disusul dengan munculnya gempa di belahan bumi nagian Barat, 9) Disusul juga gempa dahsyat di kawasan Semenanjung Arab, dan 10) Munculnya Api raksasa yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar.
Sebelum tanda-tanda besar itu muncul terlebih dahulu diawali dengan beberapa tanda-tanda kecil sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi, di antaranya ialah: Penaklukan Baitulmuqaddis, perzinahan merajalela, pemimpin terdiri atas orang-orang dhalim dan jahil, alat-alat music semakin ramai, masjid didekorasi secara berlebihan, putusnya silaturrahim secara massif, berlomba-lomba mencari ilmu untuk mengejar jabatan, banyaknya ulama meninggal dunia, orang-orang hina mendapatkan jabatan penting, memberi salam kepada hanya sahabat dekat, populasi perempuan lebih banyak daripada laki-laki, dusta dan fitnah merajalela, banyaknya orang yang bersaksi palsu, negeri Arab menjadi hijau dan banyak air mengalir, jarak antara satu pasar dengan pasar lain semakin berdekatan, banyaknya orang mewarnai rambut, kekayaan umum dikuasai segelintir orang secara tidak adil, maraknya profokator dan tukang kritik, penyimpangan seksual merajalela, krisis amanah di dalam masyarakat, taat kepada isteri tetapi durhaka kepada orang tua, Anggota polis semakin ramai yang menunjukkan semakin banyak kerosakan, mendahulukan lelaki menjadi imam bukan kerana ilmu tetapi kerana suaranya yang merdu, jual beli jabatan dan politik uang merajalela, merebaknya gaya hidup mewah di kalangan umat Islam, orang fasik dimuliakan orang shaleh dipinggirkan, meningkatnya angka bunuh diri, dan banyaknya orang mati mendadak.(Bersambung).