Kamis 23 Apr 2020 16:51 WIB

Ini Sejumlah Langkah Kemendikbud Hadapi Covid-19

Kemendikbud negosiasi penyedia jasa internet untuk paket ramah kantong mahasiswa.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam
Foto: Kemendikbud
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam mengatakan kementerian telah melakukan sejumlah langkah strategis dalam menangani Covid-19. Langkah itu mulai dari kebijakan terkait ASN hingga penguatan platform belajar daring.

Nizam menjelaskan Kemendikbud telah mengeluarkan surat edaran untuk para ASN dan pekerja lainnya agar bekerja dari rumah. Perguruan tinggi di semua daerah juga diimbau melaksanakan pembelajaran secara daring dari rumah.

Baca Juga

"Kami juga telah melakukan refocusing anggaran untuk mendukung program 13 Fakultas Kedokteran (FK) dan 13 Rumah Sakit Pendidikan (RSP) sebagai pusat tes serta melayani pasien Covid-19. Pengadaan 60.000-80.000 APD dan 150.000 Reagen Covid-19 melalui jalur diplomatik dan kerja sama dalam negeri," ujar Nizam, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (23/4).

Nizam menyampaikan Kemendikbud melakukan penguatan platform pembelajaran daring. Kemendikbud juga melakukan negosiasi dengan pihak penyedia jasa internet untuk menggratiskan laman pendidikan dan paket internet ramah kantong untuk para mahasiswa.

Ditjen Dikti juga memberikan dukungan untuk mahasiswa yang tidak mampu melalui 400.000 KIP Kuliah untuk dapat diakses mahasiswa. "Kami sudah meminta perusahaan telekomunikasi untuk memberikan akses gratis pada tautan pembelajaran Kemendikbud dan perguruan tinggi yang terdaftar," tambah Nizam.

Ditjen Dikti juga telah memberikan beberapa fasilitas untuk menunjang pembelajaran secara daring, mulai dari PJJ, INHERENT, ID-REN, SPADA, kerja sama dengan operator layanan internet, kerja sama dengan perusahaan komunikasi, serta melakukan kerja sama dengan beberapa platform yaitu, Indonesia Cyber Education, Universitas Terbuka, Google Suite, Nvdia-Artificial Intelligence Courses, hingga Amazon web services.

Beberapa penelitian riset yang dilakukan perguruan tinggi untuk menghadapi Covid-19 seperti pembuatan penyanitasi tangan, pelindung wajah, ventilator, penyaring udara, sterilisasi dan disinfektan, hingga big data analytics. "Saya sangat berterima kasih kepada perguruan tinggi, karena bersemangat ikut andil dalam berinovasi pada penelitian untuk penanganan COVID-19. saya harap semakin banyak lagi inovasi yang dilakukan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membantu penanganan COVID-19 ini," harap dia.

Nizam menyampaikan indeks survei terkait pembelajaran secara daring yang sudah berjalan kurang lebih dalam waktu satu bulan. Sebanyak 237.193 responden mahasiswa, 94,73 persen sudah melakukan pembelajaran secara daring.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring masih banyak kendala mulai dari koneksi internet, aplikasi yang digunakan, kualitas penyajian dan fasilitas. Seluruh perguruan tinggi diharapkan untuk saling berbagi modul pembelajaran dan memperkuat konsep Merdeka Belajar dalam pembelajaran secara daring.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement